Banyuwangi, Jurnalnews.com – Masyarakat Desa Alasbuluh tengah dihebohkan oleh polemik penebangan pohon randu di lahan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Persoalan ini memicu perdebatan sengit antara dua kelompok masyarakat yang pro dan kontra. Situasi semakin memanas dengan beredarnya pamflet yang mengatasnamakan masyarakat adat dan mencantumkan nama H. Sugiyanto sebagai koordinator.
Menanggapi hal tersebut, H. Sugiyanto yang juga merupakan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Alasbuluh, memberikan klarifikasi tegas. Ia membantah keterlibatannya dalam pembuatan maupun penyebaran pamflet tersebut.
“Perlu saya jelaskan, bahwa di pamflet itu memang tertulis nama saya, atau mungkin nama yang sama dengan saya, tapi tidak ada tanda tangan saya. Demi Allah, demi Rasul, di atas Al-Qur’an saya bersumpah bahwa bukan saya yang membuat dan bukan saya yang menyuruh,” ujar H. Sugiyanto saat ditemui di bengkel motor miliknya.
Lebih lanjut, ia mengaku tidak mengetahui tujuan dari pembuatan pamflet tersebut, apakah sebagai bentuk keseriusan atau sekadar gurauan. “Saya tidak tahu apa maksud dari pamflet itu. Yang jelas, itu bukan atas nama saya karena saya merasa tidak pernah menandatangani apa pun terkait hal itu. Mungkin ada nama lain yang sama dengan saya, dan saya pribadi tidak mempermasalahkan keberadaan pamflet tersebut,” jelasnya.
H. Sugiyanto juga menyinggung kemungkinan adanya pihak yang tidak menyukainya. Namun, ia tetap mendoakan yang terbaik bagi mereka. “Jika ada yang membenci atau dengki terhadap saya, semoga mereka mendapat hidayah, terlebih di bulan suci Ramadan ini. Sekali lagi, saya tegaskan bahwa saya tidak ada kaitannya dengan pamflet yang tersebar tersebut,” pungkasnya. (Venus Hadi).
