Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Pemkab Banyuwangi Daftarkan Paten Indikasi Geografis Kopi Robusta

Detik.com



Banyuwangi

Kopi robusta Banyuwangi sudah tersohor punya cita rasa yang khas. Kini, Pemkab Banyuwangi sedang mendaftarkan kopi robusta tersebut untuk mendapatkan paten indikasi geografis dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM)

Indikasi geografis merupakan paten yang menunjukkan asal muasal suatu produk berdasarkan faktor lingkungan geografis, termasuk faktor alam dan manusianya. Selain itu, paten indikasi geografis juga akan memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik pada produk yang dihasilkan.

“Dengan mendapatkan indikasi geografis, paten suatu produk akan terlindungi. Selain itu brand, produk juga akan terangkat,” jelas Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melalui keterangan tertulis yang diterima detikJatim, Rabu (23/8/2023).

Keuntungan lainnya, kopi robusta yang sudah memiliki sertifikat indikasi geografis dapat meningkatkan nilai jual. Selain itu, juga untuk menghindari praktik curang seperti pemalsuan atau pengoplosan produk kopi robusta yang dihasilkan.

“Ini juga bagian dari upaya menjamin kualitas produk, serta memberikan perlindungan dan kepercayaan bagi konsumen,” jelas Ipuk.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menambahkan, persiapan pendaftaran indikasi geografis telah dilakukan sejak 2019. Selama dua tahun terakhir, Banyuwangi fokus mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk pendaftaran paten itu.

“Kami telah melakukan pemetaan kopi robusta di Banyuwangi, mulai dari asal-usulnya, karakter rasa, dan kekhasannya,” kata Ilham.

Dalam proses pengurusan dokumen itu, Dispertan Banyuwangi dibantu oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Setelah diajukan, Tim Kemenkumham akan memverifikasi keabsahan dokumen yang diberikan. Kemudian proses pengajuan paten indikasi geografis dilanjutkan dengan verifikasi lapangan.

“Mudah-mudahan bisa selesai dalam tiga bulan, sehingga Desember mendatang sudah bisa terbit untuk indikasi geografis kopi robusta Banyuwangi,” tambah Ilham.

Ilham menjelaskan, Banyuwangi merupakan salah satu daerah penghasil kopi robusta terbesar di Jawa Timur. Total luas perkebunan kopi di Banyuwangi sekitar 15 ribu hektare yang tersebar Kecamatan Kalibaru, Glenmore, Songgon, dan Kalipuro. Dalam setahun, Banyuwangi menghasilkan kopi robusta sebanyak 10.673 ton.

“Mayoritas kebun kopi di Banyuwangi adalah kebun kopi rakyat. Hanya sedikit yang dimiliki oleh perusahaan perkebunan,” sambung Ilham.

Dengan mendaftarkan paten indikasi geografis, Ilham berharap khazanah kopi robusta Banyuwangi bisa terlindungi.

“Harapan lainnya, brand kopi robusta Banyuwangi bisa lebih dikenal di kancah nasional dan internasional. Sebagaimana kopi arabika Gayo asal Aceh dan kopi arabika Kintamani asal Bali,” tambahnya.

Kekhasan kopi robusta Banyuwangi sendiri telah diakui oleh oleh banyak pihak. Rasa kopi ini begitu unik.

Taste-nya unik dan teksturnya itu utuh,” kata Wahyu Irianto dari Balai Besar Pembenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPT) Surabaya.

Simak Video “Kebakaran Melanda Warung di Pantai Plengsengan Ancol Banyuwangi
[Gambas:Video 20detik]
(dte/iwd)

source