Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bukan Avatar Pengendali Api, Hanya Brigade Penjaga Depo Energi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Detik.com



Banyuwangi

Sirene meraung di tengah suhu panas 38 derajat celsius Depo Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (26/9) siang. Tabung putih raksasa dengan diameter serupa gumuk menyemburkan air dari sisi-sisi puncak menaranya. Asap putih bercampur semburat warna merah menyeruak di antara percik air dari tabung bernomor lambung 17 tersebut.

Mobil berwarna merah marun lalu melaju kencang dengan strobo disertai suara dering melengking. Empat lelaki dengan alat pelindung diri (APD) lengkap bergelantungan di sisi kiri dan kanan mobil itu, melintasi gang-gang berukuran 2 meter dan berhenti di jarak kurang dari 100 meter dari tabung putih yang merupakan tangki 17 penyimpan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Depo Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi.

Bersamaan dengan itu seorang lelaki paruh baya memikul slang seberat hampir 20 kilogram. Pakaian tebal yang basah bukan penghalang baginya untuk bergerak cepat. Suara engah napas terdengar kencang di tengah-tengah lari kecilnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Slang yang menjuntai itu lalu dihubungkan pada pompa hydrant utama. Slang lainnya terhubung langsung ke mobil yang mengatur tingkat tekanan udara. Jarum regulator pada pompa naik turun secara konstan, sementara mesin pompa terdengar mengerang.

Seorang pamen mengoperasikan pompa dan mengatur pembagian tekanan air pada masing-masing slang. Nozzleman tampak menggenggam erat ujung slang mengatur spray agar tertuju tepat pada sasaran. Tiga orang helper berada di belakang nozzleman seraya menjepit erat slang berisi air bertekanan udara tingg di ketiaknya.

Fire commander sibuk memberi kode dengan tangan kanannya untuk mengarahkan tim agar menembakkan air pada titik api yang mulai menyala-nyala. Sementara tangan kanannya menggenggam handy talky dan mengabarkan setiap perkembangan upaya pemadaman api kepada posko utama.

Mereka bukan Avatar pengendali api, tapi mereka adalah Fire Brigade atau Brigade Api Pertamina, garda terdepan penyelamat saat bencana kebakaran melanda pusat penyimpanan energi. Fire Brigade di Depo Pertamina Terminal Integrated Tanjung Wangi yang bertugas memadamkan api di tangki 17 siang itu terdiri dari 8 orang. Mereka adalah orang-orang terlatih yang telah ditempa di fasilitas Health Safety Security Environment (HSSE) milik PT. Pertamina Patra Niaga.

Fire Brigade Pertamina BanyuwangiTim Fire Brigade mengarahkan slang berisi air ke tangki 17 Depo Pertamina Terminal Integrated Tanjung Wangi. Foto: Eka Rimawati/detikJatim

Rochman Harianto adalah salah satu dari puluhan petugas di unit HSSE yang bertugas siang itu. Dengan pengalaman selama 26 tahun di unit HSSE, lelaki bertubuh tegap dengan tinggi 173 sentimeter itu mendedikasikan diri dalam Unit Keselamatan dan Keamanan Energi Untuk Negeri, khususnya dalam tim Fire Brigade.

“Memang bercita-cita menjadi pemadam, bisa membantu mengatasi kebakaran itu menjadi salah satu tujuan utama saya. Kalau sudah soal keselamatan, saya tidak bisa bicara. Apalagi tugas kami ini menjaga energi untuk kebutuhan negeri yang kaitannya dengan hajat hidup orang banyak dan keselamatan. Tentu ini menjadi kebanggaan sendiri,” ungkap Rochman kepada detikJatim, Jumat (27/10).

“Belum tentu keselamatan kami ada yang menjamin selain kita sendiri, itu seninya. Kami dan tim menjalankan prosedur pengamanan untuk mengamankan pekerja lainnya dan tentunya lingkungan sekitar dari bahaya kebakaran itu. Itu jadi kebanggaan sendiri,” imbuhnya dengan senyum mengembang.

