Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dinas Perikanan Kembangkan Udang Vaname Tawar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Potensi budi daya udang vaname digadang-gadang mampu meningkatkan perekonomian nelayan di Banyuwangi. Saat ini, permintaan pasar lokal maupun luar negeri terhadap udang vaname semakin meningkat. Apalagi kualitas air serta kondisi alam di Banyuwangi sangat mendukung untuk membudidayakan udang tersebut.

KRIDA HERBAYU, Banyuwangi

Selain jenis ikan air tawar yang bisa dibudidayakan, ada juga jenis udang yang bisa dikembangkan di air tawar, yaitu udang vaname. Udang vaname (Litopenaeus vannamei) cukup terkenal karena memiliki keunggulan dibanding udang pada umumnya. Salah satunya adalah ketahanan udang ini terhadap penyakit.

Dinas Perikanan dan Pangan Banyuwangi membuat terobosan budi daya udang vaname dengan pola air tawar. Budi daya udang vaname adalah bisnis yang sangat menjanjikan jika ditekuni dengan sungguh-sungguh.

Kini Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Perikanan dan Pangan mulai melirik usaha ini dan mencari bagaimana membudidayakan udang vaname secara tradisional. Udang vaname ini memiliki nilai jual yang sangat tinggi karena memiliki cita rasa yang enak. Di samping itu, spesies udang ini cukup kuat dari serangan penyakit serta cuaca yang tidak menentu. Oleh karena itu, cara budi daya udang vaname secara tradisional ini dinilai sangat cocok bagi para pemula.

Terkait dengan pengembangan budi daya udang vaname air tawar tersebut, akan segera dilakukan di tahun 2018 ini. Pada dasarnya, udang adalah hewan yang hidup di perairan seperti di laut, sungai, serta danau.

Udang bisa ditemukan dengan mudah pada genangan air yang berukuran besar seperti di air tawar, air payau, dan air laut dengan tingkat kedalaman yang bervariasi pula. Sementara itu, pengolahan udang vaname secara tradisional dinilai masih sangat terbatas hingga saat ini.

Oleh karena itulah, pemkab mulai mengembangkan budi daya udang vaname air tawar secara tradisional guna meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan.

Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo mengatakan, untuk pengembangan budi daya udang vaname di air tawar ini pihaknya akan menggandeng sejumlah teknisi dan akademisi, salah satunya dari Universitas Airlangga kampus Banyuwangi. ”Pembudidayaan udang vaname air tawar ini akan di lakukan di sejumlah kecamatan yang kondisi wilayahnya dinilai cocok untuk upaya tersebut,” jelas Hary.

Udang vaname sudah bisa mulai dipanen ketika memasuki usia empat hingga lima bulan. Kriteria ukuran udang yang ideal pada saat dipanen ini memiliki jumlah kurang lebih 40-50 ekor udang dalam berat satu kilogram (kg). Sehingga udang- udang yang dipanen ini kurang lebih memiliki ukuran dan bobot yang sama.

Pemilihan lokasi pada saat budi daya udang adalah hal yang penting. Dari beberapa kecamatan yang ada di Banyuwangi, Kecamatan Gambiran dan Sempu merupakan lokasi yang tepat bagi pengembangan udang vaname air tawar. Karena selain kualitas air yang bagus, lokasi tersebut juga mampu mengembangkan potensi sumber daya manusia yang ada di kecamatan tersebut.

Setelah sebelumnya, Dinas Perikanan dan Pangan menerapkan program 100 ribu kolam air tawar dan pembudidayaan ikan lele menggunakan sistem bioflok yakni sistem pemeliharaan ikan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budi daya menjadi gumpalan-gumpalan kecil yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan. Dengan sistem itu, masyarakat membuat kolam ikan lele menggunakan terpal yang di tempatkan di dalam boks.

Hary menjelaskan, untuk meningkatkan gairah masyarakat di dalam budi daya ikan lele tersebut, pemerintah daerah menggelar kegiatan Nasi Bungkus Panas Olahan Lele (Sibunas Olele) yang di tahun 2018 ini sudah masuk dalam salah satu rangkaian Banyuwangi Festival. ”Nantinya festival tersebut akan diselenggarakan di Sempu, setelah sebelumnya digelar di Gambiran,” ungkap Hery.(radar)