TIMES BANYUWANGI, KUPANG – Kemeriahan terus mewarnai rangkaian Festival Golo Koe 2025, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan, penutupan salah satu event unggulan Top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) ini masih berlangsung penuh suka cita. Mulai dari pelaksanaan Misa Agung Maria Assumpta Nusantara hingga performance Piche Kota, musisi jebolan Indonesian Idol Season XII 2025, asal Atambua, NTT.
Penutupan Festival Golo Koe 2025, diawali dengan Misa Agung Maria Assumpta Nusantara, yang digelar pada Jumat sore (15/08/2025). Misa agung tersebut dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupan Labuan Bajo, Mgr. Maximus Regus bersama Uskup Keuskupan Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat serta puluhan Imam Katolik di Keuskupan Labuan Bajo.
Perayaan ekaristi diiringi paduan suara dari Paroki Wae Nakeng serta tarian liturgis yang dibawakan oleh 250 siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo. Ribuan umat Katolik dari berbagai wilayah di Keuskupan Labuan Bajo turut hadir, menjadikan momen ini sebuah perayaan iman yang khidmat sekaligus meriah.
Usai misa, kemeriahan berlanjut dengan Konser dan Pentas Seni. Hadir sebagai bintang tamu utama adalah Piche Kota, musisi muda asal Atambua, NTT, jebolan Indonesian Idol Season XII 2025. Penampilannya yang energik menjadi penutup yang manis dan mengesankan bagi seluruh rangkaian Festival Golo Koe 2025.
Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, menyampaikan bahwa Festival Golo Koe bukan sekedar festival. Namun memiliki dampak langsung terhadap penggerakan ekonomi masyarakat.
“Ada pelaku UMKM yang hadir di tempat ini dan memberikan dampak positif bagi produk mereka,” katanya, Sabtu (16/8/2025).
Selain itu, Bupati Edistasius Endi juga membeberkan, sejarah mencatat saat seluruh elemen masyarakat memiliki obsesi yang sama, maka sentuhan kolaborasi dan sinergi, akan menyulap Festival Golo Koe menjadi makin luar biasa.
“Festival Golo Koe tahun depan dan tahun-tahun mendatang, dapat kita jadikan sebagai magnet yang sangat luar biasa. Maka kata kuncinya adalah kita harus saling mengisi dan saling melengkapi,” ujarnya.
Asdep Pengembangan Akesibilitas dan Amenitas Pariwisata, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), sekaligus Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Dwi Marhen Yono yang juga hadir dalam penutupan menyampaikan apresiasi atas sinergi semua pihak sehingga Festival Golo Koe 2025 dapat berlangsung dengan lancar dan meriah. Sebagai orang yang mewakili Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, dia menilai sinergi lintas elemen masyarakat dalam Festival Golo Koe sangat membantu tercapainya target kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara di Labuan Bajo dan Indonesia.
“Festival Golo Koe terpilih menjadi Top 10 di antara 3.600 event daerah seluruh nusantara. Pencapaian ini adalah buah kerja keras dan kolaborasi luar biasa antara Keuskupan, Pemerintah Daerah, pelaku UMKM, dan seluruh masyarakat Manggarai Barat,” paparnya.
Putra daerah Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut juga menyampaikan bahwa festival Golo Koe 2025, membuktikan bahwa kegiatan budaya dan keagamaan dapat berjalan berdampingan dengan pengembangan pariwisata. Mampu memberi dampak nyata bagi ekonomi daerah dan mengangkat nama Labuan Bajo di kancah nasional.
Sebagai informasi, dari 110 KEN tahun 2024, telah dihasilkan perputaran ekonomi sebesar Rp13 triliun dan memberdayakan 129 ribu UMKM se-Indonesia. Tahun 2024, Kemenpar juga telah menyumbang devisa negara sebesar Rp250 triliun dan mendatangkan 14 juta wisatawan asing ke Indonesia.
“Labuan Bajo sendiri telah menjadi destinasi pariwisata prioritas nasional,” jelas Dwi Marhen, sapaan akrabnya.
Sementara itu, Uskup Keuskupan Labuan Bajo, Mgr. Maximus Regus, menyampaikan bahwa terdapat pesan penting dalam suksesnya pelaksanaan Festival Golo Koe 2025. Menurutnya, untuk dapat mewujudkan imbas maksimal dari pelaksanaan event, kunci utamanya adalah keberlanjutan.
“Keberlanjutan adalah hal yang selalu kita dengungkan, tidak saja dalam Festival Golo Koe ini, tetapi secara khusus dalam strategi pastoral baik di Keuskupan Ruteng maupun di Keuskupan Labuan Bajo,” katanya.
Keberlanjutan lingkungan hidup dan ekologi, masih Uskup Maximus Regus, menjadi fokus dari kerja-kerja pastoral. Dan hal tersebut akan terus menjadi bagian dan perhatian utama.
Festival Golo Koe merupakan agenda tahunan yang menampilkan kekayaan budaya Manggarai dan NTT. Kegiatan yang berlangsung mulai 11-15 Agustus 2025 itu dikemas dalam berbagai acara. Seperti karnaval budaya, pentas seni, pameran UMKM, hingga kegiatan keagamaan. Dengan dukungan penuh dari Kemenpar, Pemerintah Daerah, Keuskupan, dan masyarakat, event Festival Golo Koe terus menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |