Detik.com
Banyuwangi –
Pemecatan dengan tidak hormat akan diterapkan kepada DE, karyawan PT KAI tersangka teroris diduga terkait dengan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Sanksi itu akan diterapkan setelah yang bersangkutan terbukti masuk jaringan terorisme itu.
Komisaris Utama PT KAI Said Aqil Siroj menegaskan bahwa sanksi pemecatan saja tidak cukup bagi karyawan yang terlibat terorisme. Menurutnya, proses hukum dan pembuktian perlu dilakukan karena PT KAI tidak akan menoleransi oknum karyawan yang diduga terlibat radikalisme.
“PT KAI dikelola oleh insan-insan KAI dengan spirit keagamaan yang toleran, moderat, dan mengimplementasi ‘AKHLAK’ sebagai nilai utama perusahaan sehingga tidak ada toleransi bagi oknum yang terlibat radikalisme. Sanksi harus lebih dari pemecatan, tapi harus proses hukum,” katanya saat menghadiri kegiatan Inovation and Improvement Award (IIA) 2023 di Banyuwangi, Selasa (15/8).
Said Aqil memastikan secara korporasi PT KAI dikelola oleh tenaga-tenaga profesional yang memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat, juga budaya safety and security yang terukur. Karena itu KAI sebagai salah satu BUMN memiliki kinerja yang sangat baik.
Penangkapan juru langsir KAI bernama DE oleh Densus 88 Antiteror di Bekasi memberikan pesan serius bahwa kelompok paham radikal dan praktik teroris itu nyata-nyata ada.
“Penangkapan oleh densus 88 di KAI ini memberi peringatan keras ini harus dijadikan alarm sekaligus momentum untuk bersih-bersih. Terlebih, infiltrasi atau penyusupan ke berbagai lembaga ditengarai sudah menjadi strategi kelompok teroris,” tegasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa sejumlah kelompok berpaham radikal dan identik dengan aksi-aksi terorisme menurutnya sudah dipastikan berafiliasi dengan ISIS.
“Apakah Jama’ah Islamiyah (JI), Jama’ah Anshoru Daulah (JAD), secara jelas dalam berbagai jejak dan pengungkapan oleh Densus 88 terafiliasi dengan ISIS,” kata Said Aqil.
Lihat Video ‘Tampang Pegawai PT KAI Terduga Teroris Pendukung ISIS’:
(dpe/fat)
