Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kilas Balik Tsunami Pantai Selatan Jawa di Banyuwangi dan Pangandaran

kilas-balik-tsunami-pantai-selatan-jawa-di-banyuwangi-dan-pangandaran
Kilas Balik Tsunami Pantai Selatan Jawa di Banyuwangi dan Pangandaran

Kompas.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRI) menemukan lapisan endapan yang menunjukkan jejak tsunami purba di pesisir selatan Jawa, termasuk Kulon Progo.

Endapan tersebut diperkirakan berasal dari tsunami besar yang terjadi sekitar 1.800 tahun lalu. Melansir Kompas.com, jejak endapan ini ditemukan di Kulon Progo, Pangandaran, Lebak, hingga Pacitan.

Temuan terbaru dari BRI terkait jejak tsunami di pesisir selatan Jawa melengkapi riwayat kawasan ini yang rentan terhadap bencana tersebut.

Pesisir selatan Jawa tercatat pernah dilanda beberapa tsunami, di antaranya adalah tsunami Banyuwangi tahun 1994 dan tsunami Pangandaran tahun 2006.

Bagaimana sejarah tsunami yang melanda kedua daerah tersebut?

Baca juga: Tsunami Aceh, Bencana Terbesar di Indonesia pada 2004

Gempa bumi terjadi di Samudera Hindia pada 2 Juni 1994 sekitar pukul 18.17 WIB. Pusat gempa berada di lepas pantai selatan Jawa Timur dengan kekuatan magnitudo 7,2.

Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 02.00 dini hari pada 3 Juni, gelombang tsunami menerjang pesisir Kabupaten Banyuwangi.

Tsunami menyapu kawasan pesisir tanpa peringatan. Karena terjadi saat dini hari, banyak warga tidak siap menyelamatkan diri.

Peristiwa ini menimbulkan korban sebanyak 250 orang meninggal dan luka-luka.

Wilayah-wilayah seperti Lampon, Pancer, dan Rajegwesi mencatat tinggi gelombang antara 2 hingga 7 meter. Rajegwesi mencatat ketinggian paling ekstrem, yakni 7 meter.

Sementara itu, gelombang tsunami di daerah Payang mencapai 4 meter. Gelombang tsunami yang datang 2 kali di daerah tersebut menelan puluhan rumah dan mengakibatkan kerusakan.

Baca juga: Sejarah Museum Tsunami Aceh, Dirancang oleh Ridwan Kamil

Sejarah Tsunami Pangandaran tahun 2006

Gempa bumi kembali mengguncang laut selatan Jawa pada 17 Juli 2006.

Pusat gempa berada di lepas pantai dan tercatat memiliki kekuatan 6,8 SR menurut Badan Meteorologi dan Geofisika.

Gempa ini diikuti oleh tsunami beberapa menit kemudian. Gelombang besar melanda wilayah pantai selatan Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya.

Kecamatan Pangandaran dan Cimerak mencatat dampak paling besar. Di Pangandaran, 137 orang meninggal dunia, sedangkan di Cimerak tercatat 97 korban meninggal.

 

Page 2

Banyak korban lainnya mengalami luka-luka, dan beberapa dilaporkan hilang.

Baca juga: Dua Gempa Besar yang Pernah Merusak Yogyakarta: Tahun 2006 dan 1867

Di Cimerak, lebih dari 400 rumah hancur total. Di Pangandaran, lebih dari 200 rumah mengalami kerusakan berat.

Kabupaten Tasikmalaya, khususnya Kecamatan Cikalong dan Cipatujah, juga terkena dampak, meski tidak separah Ciamis.

Menurut laporan World Food Program dan LAPAN tahun 2006, jumlah korban meninggal di wilayah Jawa Barat mencapai 427 orang.

Sementara itu, korban luka dan hilang tercatat sebanyak 856 orang. Kerusakan rumah secara keseluruhan lebih dari 900 unit hancur total, dan lebih dari 1.200 rumah mengalami rusak berat dan ringan.

Baca juga: Gunung Lewotobi Meletus, Daftar Panjang Letusan Sejak 1861

Gelombang tsunami tercatat bervariasi antara 2 hingga 8 meter. Beberapa titik yang mencatat tinggi gelombang lebih dari 6 meter adalah Kecamatan Cikalong (Tasikmalaya), Pangandaran (Ciamis), dan Binangun (Cilacap).

Di bagian barat Pangandaran, gelombang setinggi 7 meter masuk ke daratan hingga sejauh 500 meter.

Dalam buku Museum Tsunami Pangandaran (hlm. 17), peristiwa ini dipicu oleh pergerakan lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia.

Tumbukan tersebut menghasilkan jenis gempa sesar naik atau thrust fault.

Jenis ini biasa menyebabkan deformasi dasar laut yang memicu gelombang tsunami. Ciri khasnya adalah guncangan gempa yang tidak terlalu kuat terasa di daratan, tetapi mampu membangkitkan tsunami besar.

Referensi:

  • Heru Sri Naryanto dan Wisyanto, (2005), “Kajian dan Analisis Potensi Bencana Tsunami, Konfiugrasi Pantai serta Mitigasi Bencana di Pantai Selatan Jawa Timur: Belajar dari Pengalaman Bencana Tsunami Banyuwangi Tahun 1994”, Alami, Vol. 10(2), 37-47.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.