RADARBANYUWANGI.ID – Dampak kemacetan parah akibat pembatasan operasional kapal di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi mulai dirasakan luas.
Tak hanya pengiriman logistik yang terganggu, namun juga masyarakat yang bergantung pada angkutan umum lintas kabupaten, khususnya bus trayek Muncar (Banyuwangi)–Sumenep (Madura).
Sudah tiga hari terakhir, armada bus tersebut tidak beroperasi. Operator memilih menahan armada di garasi karena enggan terjebak dalam kemacetan 30 kilometer yang mengular dari Pelabuhan Ketapang hingga hutan Baluran.
Baca Juga: Bus AKAP Trayek Jakarta-Banyuwangi Paling Terdampak Penutupan Gumitir Jember
Kondisi ini buntut dari kebijakan KSOP Tanjung Wangi yang melarang 15 kapal jenis LCT menyebrang akibat insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Alhasil, arus kendaraan menuju Pelabuhan Ketapang meluber hingga ruas-ruas jalan utama, termasuk yang biasa dilalui bus Muncar–Madura.
“Kalau dipaksakan jalan, armada kami bisa terjebak berjam-jam. Bisa rugi bahan bakar, sopir kelelahan, dan penumpang tidak nyaman. Kami putuskan parkir dulu,” ujar H. Rahman, pengelola PO bus yang biasa melayani trayek tersebut.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Trayek Bus Sinar Jaya, Handoyo, Damri, Pandawa, dan Gunung Harta, saat Gumitir Ditutup?
Situasi ini berdampak langsung ke penumpang harian. Rita (28), warga asal Srono yang bekerja di Benculuk, mengaku tiga hari terakhir kesulitan pulang karena tidak ada bus yang beroperasi.
“Biasanya saya nebeng teman dari Benculuk ke Srono, lalu naik bus jurusan Madura. Tapi sekarang busnya nggak lewat, jadi harus nunggu jemputan dari Banyuwangi atau cari tebengan lain,” ujar Rita, Kamis (18/7).
Ia menyebut bukan hanya dirinya yang terdampak. Beberapa penumpang lain juga terlihat ngetem di Srono, berharap ada angkutan lewat.
Baca Juga: Dampak Gumitir Tutup Total, Mungkinkah Bus Jakarta – Banyuwangi Berhenti Beroperasi?
“Banyak juga yang kerja di Jember, Surabaya, atau Madura, biasa naik bus dari Srono. Sekarang semua kelimpungan. Nggak ada bus, ya nggak bisa pulang,” lanjutnya.
Menurut data Dishub, setidaknya ada lebih dari 20 armada dari berbagai PO yang menghentikan sementara operasional karena jalur padat tak bergerak.
Page 2
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Dampak kemacetan parah akibat pembatasan operasional kapal di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi mulai dirasakan luas.
Tak hanya pengiriman logistik yang terganggu, namun juga masyarakat yang bergantung pada angkutan umum lintas kabupaten, khususnya bus trayek Muncar (Banyuwangi)–Sumenep (Madura).
Sudah tiga hari terakhir, armada bus tersebut tidak beroperasi. Operator memilih menahan armada di garasi karena enggan terjebak dalam kemacetan 30 kilometer yang mengular dari Pelabuhan Ketapang hingga hutan Baluran.
Baca Juga: Bus AKAP Trayek Jakarta-Banyuwangi Paling Terdampak Penutupan Gumitir Jember
Kondisi ini buntut dari kebijakan KSOP Tanjung Wangi yang melarang 15 kapal jenis LCT menyebrang akibat insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Alhasil, arus kendaraan menuju Pelabuhan Ketapang meluber hingga ruas-ruas jalan utama, termasuk yang biasa dilalui bus Muncar–Madura.
“Kalau dipaksakan jalan, armada kami bisa terjebak berjam-jam. Bisa rugi bahan bakar, sopir kelelahan, dan penumpang tidak nyaman. Kami putuskan parkir dulu,” ujar H. Rahman, pengelola PO bus yang biasa melayani trayek tersebut.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Trayek Bus Sinar Jaya, Handoyo, Damri, Pandawa, dan Gunung Harta, saat Gumitir Ditutup?
Situasi ini berdampak langsung ke penumpang harian. Rita (28), warga asal Srono yang bekerja di Benculuk, mengaku tiga hari terakhir kesulitan pulang karena tidak ada bus yang beroperasi.
“Biasanya saya nebeng teman dari Benculuk ke Srono, lalu naik bus jurusan Madura. Tapi sekarang busnya nggak lewat, jadi harus nunggu jemputan dari Banyuwangi atau cari tebengan lain,” ujar Rita, Kamis (18/7).
Ia menyebut bukan hanya dirinya yang terdampak. Beberapa penumpang lain juga terlihat ngetem di Srono, berharap ada angkutan lewat.
Baca Juga: Dampak Gumitir Tutup Total, Mungkinkah Bus Jakarta – Banyuwangi Berhenti Beroperasi?
“Banyak juga yang kerja di Jember, Surabaya, atau Madura, biasa naik bus dari Srono. Sekarang semua kelimpungan. Nggak ada bus, ya nggak bisa pulang,” lanjutnya.
Menurut data Dishub, setidaknya ada lebih dari 20 armada dari berbagai PO yang menghentikan sementara operasional karena jalur padat tak bergerak.