Mata Prayoga Wahyu sayu. Keringat pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu membasahi tubuh dan kaus hitamnya.
Yoga -panggilan Prayoga- terlihat lelah setelah menurunkan kotak dan bilik suara untuk Pemilu 2024 di Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin (12/2/2024). Pria berusia 30 tahun itu sebelumnya menyetir truk yang mengangkut ribuan kotak dan bilik suara dari Gresik, Jawa Timur.
“Logistik itu diangkut menuju Bali dan NTB,” kata Yoga kepada detikBali, Senin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yoga, waktu tempuh dari Gresik sampai Kabupaten Bima dan daerah sekitarnya sekitar satu pekan. Sebab dia dan lima kawannya harus singgah di sejumlah tempat seperti Kota Denpasar dan Singaraja, Bali.
“Singgah di Denpasar dan Singaraja untuk menurunkan logistik pemilu, setelah itu berangkat lagi,” ujarnya.
Yoga sudah dua pekan tidak pulang demi mengantarkan logistik Pemilu 2024. Mengantarkan kotak dan bilik suara juga pengalam pertama baginya.
Menurut Yoga, hal paling mengkhawatirkan saat mengantarkan logistik Pemilu 2024 adalah hujan. Sebab, bilik dan kotak suara terbuat dari kardus yang mudah rusak oleh air.
“Kalau hujan agak khawatir, walaupun sudah ditutupi terpal,” ungkap Yoga.
Yoga dan kawan-kawan mendapat upah Rp 16,5 juta untuk mengantarkan seluruh kebutuhan logistik Pemilu 2024. Meski demikian, ia tak akan langsung pulang setelah mengantarkan kotak dan bilik suara tersebut karena menunggu barang lain yang diangkut dari Lombok ke Banyuwangi agar tidak merugi.
Yoga akan menyalurkan hak politiknya di Desa Bengkel, Lombok Barat. Lokasi tersebut merupakan pangkalan truk.
Simak Video “Ketua KPU Kaltim Beberkan Tantangan Penyaluran Logistik Pemilu 2024“ [Gambas:Video 20detik] (gsp/dpw)
