sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Kota Surabaya kembali diguncang kabar duka setelah Gedung Grahadi, ikon bersejarah sekaligus cagar budaya, dilalap api pada Sabtu malam (30/8/2025).
Peristiwa tragis ini terjadi ketika sekelompok orang berpakaian hitam memasuki kompleks dan membakar sisi barat bangunan.
Tak hanya itu, insiden ini juga diwarnai aksi penjarahan oleh pihak tak dikenal.
Baca Juga: Ipuk-Sugirah Dilantik di Gedung Grahadi Surabaya
Api bermula dari bagian barat gedung, tepatnya di ruang kerja Wakil Gubernur Jawa Timur.
Kobaran api cepat menjalar, melahap area bersejarah yang masih mempertahankan elemen otentik sejak era kolonial.
Suasana kota yang semula kondusif mendadak berubah menjadi mencekam akibat insiden ini.
Baca Juga: Ipuk-Sugirah Dilantik Jumat Besok di Grahadi Surabaya
Gedung Grahadi bukan hanya difungsikan sebagai pusat pemerintahan, melainkan saksi perjalanan panjang Surabaya sejak zaman kolonial.
Menurut sejarawan Yayan Indrayana, seperti dilansir Radar Surabaya, bangunan ini dibangun pada akhir era VOC oleh Residen Belanda Dirk Van Hogendorp.
Pada masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, Grahadi mengalami renovasi besar.
Baca Juga: Cinta Laura Angkat Bicara Soal Demo Ricuh, Sindir DPR Tak Punya Empati dan Pesan Agar Tak Anarkis
Fasad bangunan diperindah dengan kolom klasik, sedangkan atap tunggal tinggi diganti struktur rendah yang lebih menyerupai istana Eropa.
Perubahan tersebut menjadikan Grahadi tampil megah dan berbeda dari rumah kolonial lain di Surabaya.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Kota Surabaya kembali diguncang kabar duka setelah Gedung Grahadi, ikon bersejarah sekaligus cagar budaya, dilalap api pada Sabtu malam (30/8/2025).
Peristiwa tragis ini terjadi ketika sekelompok orang berpakaian hitam memasuki kompleks dan membakar sisi barat bangunan.
Tak hanya itu, insiden ini juga diwarnai aksi penjarahan oleh pihak tak dikenal.
Baca Juga: Ipuk-Sugirah Dilantik di Gedung Grahadi Surabaya
Api bermula dari bagian barat gedung, tepatnya di ruang kerja Wakil Gubernur Jawa Timur.
Kobaran api cepat menjalar, melahap area bersejarah yang masih mempertahankan elemen otentik sejak era kolonial.
Suasana kota yang semula kondusif mendadak berubah menjadi mencekam akibat insiden ini.
Baca Juga: Ipuk-Sugirah Dilantik Jumat Besok di Grahadi Surabaya
Gedung Grahadi bukan hanya difungsikan sebagai pusat pemerintahan, melainkan saksi perjalanan panjang Surabaya sejak zaman kolonial.
Menurut sejarawan Yayan Indrayana, seperti dilansir Radar Surabaya, bangunan ini dibangun pada akhir era VOC oleh Residen Belanda Dirk Van Hogendorp.
Pada masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, Grahadi mengalami renovasi besar.
Baca Juga: Cinta Laura Angkat Bicara Soal Demo Ricuh, Sindir DPR Tak Punya Empati dan Pesan Agar Tak Anarkis
Fasad bangunan diperindah dengan kolom klasik, sedangkan atap tunggal tinggi diganti struktur rendah yang lebih menyerupai istana Eropa.
Perubahan tersebut menjadikan Grahadi tampil megah dan berbeda dari rumah kolonial lain di Surabaya.