Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Nama Terowongan Ini Diambil dari Keperawanan Noni Belanda yang Dipertanyakan

Banyuwangi

Terowongan Mrawan Banyuwangi dibangun pada zaman kolonial Belanda. Nama Mrawan diambil dari keperawanan seorang noni Belanda yang dipertanyakan.

Terowongan Mrawan mulai dibangun pada 1901-1902 dan mencapai kesempurnaan pada 1910, dengan membelah Gunung Gumitir. Terowongan ini berada di antara Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru. Tepatnya di KM 30+777.

Ada cerita yang berkembang di masyarakat mengenai asal-usul nama Mrawan. Seperti yang disampaikan Mukhlas, warga Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru.

Mukhlas mengaku mendapat cerita soal asal-usul nama Mrawan dari orang-orang terdahulu. Ia berkisah, pada suatu hari ada noni Belanda yang ditemukan pingsan di terowongan.

Tak ada sehelai benang pun yang menutup tubuh noni Belanda itu. Sehingga saat perempuan itu tersadar langsung bertanya ‘apakah saya masih perawan atau sudah ternodai?’.

Maka warga menyebut terowongan tersebut sebagai Terowongan Mrawan. Nama itu diambil dari kalimat pertanyaan yang dilontarkan noni Belanda itu.

“Mrawan itu dari kalimat ‘perawan atau tidak’. Itu yang dipercaya oleh masyarakat jika nama Mrawan itu adalah kisah noni Belanda yang katanya pingsan di terowongan ini,” pungkasnya.

Saat ini, Terowongan Mrawan juga kerap dikunjungi wisatawan. Sebab, bangunan bersejarah itu sudah beberapa kali direnovasi sehingga tampak menawan.

Bagian luar terowongan juga dicat lebih cerah dan penuh warna. Kunjungan wisatawan kian banyak di hari libur.

Simak Video “Legenda Pantai Karangnini Pangandaran Jawa Barat
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)

source