sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang mengumumkan perkembangan positif dalam penanganan dan normalisasi jalur rel yang sempat tergenang air di lintas Semarang Tawang–Alastua.
Setelah melalui berbagai upaya perbaikan intensif, jalur hulu di titik Kilometer 2+3/3+0 kini sudah dapat dilalui kembali oleh lokomotif biasa, meskipun dengan kecepatan terbatas maksimal 10 km per jam.
Kereta Api Gumarang (KA 163) dengan rute Surabaya Pasarturi–Pasarsenen menjadi kereta pertama yang berhasil melintas di jalur tersebut pada pukul 20.45 WIB.
Baca Juga: Jalur Kereta Api Semarang Tawang–Alastua Masih Ditutup Akibat Banjir, Ini Daftar KA yang Dibatalkan
Keberhasilan ini menjadi tanda bahwa proses pemulihan berjalan efektif dan jalur rel mulai berfungsi kembali, meskipun belum sepenuhnya normal.
Proses normalisasi dilakukan dengan pengeceran batu ballast (kricak) sebanyak 102 meter kubik di jalur hulu.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan ketinggian badan rel sekaligus memperkuat konstruksi jalan rel agar lebih tahan terhadap genangan air.
Baca Juga: Banjir Lumpuhkan Jalur Rel di Semarang, 16 Kereta Api Dibatalkan dan Tiket Dikembalikan
KAI menjelaskan bahwa pengeceran batu ballast akan terus dilakukan sesuai kebutuhan, guna memastikan kondisi rel stabil dan aman untuk dilalui secara penuh.
Sebelumnya, jalur hulu dan hilir hanya dapat dilalui dengan lokomotif khusus, seperti BB 304 dan CC 300, yang dirancang untuk menghadapi kondisi jalur ekstrem.
Kini, setelah proses normalisasi menunjukkan hasil positif, penggunaan lokomotif biasa sudah memungkinkan, meski dengan pembatasan kecepatan sementara.
Baca Juga: Banjir Tak Ganggu Jadwal, KAI Tegaskan Keberangkatan Kereta Api Jarak Jauh dari Jakarta Tetap Lancar
KAI menegaskan bahwa keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam setiap pengambilan keputusan operasional.
Pembatasan kecepatan 10 km per jam diterapkan untuk meminimalkan risiko getaran berlebih yang dapat memengaruhi struktur jalur yang baru dinormalisasi.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang mengumumkan perkembangan positif dalam penanganan dan normalisasi jalur rel yang sempat tergenang air di lintas Semarang Tawang–Alastua.
Setelah melalui berbagai upaya perbaikan intensif, jalur hulu di titik Kilometer 2+3/3+0 kini sudah dapat dilalui kembali oleh lokomotif biasa, meskipun dengan kecepatan terbatas maksimal 10 km per jam.
Kereta Api Gumarang (KA 163) dengan rute Surabaya Pasarturi–Pasarsenen menjadi kereta pertama yang berhasil melintas di jalur tersebut pada pukul 20.45 WIB.
Baca Juga: Jalur Kereta Api Semarang Tawang–Alastua Masih Ditutup Akibat Banjir, Ini Daftar KA yang Dibatalkan
Keberhasilan ini menjadi tanda bahwa proses pemulihan berjalan efektif dan jalur rel mulai berfungsi kembali, meskipun belum sepenuhnya normal.
Proses normalisasi dilakukan dengan pengeceran batu ballast (kricak) sebanyak 102 meter kubik di jalur hulu.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan ketinggian badan rel sekaligus memperkuat konstruksi jalan rel agar lebih tahan terhadap genangan air.
Baca Juga: Banjir Lumpuhkan Jalur Rel di Semarang, 16 Kereta Api Dibatalkan dan Tiket Dikembalikan
KAI menjelaskan bahwa pengeceran batu ballast akan terus dilakukan sesuai kebutuhan, guna memastikan kondisi rel stabil dan aman untuk dilalui secara penuh.
Sebelumnya, jalur hulu dan hilir hanya dapat dilalui dengan lokomotif khusus, seperti BB 304 dan CC 300, yang dirancang untuk menghadapi kondisi jalur ekstrem.
Kini, setelah proses normalisasi menunjukkan hasil positif, penggunaan lokomotif biasa sudah memungkinkan, meski dengan pembatasan kecepatan sementara.
Baca Juga: Banjir Tak Ganggu Jadwal, KAI Tegaskan Keberangkatan Kereta Api Jarak Jauh dari Jakarta Tetap Lancar
KAI menegaskan bahwa keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam setiap pengambilan keputusan operasional.
Pembatasan kecepatan 10 km per jam diterapkan untuk meminimalkan risiko getaran berlebih yang dapat memengaruhi struktur jalur yang baru dinormalisasi.







