The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Candra Jagat Book Launching: Traces of Local Wisdom in Banyuwangi Ancient Manuscripts

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

TIMES BANYUANGI, BANYUWANGI – Sebagai kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Banyuwangi Regency menyimpan segudang tradisi dan budaya masa silam. Therefore, menerbitkan buku berbasis naskah kuno memiliki peran penting dalam turut melestarikan warisan tradisi dan budaya Bumi Blambangan.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten (Dispusip) Banyuwangi baru saja melaunching sebuah buku berbasis naskah kuno berjudul Candra Jagat. Welly Abdur Ridho, Wiwin Indiarti, dan Anasrullah yang menulis buku tersebut merupakan aktivis dan peneliti naskah kuno Banyuwangi. Mereka terlibat dalam kegiatan terkait preservasi naskah kuno Nusantara, khususnya yang ada di wilayah tapal kuda, including Banyuwangi.

Salah satu penulis buku tersebut, Wiwin Indiarti, say, Candra Jagat adalah kisah tentang pencarian ilmu sejati: syariat, tarekat, makrifat, dan hakikat. Alkisah Raden Candra Jagat dan Ratu Salaliyat. Keduanya sama-sama sakti dan berilmu tinggi.

Mampu menghilang dalam sekejap mata, memiliki istana di langit, berkuasa atas segenap jin dan siluman. But, kata Sang Pandita Jati, ilmu sejati tak akan pernah mencapai kesempurnaan jika dalam kesendirian. Ilmu sejati tak akan pernah bisa digapai jika hidup tanpa bersuami isteri.

“Kisah berwujud puisi naratif dalam Candra Jagat membawa kita ke dalam perjalanan spiritual seorang tokoh bernama Candra Jagat yang menapaki takdirnya dalam menggali ilmu syariat, tarekat, hakikat, makrifat, dan ilmu hikmat sebagai ilmu kesejatian. Candra Jagat membuka pintu ke dunia spiritual dan pengetahuan lokal yang mendalam,he explained, Thursday (23/11/2023).

According to him, kisah perjalanan Candra Jagat dalam menempuh takdirnya menjadi cermin bagi kita semua. Dalam laku ngelmunya, kita belajar tentang ketabahan di tengah rintangan.

Buku-Candra-Jagat-a.jpgPenulis buku naskah kuno Candra Jagat bersama Kadispusip Banyuwangi, It was Kostolani. (PHOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia

Dan dalam pencarian ilmu kesejatian, kita mendapati kebijaksanaan yang melampaui zaman. Naskah Candra Jagat ditulis dalam aksara Pegon dan berlanggam tembang.

Candra Jagat adalah simfoni pengaruh Islam dalam kesusastraan Indonesia. Naskah ini termasuk dalam cerita tasawuf. Ia bukan sekadar sebuah cerita, melainkan arus kebijaksanaan yang mengalir dalam setiap baitnya.

“Tidak sekadar teks tertulis, Candra Jagat juga hidup dalam ritual tradisi pelantunan tembang cara Madura yang dikenal sebagai mamaca. Tradisi pelantunan tembang Candra Jagat ini hidup dan berkembang dalam komunitas Madura di Banyuwangi, khususnya di Desa Bayu Kecamatan Songgon," he said.

Candra Jagat bukan hanya naskah kuno yang menjadi warisan teks, namun ia dibaca dan diwujudkan dalam irama kehidupan sehari-hari.

Sebagai wilayah multikultural, Banyuwangi menjadi ladang subur bagi keberagaman tradisi dan budaya. Setiap naskah kuno yang diangkat ke permukaan melalui program penerbitan menjadi jendela ke masa lalu yang membawa kita dalam perjalanan menggali akar-akar identitas lokal.

Penerbitan buku Candra Jagat diharapkan dapat menjadi pemicu peningkatan budaya literasi di masyarakat Banyuwangi. Dengan memahami dan merayakan nilai-nilai lokal, kita dapat mengukir masa depan yang berakar pada kearifan nenek moyang.

Penerbitan buku Candra Jagat adalah persembahan berharga bagi masyarakat Banyuwangi, sebuah undangan untuk merayakan identitas, history, dan kearifan yang membentuk kita sebagai satu bangsa.

Saya berharap buku ini dapat menjadi jendela bagi pembaca untuk memahami dan mengapresiasi kekayaan budaya yang ada di Banyuwangi, terutama yang terkandung dalam naskah kuno seperti Candra Jagat . Melalui buku ini, semoga generasi muda dapat meresapi dan menghargai warisan budaya kita,” ujar Wiwin.

For your information, Candra Jagat merupakan buku yang terbit di tahun keempat program penerbitan buku berbasis naskah kuno di Banyuwangi. Melalui program penerbitan buku transliterasi dan terjemahan naskah kuno, Dispusip Kabupaten Banyuwangi telah berhasil menghidupkan kembali kepingan-kepingan warisan budaya yang terpencar.

Dispusip Kabupaten Banyuwangi telah meluncurkan program penerbitan buku transliterasi dan terjemahan naskah kuno sejak tahun 2020. Program ini telah membuahkan beberapa terbitan buku seperti Lontar Sri Tanjung (2020), Lontar Hadis Dagang (2021), Lontar Juwarsah (2022), hingga Katalog Naskah Kuno Banyuwangi (2021 & 2022). Inisiatif ini adalah bukti nyata dari kepedulian terhadap keberlanjutan warisan literasi yang dimiliki oleh Banyuwangi. (*)

herald : Syamsul Arifin
Editor : Imaduddin Muhammad

source