BANYUWANGI, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi meminta perbaikan jalur Gumitir yang menghubungkan dua wilayah di Jawa Timur yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember tak mengganggu aktivitas warga.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang mengatakan bahwa apabila jalur Gumitir ditutup total, akan berdampak signifikan pada sektor ekonomi dan aktivitas warga.
“Bukan menolak, tapi kami berharap ada pola baru sehingga jalur tidak ditutup 100 persen karena dampaknya sangat signifikan,” kata Ipuk, Senin (30/6/2025).
Baca juga: Pemkab Banyuwangi Tolak Penutupan Total Jalur Gumitir Banyuwangi–Jember
Ipuk mencontohkan, salah satu aktivitas warga yang terganggu adalah sektor pendidikan. Sebab, banyak pelajar dari Kecamatan Silo, Jember, yang bersekolah di SMK Negeri Kalibaru.
Sementara untuk kendaraan berkapasitas besar, Ipuk mempersilakan apabila kendaraan tersebut dilewatkan jalur alternatif lainnya, misalnya melewati Situbondo.
“Kami masih berkomunikasi dengan provinsi. Mudah-mudahan bisa difasilitasi agar aktivitas warga tidak terganggu,” harap Ipuk.
Baca juga: Kenapa Pemkab Banyuwangi Menolak Penutupan Jalur Gumitir? Ini Alasannya
Sebelumnya, jalur Gumitir direncanakan akan dilakukan perbaikan pada Juli-Desember 2025.
Rencananya, saat masa perbaikan, jalur tersebut akan ditutup total selama dua bulan. Sebab, elevasi jalan tersebut menikung dan menurun hingga berisiko besar pada terjadinya kecelakaan.
Jalur alternatif yang disediakan, kendaraan dari dua sisi jalur akan dialihkan ke Bondowoso-Situbondo.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, Komang Sudira Atmaja mengaku penutupan jalur primer itu masih akan dibahas lagi dalam rapat bersama sejumlah pemangku kebijakan, yang artinya penutupan total Gumitir masih bersifat tentatif.
“Informasi yang kami terima alasan mengapa jalur ditutup karena alasan keselamatan, karena pengerjaan proyek ini menggunakan alat-alat besar. Tapi ini masih akan dibahas bersama dengan Dit Lantas dan beberapa pihak lainya,” kata Komang.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun disebutnya telah melakukan pembahasan terkait kabar penutupan jalur Gumitir, dan pemkab kurang setuju dengan penutupan total.
Page 2
Pemkab Banyuwangi berharap jalur masih bisa dilalui dengan sistem buka tutup. Dengan alasan, penutupan total dikhawatirkan dapat memicu inflasi di beberapa wilayah seperti Banyuwangi, Jember bahkan Bali.
“Karena proses biaya akomodasi menjadi lebih mahal, karena harus menempuh rute yang lebih jauh. Itu nanti yang coba kami sampaikan supaya dapat menjadi bahan pertimbangan,” terangnya.
Salah satu yang dimungkinkan terdampak adalah pengiriman bahan bakar minyak (BBM) dari Banyuwangi ke Jember dan sekitarnya.
Sementara pada jalur alternatif, tepatnya di Bondowoso terdapat jembatan yang tidak memungkinan dilalui truk tangki BBM karena beban maksimal jembatan hanya 15 ton, sementara beban truk tangki lebih berat.
“Teman-teman Pertamina bertanya soal itu. Truknya tidak mungkin lewat jembatan di Bondowoso karena bebannya lebih berat dari jembatan. Karena tidak bisa lewat, kalau ngirim ke Jember kan harus lewat Probolinggo. Tapi lebih jauh rutenya dan bisa berdampak ke inflasi,” urainya.
Baca juga: Rem Blong, Pikap Bermuatan Beras Masuk Jurang di Jalur Gumitir Jember
Sebelumnya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali melalui PPK 1.4 di Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Jawa Timur, Satiya mengatakan, perbaikan jalur Gumitir bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pengendara.
“Perbaikan dilakukan melalui paket pekerjaan preservasi jalan dan jembatan TA 2025. Meliputi penanganan longsoran dengan penguatan lereng bawah menggunakan konstruksi bored pile yang akan dipasang sebanyak 55 titik sepanjang 115 meter, serta dilakukan perbaikan geometri jalan untuk keselamatan pengguna jalan,” kata Satiya.
Satiya menyebut, sesuai perencanaan, perbaikan akan berlangsung mulai Juli hingga Desember 2025. Selama perbaikan jalan tersebut, jalur akan ditutup total karena lebar jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Namun, penutupan jalur diperkirakan hanya akan berlangsung selama 2 bulan. Mulai tanggal 24 Juli 2025 sampai dengan 24 September 2025.
“Pekerjaan ini mempunyai risiko yang sangat tinggi bagi keselamatan pengguna jalan,” terangnya.
Terutama, saat pelaksanaan pemancangan juga terhadap kebutuhan penempatan dan manuver alat bore pile machine dengan lebar jalan tidak mencukupi apabila sebagian jalan tetap berfungsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.