Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Polisi Periksa Saksi Utama Kematian Pasutri Banyuwangi yang Masih Misterius

Detik.com



Banyuwangi

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Polisi berupaya mengungkap penyebab kematian pasangan suami istri di Desa Karetan, Purwoharjo, Banyuwangi. Mereka berdua ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Sang suami PD (24) tewas tergantung di belakang rumah, sedangkan istrinya ID (26) tergeletak di lantai rumah.

Kasatreskrim Polresta Banyuwangi Kompol Agus Sobarnapraja mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan luar terhadap jenazah sang suami sudah ada indikasi kuat bahwa pria itu tewas karena gantung diri. Tapi tidak demikian dengan sang istri yang tewas dengan luka lebam dan hidung berbusa.

“Berdasarkan keterangan lisan dari dokter yang memeriksa, yang laki-laki diindikasi kuat korban gantung diri. Sedangkan untuk yang perempuan memang memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan tidak bisa diungkap tanpa otopsi,” kata Agus.

Untuk mengetahui penyebab pasti kematian sang istri proses autopsi perlu dilakukan. Sayangnya keluarga korban tidak berkenan. Meski tanpa autopsi, penyelidikan tetap dilakukan salah satunya dengan memeriksa sejumlah saksi.

Terbaru, polisi telah memeriksa saksi utama yang merupakan keponakan korban yakni IEP (12). Keponakan korban itu menjadi saksi utama karena pada malam sebelum pasutri itu ditemukan tewas, anak itu berada di dalam rumah.

“Jadi saat pasutri itu cekcok di malam hari, keponakan mereka yang masih berusia 12 tahun ada di dalam rumah itu. Intinya semua tidak berhenti, tetap didalami,” kata Agus.

Tidak hanya sang keponakan, saat kejadian itu juga ada anak pasutri tersebut. Namun yang bersangkutan tidak bisa dijadikan saksi karena masih berusia 11 bulan dan saat ini sedang dirawat oleh keluarga korban.

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, saat pasutri itu cekcok pada Senin (26/6/) malam, IEP berada di kamarnya dan tidak berani keluar. Hingga PD, pamannya menyerahkan bayi 11 tahun itu kepada sang keponakan.

Terhadap keponakan korban dan anak korban, kepolisian saat ini telah bekerja sama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk memberikan pendampingan dan trauma healing.

Selain memeriksa keponakan korban polisi juga akan memeriksa isi telepon genggam kedua korban. Pemeriksaan telepon isi HP itu dilakukan untuk mencari fakta-fakta seputar masalah yang terjadi di antara pasutri tersebut.

“Ada 2 handphone yang nanti akan kami sinkronisasi dengan keterangan saksi-saksi yang telah kami dapatkan di lokasi kejadian untuk menemukan fakta lainnya,” katanya.

Kematian PD dan ID menggegerkan warga. Jasad mereka ditemukan pada Selasa (27/6) pagi sekitar pukul 10.00 WIB oleh warga setempat.

Sejumlah saksi yang merupakan tetangga korban menyebutkan bahwa sebelum pasutri itu ditemukan tewas keduanya diketahui sempat terlibat cekcok pada Senin malam.

“Yang terindikasi tadi malam seperti ada KDRT antara suami istri itu. Diduga ada masalah dalam rumah tangga,” kata Deddy kepada wartawan, Selasa (27/6).

Deddy menduga cecok yang terjadi antara keduanya mengakibatkan sang suami melakukan tindak kekerasan kepada sang istri yang berujung kematian.

Polisi menduga, karena sang suami merasa menyesal dan ketakutan, pria itu memilih mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

“Tapi ini dugaan sementara. Belum mengarah ke tersangka. Apabila hasil penyelidikan mengarahkan status tersangka ke suami yang telah tewas, kami akan menghentikan penyelidikan,” ujar Deddy.

Simak Video “Fakta-fakta Prajurit TNI Tabrak Lansia Hingga Tewas di Bekasi
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/iwd)

source