Jakarta –
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) bakal mengelola kereta Bandara Soekarno-Hatta menggantikan posisi PT Railink. Masa transisi peralihan diperkirakan selesai akhir Maret 2023.
“Di bawah KAI Commuter kita 30 Desember 2022 sudah ada penyerahan aset. Pasti ada namanya AJB (akta jual beli), rekonsiliasi aset dan lainnya. Jadi kita targetkan Maret ini selesai,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba di Pabrik PT INKA (Persero) Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (9/3/2023).
Anne menyebut setelah masa peralihan selesai, pihaknya akan melihat potensi-potensi yang ada mulai dari perubahan tarif, hingga rekayasa pola operasi.
“Untuk komersialisasi, (perubahan) pentarifan, rekayasa pola operasi apakah bisa ditambah, atau seperti apa itu setelah akhir Maret (2023),” ucapnya.
Keuntungan KCI kelola kereta bandara agar moda kereta api itu bisa terintegrasi lebih baik dengan jaringan kereta Commuter Line Jabodetabek. Tidak menutup kemungkinan nantinya akan ditambah stasiun yang melayani kereta bandara.
“(Keuntungan) integrasi antarmoda dan konektivitas. Mungkin nanti daerah-daerah commuter itu bisa kita kembangkan kereta bandara dan mungkin stasiun-stasiun yang sebelumnya belum ada kereta bandaranya, sedang kita kaji. Pasti kami minta izin ke Direktorat Jenderal Perkeretaapian ya karena setiap kami melakukan perubahan harus ada izin juga,” imbuhnya.
“Jadi ini sedang kami kaji, apakah memang akan ada perubahan-perubahan. Mungkin setelah Maret ini akan kami sampaikan setelah kita semuanya menyelesaikan administrasi dan rekonsiliasi aset yang dari Railink,” tambahnya.
Layanan kereta Bandara Soekarno-Hatta saat ini tercatat melayani beberapa pemberhentian stasiun mulai dari Stasiun Batu Ceper, Duri, BNI City/Sudirman Baru, hingga Manggarai.
Layanan kereta Bandara Soekarno-Hatta memiliki total panjang jalur 36,3 kilometer (km) dan perjalanan memakan waktu sekitar 50 menit. Sebelum pandemi COVID-19, tersedia 70 perjalanan setiap harinya dengan total kapasitas hingga 19.040 penumpang.
(aid/das)
