Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyuwangi Gelar “Rembuk Anak”, Wadah Salurkan Aspirasi Untuk Kebijakan Pembangunan Daerah

banyuwangi-gelar-“rembuk-anak”,-wadah-salurkan-aspirasi-untuk-kebijakan-pembangunan-daerah
Banyuwangi Gelar “Rembuk Anak”, Wadah Salurkan Aspirasi Untuk Kebijakan Pembangunan Daerah

ngopibareng.id

Banyuwangi Selasa, 22 Juli 2025 13:04 WIB

Forum “Rembuk Anak” kembali digelar di Banyuwangi. Ajang ini menjadi wadah untuk menjaring aspirasi anak-anak untuk menjadi pertimbangan dalam penyusunan kebijakan daerah. Rembuk Anak ini juga diikuti anak berkebutuhan khusus (ABK) dan murid homeschooling.

Rembuk Anak ini diinisiasi Pemkab Banyuwangi. Kegiatan ini digelar di pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Senin, 21 Juli 2025 kemarin. Sedikitnya ada 50 pelajar SMP dan SMA dari berbagai wilayah Banyuwangi turut serta dalam kegiatan ini. Tak hanya pelajar sekolah formal, peserta juga berasal dari anak yatim piatu, ABK, hingga siswa homeschooling.

Berbagai isu dibahas dalam forum tersebut. Anak-anak menyampaikan berbagai usulan. Ada enam isu utama yang berkaitan langsung dengan kehidupan anak-anak dan remaja. Diantaranya cyberbullying, kekerasan terhadap anak, perundungan di sekolah, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, hingga hubungan dalam keluarga.

“Rembuk Anak ini adalah ruang penting bagi anak-anak untuk menyampaikan gagasan, ide, dan keresahan mereka,” jelas Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Selasa, 22 Juli 2025.

Ipuk menambahkan, melalui kegiatan ini, anak-anak telah berpartisipasi membangun Banyuwangi.

“Kalian tidak hanya memberi saran, tapi juga punya tanggung jawab saling mengingatkan sesama teman sebaya,” ungkapnya.

Ipuk menegaskan, masukan dari anak-anak dalam Rembuk Anak tersebut, akan menjadi bagian dari penyusunan kebijakan yang ramah anak di Banyuwangi. Ia berharap para peserta bisa menjadi penggerak perubahan, terutama di lingkungannya masing-masing.

“Kalau dari 50 anak ini bergerak, Insya Allah anak-anak Banyuwangi di luar sana akan ikut semangat, punya tekad, dan mimpi tinggi untuk berpartisipasi membangun daerahnya,” tegasnya.

Baca Juga

Salah satu peserta, Jeanny Annisa Risqiah mengatakan, timnya mengusulkan pembentukan komunitas anti-cyberbullying, aplikasi edukasi media sosial, serta wadah aman untuk para korban.

“Korban biasanya ingin identitasnya dilindungi, jadi penting ada komunitas yang mendampingi mereka,” ungkapnya.

Dia mengaku tertarik mengikuti Rembuk Anak ini karena ingin tahu lebih banyak tentang kehidupan remaja lainnya, bersosialisasi dan bertukar gagasan dengan peserta lainnya.

Peserta dari SMA Luar Biasa (LB) Banyuwangi, Ilham, mengusulkan agar ruang-ruang publik di Banyuwangi diisi informasi dalam huruf braille untuk memudahkan akses anak-anak difabel.

“Kalau semua tempat ada informasi pakai braille, kami bisa tahu tentang bangunan-bangunan dan fasilitas di Banyuwangi,” ujarnya.