radarbanyuwangi.jawapos.com – Keputusan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi untuk mengandangkan KMP Tunu Pratama 5888 pada pertengahan Juli lalu tampaknya sudah tepat. Kapal milik PT Raputra Jaya tersebut, Minggu (10/8) nyaris celaka.
Saat hendak mengangkut penumpang di Pelabuhan Gilimanuk, ramp door mendadak jatuh ke laut.
KMP Tunu Pratama Jaya 5888 merupakan salah satu dari 15 kapal yang diminta untuk melakukan perbaikan pada 14 Juli 2025 lalu.
Kapal tersebut sempat tidak diizinkan mengangkut penumpang hingga selesai melakukan perbaikan.
Minggu (10/8) sekitar pukul 11.30 WIB, kapal tersebut dilaporkan mengalami putus sistem pengait (seling).
Akibatnya ramp door atau pintu depan kapal terjatuh ke laut saat akan berlayar dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang.
“Posisi kapal saat ini sudah bersandar di dermaga belakang Banyuwangi Beach untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Kapolsek KP3 Tanjung Wangi, AKP Bambang Damono.
Bambang menambahkan, kapal mengalami insiden saat akan menaikkan penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk.
Pasca-insiden tersebut, kapal urung menaikkan penumpang dan memilih kembali ke Ketapang dan melakukan perbaikan di dermaga Bulusan.
Teknisi kapal langsung membenahi bagian ramp door yang rusak. Bambang mengungkapkan, tidak ada korban dalam peristiwa tersebut karena kapal belum sampai memuat penumpang.
“Kapal dalam keadaan kosong dan langsung kembali ke Ketapang. Kami berharap peristiwa semacam ini menjadi perhatian dari pihak kapal. Belum lama ini di perairan Selat Bali terjadi musibah kapal tenggelam,” tegasnya.
Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Ketapang, Bayu Kusumo Nugroho membenarkan kejadian tersebut.
Pihaknya masih menunggu keterangan resmi dari pihak kapal terkait kronologi kejadian tersebut.
“Kapal langsung diperbaiki di dermaga Bulusan. Kita masih menunggu berita acara kronologi peristiwa tersebut,” kata Bayu.
Page 2
Page 3
Reduser Ramp Door Sebelah Kanan Bermasalah
Korsatpel BPTD Ketapang, Bayu Kusumo Nugroho mengatakan, dari laporan pihak kapal, KMP Tunu Pratama 5888 memiliki persoalan pada reduser ramp door sebelah kanan.
Kondisi ini sudah dirasakan sejak pukul 08.10 saat kapal mengangkut kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk.
Akhirnya nakhoda memilih membongkar muatan dan kembali ke Pelabuhan Ketapang untuk melakukan perbaikan.
“Kita minta kapal melakukan perbaikan dulu. Setelah itu diperiksa lagi oleh marine inspector, kalau sudah lolos baru masuk lintasan lagi,” tegasnya.
Sementara itu, penonaktifan 15 kapal eks LCT di lintasan Ketapang-Gilimanuk pada pertengahan Juli lalu merupakan standar penanganan pascakejadian tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) menyatakan penonaktifan kapal perlu dilakukan untuk memastikan seluruh kapal dalam kondisi standar.
Apalagi, kapal eks LCT tersebut rata-rata melakukan penyesuaian saat dirombak menjadi KMP.
Penyesuaian inilah yang membuat kapal-kapal eks LCT harus sering dipantau untuk memastikan kondisinya sesuai standar.
“Dari regulator setiap ada accident pasti pasti dilakukan pemeriksaan atau ramp check, tidak hanya dilakukan di tempat terjadinya accident, tapi juga di semua lintasan,” tegas Direktur BKI, Arief Budi Permana.
Pasca kecelakaan laut KMP Tunu Pratama Jaya, Arief menyebut BKI akan terlibat dalam proses analisa bersama regulator seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Analisa dilakukan supaya peristiwa serupa dapat diantisipasi.
Salah satunya adalah melakukan ramp check terhadap kapal-kapal setipe dalam kasus di perairan Selat Bali adalah kapal eks LCT.
Berdasarkan hasil ramp check di lintas Ketapang, total ada 15 kapal eks LCT yang dinyatakan kurang laik.
Hasil rekomendasi, kapal-kapal tersebut untuk sementara keluar dari lintasan dan diminta melakukan perbaikan sesuai dengan temuan catatan dalam inspeksi.
“Kami berupaya meminimalisasi accident. Ini menjadi analisa dari BKI, khususnya bagi kapal tipe yang sama,” imbuhnya.