TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Politeknik Darussalam (POLIDA) Blokagung Banyuwangi, Jawa Timur, resmi berdiri, Senin (1/9/2025). Pendirian kampus teknik berbasis pesantren ini ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Nomor 2005/81/HK.03.00/2025, dari Koordinator Kelembagaan dan Sistem Informasi, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur (LLDikti VII Jawa Timur, Tohari, M.Kom, di momen wisuda sarjana ke-21 dan Pascasarjana ke-2 Universitas KH Mukhtar Syafaat (UIMSYA).
Lahirnya POLIDA Blokagung Banyuwangi tersebut menandai tingginya perhatian Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Khususnya pembangunan SDM generasi muda di Bumi Blambangan.
Direktur POLIDA Blokagung Banyuwangi, KH Muhammad Riza Aziziy, M.IEB., menegaskan bahwa kampus vokasi ini lahir dari tingginya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pesantren. Sekaligus sebagai jawaban atas kebutuhan pendidikan berbasis keterampilan.
“Alhamdulillah, kepercayaan masyarakat semakin besar sehingga perlu diberikan layanan pendidikan yang sifatnya vokasi. Ini menjadi ikhtisar kami untuk memberikan jawaban kepada masyarakat bahwa pesantren, kini telah memasuki segmentasi tersendiri,” kata Gus Riza, sapaan akrab KH Muhammad Riza Aziziy.
Beberapa Program Studi (Prodi), masih Gus Riza, sudah disiapkan, di antaranya Prodi Diploma 4 (D4) Teknologi Rekayasa Otomotif, D4 Bisnis Digital, D4 Desain Mode, D4 Agribisnis, serta D4 Kosmetik dan Perawatan Kecantikan.
POLIDA Blokagung Banyuwangi hadir, untuk melanjutkan kiprah Akademi Komunitas Darussalam (AKD) yang sebelumnya hanya setara dengan Diploma 2 (D2).
“Dengan kehadiran Politeknik ini, kami berikhtiar agar santri nantinya setara dengan lulusan S1. Secara kompetensi juga akan lebih baik dibandingkan D2,” jelasnya.
Pada tahun pertama, POLIDA Blokagung Banyuwangi, tidak menetapkan target berlebihan. Melainkan fokus pada konsolidasi antara kebutuhan Civitas Akademika dengan karakter khas pesantren.
Menurut Gus Riza, santri yang telah memiliki bekal spiritual kuat akan semakin kokoh jika dilengkapi dengan keterampilan vokasi.
“Untuk itu kurikulum perlu disesuaikan, dosen dan tenaga pengajar juga harus memahami kebutuhan tersebut,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Riza menyebut bahwa pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan berbagai stakeholder. Seperti Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), hingga Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Tujuannya, guna memastikan para alumni kelak benar-benar memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
“Kolaborasi ini penting untuk membangun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Seringkali ada gap antara lulusan dengan kebutuhan industri. Dengan kolaborasi ini, kita berharap gap itu bisa semakin tereduksi,” tegasnya.
Lebih dari itu, POLIDA Blokagung Banyuwangi, juga diharapkan menjadi mitra strategis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi dalam menyiapkan tenaga kerja terampil. Dengan jiwa mahasiswa religius dan punya skill, diharapkan mampu bersaing di pasar kerja.
“Ini bagian dari sumbangsih kita untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan sesuai dengan kebutuhan industri,” cetus Gus Riza.
Sementara itu, Koordinator Kelembagaan dan Sistem Informasi LLDikti VII Jawa Timur, Tohari, M.Kom., mengatakan bahwa penyerahan SK ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam memperluas akses dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi, khususnya di lingkungan pesantren.
“Momentum ini harus dijadikan pengingat bahwa perguruan tinggi wajib konsisten meningkatkan mutu, terus berinovasi, serta memperkuat kolaborasi dengan dunia usaha, dunia industri, juga lingkungan sekitar,” ujar Tohari.
Dengan hadirnya POLIDA Blokagung Banyuwangi, Ponpes Darussalam Blokagung tidak hanya mencetak generasi berakhlak mulia, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia yang siap menjawab tantangan industri masa depan. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |