Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sejarah Terowongan Mrawan Banyuwangi: Diguncang Gempa Diterjang Longsor

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Banyuwangi

Terowongan Mrawan Banyuwangi masih kokoh berdiri hingga saat ini. Pada zaman penjajahan Belanda, terowongan tersebut pernah kena gempa dan longsor.

Terowongan Mrawan memiliki panjang sekitar 690 meter. Terowongan ini membelah Gunung Gumitir, berada di antara Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru. Tepatnya di KM 30+777.

Pemerintah Hindia Belanda membangun terowongan itu pada 1901-1902. Yakni melalui Perusahaan Kereta Api Negara, Staatssporwegen (SS).

“Pembangunan terowongan ini masuk ke dalam proyek pembangunan jalur kereta api Kalisat-Banyuwangi, yang dipimpin oleh seorang Hoofdingienieur (kepala insinyur),” ujar Azhar Zaki Assjari, Manajer Hukum dan Humas Daop 9 Jember kepada wartawan, Kamis (27/10/2022).

Teknik pembangunan terowongan ini, kata Azhar, yaitu dengan cara melakukan penggalian di bagian sisi arah Kalisat sebelah Gunung Botoh.

Kemudian dilakukan penggalian pada sisi arah Banyuwangi. Selanjutnya dilakukan penggalian secara bersamaan. Penggalian terowongan mencapai 450 m dengan drainase sepanjang 300 m pada 5 Desember 1902.

Surat Kabar De Locomotief terbitan 19 Januari 1903 mewartakan, pada Jumat 16 Januari 1903 kereta api pertama melewati Terowongan Mrawan.

“Pada awal pengoperasiannya, terowongan ini dilewati kereta api penumpang dan barang pengangkutan komoditas ekspor. Seperti kopi, gula, beras serta pengangkutan hasil pertanian sehari-hari masyarakat di Wilayah Banyuwangi dan sekitarnya,” tambahnya.

Terowongan Mrawan Diguncang Gempa Diterjang Longsor

Pada 1909, terjadi gempa bumi di Mrawan. Gempa mengakibatkan tanah longsor yang menerjang terowongan.

Pembersihan tanah longsor dilakukan hingga 500 m³ per hari. Staatssporwegen (SS) kemudian melakukan perbaikan terowongan dengan memperpanjang kedua sisi. Serta menggali lereng yang cukup curam di wilayah sekitar.

Itu bertujuan untuk mengurangi bahaya bilamana terjadi longsor kembali. Harapannya, terowongan tidak akan tersumbat dan lalu lintas tidak akan terhalang.

Pada Oktober 1910, perpanjangan mulut terowongan selesai di salah satu sisi. Sisi lainnya masih dilaksanakan pekerjaan penggalian dan pemasangan batu bata.

“Kepala Operasi dan Kepala Divisi SS melaksanakan pemeriksaan proyek revitalisasi Stasiun Mrawan pada Juni 1910. Perbaikan Terowongan Mrawan memerlukan durasi kurang lebih setengah tahun,” pungkasnya.

Simak Video “Legenda Pantai Karangnini Pangandaran Jawa Barat
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)

source