sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Arus lalu lintas (lalin) di jalur Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi-Jember kembali tersendat.
Hal itu terjadi menyusul aktivitas pembersihan material longsoran serta pemotongan pohon berukuran besar di jalan nasional III kilometer (KM) 231+900 Rabu (13/11).
Kanitlantas Polsek Sempolan, Jember, Aiptu Dwi Cahyono menjelaskan arus lalin diberlakukan buka tutup untuk sementara waktu sampai proses pembersihan longsoran rampung.
“Kami bersihkan ranting-ranting pohon dan pohon rawan tumbang, arus lalin kita buat buka tutup sementara waktu,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Dwi mengatakan, sebelumnya pada Rabu (12/11) malam, terdapat satu titik longsor akibat curah hujan yang naik sejak beberapa waktu sebelumnya.
“Ada satu titik longsoran, dan pagi ini (kemarin) sudah dibersihkan oleh rekan-rekan BPBD bersama relawan,” tandasnya.
Kanitlantas Dwi mengungkapkan, pihaknya menghindari upaya penutupan total lantaran arus lalin tengah padat. “Kami menghindari kemacetan panjang, maka dari itu sementara kami berlakukan buka tutup,” terangnya.
Agen Informasi BPBD Jatim Ismanto menuturkan, selain membersihkan material longsoran, relawan juga memotong pohon rawan roboh di sekitar tikungan Mbah Singo.
“Pohon di tebing yang rawan roboh juga ditebang, ini tindakan preventif,” ungkapnya.
Menurut Ismanto, jajarannya juga sekaligus memberikan sosialisasi kepada para relawan yang setiap hari berada di lingkungan Gumitir. Mereka diharapkan jadi tim monitoring saat sewaktu-waktu ada kejadian di jalur vital itu.
“Rekan-rekan kami minta untuk aktif memberi pengarahan kepada pengguna jalan. Saat ada kejadian kami minta untuk terlebih dulu fokus ke keselamatan mereka masing-masing,” tandasnya.
Sebelumnya, sejumlah pohon rawan tumbang di pinggir jalan raya pintu masuk Jalur Gumitir, tepatnya di Dusun Barurejo, Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, juga sudah dipangkas.
Pohon-pohon yang dinilai membahayakan itu sudah lama dikeluhkan warga sekitar.
“Yang masuk kategori rawan adalah pohon kering dan pohon yang dahannya sudah terlalu rimbun,” pungkas Ismanto. (sas/sgt)