Rochman memiliki dua orang anak yang masih sekolah. Pekerjaan penuh risiko tinggi ini kerap ia ceritakan kepada anak-anaknya. Saat melangkahkan kaki keluar dari pintu rumah, Rochman selalu siap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi karena tanggung jawab berat yang dipikulnya tersebut.

“Tantangannya memang besar, risikonya tinggi. Saat kita di depan itu kan pegang spray yang di ujung slang itu. Kalau salah, spray-nya itu bukan mematikan api, kita malah bisa mati sendiri, karena itu bisa berbalik ke arah kita dan membakar kita,” papar Rochman.

Selamat dari serangan api, bukan berarti Rochman selamat dari risiko lainnya. Pekerjaan yang bergelut dengan gas dan minyak itu juga memberikan risiko tersendiri bagi organ dalam tubuhnya. Dalam pengecekan rutin tahunan, diketahui paru-paru Rochman ditemukan flek akibat kerap menghirup udara bercampur gas dan minyak. Namun, ia bersyukur tidak mengalami gangguan kesehatan yang lebih serius.

“Waktu dicek itu ya paru-parunya ada flek, tapi kan itu di-cover semua dengan fasilitas kesehatan yang memadai dan setiap hari itu ada jatah susu untuk menjaga tubuh, termasuk organ dalam itu,” katanya.

Fire Brigade Pertamina BanyuwangiRochman Harianto menyiapkan slang dengan spray terarah ke tangki 17 Depo Pertamina Terminal Integrated Tanjung Wangi. Foto: Eka Rimawati/detikJatim

Komitmen yang sama juga dipegang teguh oleh seorang Rizal Ardianto. Sebagai tim Fire Brigade, Rizal kerap mengemban berbagai tugas. Sesekali ia menjadi nozzleman, terkadang menjadi pamen dan helper. Kemampuan serupa wajib dimiliki oleh semua anggota tim Fire Brigade. Sebab, itu merupakan langkah antisipasi jika terjadi hal yang tak diinginkan oleh salah satu anggota tim. Tak bisa dimungkiri, rasa takut saat berhadapan dengan api yang berkobar kerap membuat bulu kuduknya bergidik. Tapi, itu bukan halangan, kewajiban tetap harus dituntaskan.

“Yang pasti rasa takut itu pasti ada, cuman kalau kita tidak menghadapi ketakutan tersebut, kita pasti kayak gimana ya, kita juga kan manusia biasa ya. Tapi, karena kita kan tugas ya, harus selalu tetap fokus. Jadi apa yang kita kerjakan sesuai apa yang kita latih dari dulu, sesuai prosedur dan fokus,” tegas Rizal.

Rizal dkk memegang satu teori bahwa sebelum menyelamatkan orang lain, Fire Brigade harus memastikan diri mereka aman dan terlindungi.

“Kita juga harus aware dan peduli pada keselamatan diri sendiri dulu, kalau tidak nanti malah menambah korban. Jadi, pastikan diri kita aman dan selamat dengan alat pelindung diri, membasahi diri dulu, setidaknya untuk mencegah agar api tidak mudah menyambar, baru melakukan penyelamatan,” pungkas Rizal.

Hari itu adalah simulasi penanggulangan kebakaran tangki 17 Depo Pertamina Terminal Integrated Tanjung Wangi. Skenarionya, kebakaran dipicu tumpahan BBM dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) Coco di Jalan Gatot Subroto Banyuwangi. Namun, tak jarang Rochman Harianto dan Rizal Ardianto berhadapan dengan api dalam kondisi darurat yang sesungguhnya.

Fire Brigade Pertamina BanyuwangiSuasana Depo Pertamina Terminal Integrated Tanjung Wangi dari udara terlihat sejumlah tangki BBM yang lokasinya di sekitar SPBU dan pabrik pupuk. Foto: Eka Rimawati/detikJatim

Kolaborasi Cegah Kebakaran, Selamatkan Energi dan Lingkungan

Depo Pertamina di Terminal Integrated Tanjung Wangi merupakan objek vital yang memasok BBM untuk wilayah Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang dengan kapasitas total 105.168 kiloliter. Tangki 17 di depo tersebut menampung 20.000 kiloliter. Sedikit percikan api bisa memantik kebakaran yang lebih besar hingga merambat ke dua tangki lainnya di satu area tersebut.

