RADARBANYUWANGI.ID – Sebanyak 11 ”orang pintar” yang tergabung dalam Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) menggelar ritual spiritual di kawasan Pantai Watudodol, Kecamatan Kalipuro, Senin (7/7).
Ritual ini dilakukan untuk mengetahui lokasi para korban tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang masih belum ditemukan.
Ritual berlangsung Minggu (6/7) sejak 16.00 hingga 00.00 Senin (7/7) dini hari. Ritual kali ini dipimpin langsung oleh Ketua Perdunu Abdul Fatah Hasan.
Lokasi kawasan Pantai Watudodol dipilih karena letaknya yang dianggap paling dekat dengan titik tenggelamnya kapal di Selat Bali tersebut.
“Selain tahlilan, kami melakukan ritual sesuai keilmuan yang kami miliki untuk mencoba menjangkau secara spiritual keberadaan para korban yang hingga kini (kemarin) belum ditemukan,” ujar Gus Fatah, panggilan akrabnya.
Dalam ritual itu, para dukun menggunakan sejumlah sarana seperti berbagai jenis bunga dan dupa.
Semua sesaji tersebut kemudian dihanyutkan ke Selat Bali sebagai media komunikasi kepada roh para korban KMP Tunu Pratama Jaya.
Fatah menjelaskan bahwa ritual kali ini berbeda dengan yang pernah dilakukan sebelumnya. Yakni saat kejadian tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala di perairan utara Bali pada 21 April 2021 lalu.
“Kalau KRI Nanggala, gambarannya menunjukkan para korban berkumpul di satu titik. Sementara korban KMP Tunu Pratama Jaya ini berpencar di banyak titik. Karena itu, ritual kami fokuskan untuk mendeteksi posisi korban, bukan kapalnya,” jelas Fatah.
Fatah juga menuturkan bahwa salah satu anggota Perdunu, yakni Gus Fahru juga melakukan upacara spiritual di Alas Purwo. Ritualnya berbeda dengan yang ia lakukan di area sekitar Pantai Watudodol.
“Metode ritual yang dilakukan Gus Fahru berbeda dengan saya serta yang teman-teman lakukan karena dekat dengan titik kejadian. Karena itulah saya memilih Pantai Watudodol, sedangkan Gus Fahru di Alas Purwo,” pungkasnya. (cw6-M Ksatria Raya/sgt)