GENTENG – Setelah macet selama beberapa tahun, jalan tembus dari Terminal Wiroguno, Desa Setail, Kecamatan Genteng, menuju Kecamatan Tegalsari dan Gambiran tampaknya mulai ada kejelasan. Kemarin Pemerintah Desa Setail mulai mengukur jalan tembus tersebut mulai Terminal Wiroguno hingga perbatasan Kecamatan Tegalsari dan Genteng. Kepala Desa Setail, Syaifudin mengatakan, pengukuran tersebut dilakukan setelah ada pemberitahuan dari Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya, bahwa program jalan tembus tersebut segera terealisasi.
Rabu besok (27/11) tim dari Dinas PU, Bina Marga, dan Cipta Karya Jawa Timur dan Banyuwangi akan melakukan pertemuan dengan warga yang tanahnya terkena dampak pelebaran jalan tembus. Dalam pertemuan di balai Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari, tersebut rencananya juga akan dibahas terkait ganti rugi lahan warga yang terkena dampak. “Mungkin sekalian dengan juru taksir harga tanah,” ujar Syaifudin kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.
Terkait kelanjutan proyek jalan tembus tersebut, warga di desanya yang terkena dampak pelebaran sudah menyatakan bersedia dan tak keberatan. Terkait harga, warga juga bersedia mengikuti peraturan yang berlaku. “Semua warga sudah siap,” tandasnya. Mantan kepala madrasah ibtidaiyah tersebut juga menegaskan bahwa dalam pembebasan lahan, dirinya memastikan tak ada spekulan tanah yang bermain. Semua transaksi langsung dilakukan pemerintah kepada pemilik tanah. “Bahkan, pembayaran langsung ke rekening pemilik tanah,” tandasnya. (radar)