RADARBANYUWANGI.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Banyuwangi akan memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2025.
Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Agustus, dengan potensi curah hujan yang cukup minim.
Prakirawan Ibnu Haryo mengatakan, berdasarkan rilis BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur, dari 74 Zona Musim (ZOM) di provinsi ini, sebanyak 38 ZOM (51,4 persen) diperkirakan akan memasuki musim kemarau pada April 2025, termasuk wilayah Banyuwangi.
Baca Juga: Lewis Hamilton Akui Kelemahan di Kualifikasi Bahrain, Leclerc Membuktikan Kehebatan Ferrari
”Sebagian wilayah Banyuwangi diprediksi memasuki kemarau mulai April ini. Sebagian mengikuti mulai Mei. Puncaknya pada Agustus,” kata Ibnu kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Minggu (13/4).
Adapun wilayah yang memasuki kemarau dasarian I–III April meliputi Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldlimo, Tegalsari, dan Wongsorejo.
Sementara untuk dasarian I–III Mei, beberapa kecamatan diprediksi mulai mengikuti kemarau panjang. Yakni meliputi Genteng, Glenmore, Kalibaru, Kalipuro, Licin, Sempu dan Songgon.
Baca Juga: Seru! Ratusan Pemancing Antusias Ikuti Lomba Mancing Mania Kapolresta Banyuwangi Cup 2025
”Dasarian adalah satuan waktu meteorologi yang lamanya 10 hari, dibagi menjadi tiga dasarian dalam satu bulan,” jelas Ibnu.
Ibnu menyampaikan bahwa curah hujan selama musim kemarau di sebagian besar wilayah Banyuwangi akan berada dalam kategori normal.
Namun, masyarakat tetap diimbau untuk mewaspadai dampak kekeringan serta fenomena iklim global seperti El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang saat ini masih berada dalam fase netral.
Sebagai antisipasi, BMKG memberikan sejumlah rekomendasi strategis lintas sektor untuk menghadapi musim kemarau 2025.
Baca Juga: Mudik Makin Nyaman, KAI Daop 8 Surabaya Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Angkutan Lebaran 2025
Untuk sektor pangan dan perkebunan, disarankan agar petani melakukan penyesuaian jadwal tanam dan pemilihan komoditas, khususnya di daerah yang diprediksi akan mengalami kemarau lebih awal atau lebih panjang.
Page 2

Senin, 14 April 2025 | 03:00 WIB
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Banyuwangi akan memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2025.
Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Agustus, dengan potensi curah hujan yang cukup minim.
Prakirawan Ibnu Haryo mengatakan, berdasarkan rilis BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur, dari 74 Zona Musim (ZOM) di provinsi ini, sebanyak 38 ZOM (51,4 persen) diperkirakan akan memasuki musim kemarau pada April 2025, termasuk wilayah Banyuwangi.
Baca Juga: Lewis Hamilton Akui Kelemahan di Kualifikasi Bahrain, Leclerc Membuktikan Kehebatan Ferrari
”Sebagian wilayah Banyuwangi diprediksi memasuki kemarau mulai April ini. Sebagian mengikuti mulai Mei. Puncaknya pada Agustus,” kata Ibnu kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Minggu (13/4).
Adapun wilayah yang memasuki kemarau dasarian I–III April meliputi Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldlimo, Tegalsari, dan Wongsorejo.
Sementara untuk dasarian I–III Mei, beberapa kecamatan diprediksi mulai mengikuti kemarau panjang. Yakni meliputi Genteng, Glenmore, Kalibaru, Kalipuro, Licin, Sempu dan Songgon.
Baca Juga: Seru! Ratusan Pemancing Antusias Ikuti Lomba Mancing Mania Kapolresta Banyuwangi Cup 2025
”Dasarian adalah satuan waktu meteorologi yang lamanya 10 hari, dibagi menjadi tiga dasarian dalam satu bulan,” jelas Ibnu.
Ibnu menyampaikan bahwa curah hujan selama musim kemarau di sebagian besar wilayah Banyuwangi akan berada dalam kategori normal.
Namun, masyarakat tetap diimbau untuk mewaspadai dampak kekeringan serta fenomena iklim global seperti El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang saat ini masih berada dalam fase netral.
Sebagai antisipasi, BMKG memberikan sejumlah rekomendasi strategis lintas sektor untuk menghadapi musim kemarau 2025.
Baca Juga: Mudik Makin Nyaman, KAI Daop 8 Surabaya Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Angkutan Lebaran 2025
Untuk sektor pangan dan perkebunan, disarankan agar petani melakukan penyesuaian jadwal tanam dan pemilihan komoditas, khususnya di daerah yang diprediksi akan mengalami kemarau lebih awal atau lebih panjang.