Jika itu terjadi, pasokan BBM ke sejumlah SPBU di 5 kabupaten tersebut, serta distribusi BBM ke fuel terminal lain yang ada di area NTB dan NTT bisa terganggu. Bahkan, bahaya lainnya dari kebakaran akan memicu ledakan yang membahayakan objek vital lainnya di sekitar depo. Yakni pabrik pupuk dan perusahaan Semen Bosowa. Oleh karena itu, dalam 10 menit Brigade Api Pertamina dituntut harus bisa memadamkan api.

Andrie Buana, Integrated Terminal Manager Tanjung Wangi mengungkapkan, kolaborasi dan komunikasi antarpekerja di depo menjadi ujung tombak keberhasilan mengatasi ancaman yang ada di sekitar tangki 17. Gerak cepat tim pemadam api dari internal Pertamina yang dibantu juga dari pemerintah daerah adalah langkah yang patut diapresiasi. Hari itu, kebakaran pada tangki 17 Depo Pertamina menjadi pelajaran berharga dalam simulasi yang digelar untuk pencegahan bencana energi dan lingkungan.

“Ini bagian dari simulasi keadaan darurat. Ini adalah upaya kami untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Bagaimanapun bisnis kami adalah penyaluran, penimbunan, dan penerimaan BBM yang kondisinya memang berbahaya,” kata Andrie.

Berkaca dari peristiwa yang terjadi pada Depo Plumpang, simulai tersebut juga untuk mengedukasi dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Menjadi penegas bahwa Pertamina telah memastikan keamanan lingkungan di sekitar depo.

“Melalui ini kami juga ingin mengajarkan ke masyarakat bahwa seperti inilah cara kami ketika menangani kondisi darurat,” imbuh Andrie.

Fire Brigade Pertamina BanyuwangiTim Fire Brigade berupaya memadamkan api di tangki 17 Depo Pertamina Terminal Integrated Tanjung Wangi. Foto: Eka Rimawati/detikJatim

Selain simulasi kebakaran di tangki 17, Pertamina Integrated Terminal Tanjung Wangi juga menggelar simulasi tumpahan minyak di area pantai. Dalam simulasi tersebut, tim HSSE juga berhasil mengamankan tumpahan minyak di sekitar kapal agar tidak mencemari perairan Selat Bali.

Onscene Commander HSE, Muhammad Naufal Aditya Fahmi menambahkan, setiap tim Fire Brigade PT Pertamina Patra Niaga sudah memahami risiko dan tantangan dalam bertugas. Keberhasilan mengemban tanggung jawab juga tidak lepas dari kerja sama, baik internal maupun eksternal. Dalam simulasi dan penanganan situasi darurat, pihaknya selalu melibatkan pemerintah daerah untuk mengatasi krisis.

“Teman-teman pastinya sudah tahu ya, karena di sini kan teman-teman bekerja di industri LNG, jadi ketika itu terjadi ya itu tanggung jawab awal. Ini pekerjaan dan tanggung jawab mereka. Saya pun dulu juga tidak mengira masuk di jabatan yang sekarang ini, cuman ketika sudah menjabat, ya mau tidak mau sudah tahu risikonya. Tanggung jawabnya, ya harus jadi yang paling berani,” jelas Naufal.

“Kerja sama dengan pemerintah daerah dan jajarannya itu pasti, dan itu penting,” tambahnya.

Sebagai pemasok energi terbesar milik negara, PT Pertamina Patra Niaga dituntut untuk tidak mengabaikan aspek lingkungan, sosial, dan governance. Menjaga energi setara menyelamatkan masa depan negeri.

Simak Video “Rumah Dinas Dokter RS Otanah Terbakar, Diduga Korsleting Listrik
[Gambas:Video 20detik]
(erm/dte)

source