Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Selain KMP Tunu Pratama Jaya, Ini 6 Kecelakaan Laut di Selat Bali, Salah Satunya KRI Nanggala

selain-kmp-tunu-pratama-jaya,-ini-6-kecelakaan-laut-di-selat-bali,-salah-satunya-kri-nanggala
Selain KMP Tunu Pratama Jaya, Ini 6 Kecelakaan Laut di Selat Bali, Salah Satunya KRI Nanggala

KOMPAS.com – Insiden kapal tenggelam di Selat Bali kembali terjadi. Terbaru, Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam pada Rabu  (2/7/2025) malam dalam pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut total 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal, serta memuat 22 unit kendaraan.

Pukul 23.20 WIB, perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya melakukan panggilan distress. Sekitar 15 menit setelah panggilan darurat diterima, kapal dinyatakan tenggelam pada pukul 23.35 WIB. 

Pada pukul 00.22 WITA, kapal sempat terbalik dan hanyut ke arah selatan.

Komunikasi terakhir melalui saluran radio maritim channel 17 menyebut kapal mengalami blackout atau kehilangan daya listrik sebelum akhirnya tenggelam sepenuhnya.

Baca juga: Pelukan Terakhir Febriani pada Sang Istri yang Terlepas Bersamaan dengan Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Peristiwa ini menambah daftar panjang kecelakaan laut di Selat Bali, yang sebelumnya telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Berikut ini rangkuman deretan kecelakaan kapal di Selat Bali dan perairan sekitarnya:

1. KRI Klewang 625 Terbakar dan Tenggelam (2012)

Pada 28 September 2012, KRI Klewang 625 tenggelam di Selat Bali setelah mengalami kebakaran hebat.

Kapal canggih ini baru diluncurkan pada 31 Agustus 2012 oleh PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, dan dipesan oleh TNI AL dengan nilai proyek mencapai Rp 114 miliar.

Kapal jenis trimaran siluman ini memiliki panjang 60 meter dan bobot 200 ton, serta mampu membawa 29 awak dan pasukan khusus.

Sayangnya, kapal terbakar akibat korsleting arus pendek dan akhirnya tenggelam. Salah satu keunggulan KRI Klewang adalah teknologi stealth-nya yang membuat kapal tak terdeteksi radar.

Baca juga: 53 Personel Basarnas Dikerahkan Cari Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

2. KMP Rafelia 2 Tenggelam (2016)

Kecelakaan kapal di Selat Bali kembali terjadi pada 4 Maret 2016, saat KMP Rafelia 2 tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang.

Kapal mulai miring ke kiri di tengah perjalanan dan nahkoda mengarahkan kapal ke pantai terdekat.

Tragisnya, sejumlah penumpang tewas, termasuk nahkoda, mualim, serta seorang ibu dan anaknya. Saat itu kapal mengangkut 70 penumpang dan 33 kendaraan, termasuk 16 dump truck bermuatan limbah B3 sebanyak 765,26 ton, melebihi kapasitas hingga 599 ton.

KMP Rafelia 2 merupakan kapal buatan Jepang tahun 1993. Setelah berpindah ke Filipina, kapal ini akhirnya beroperasi di Indonesia sejak 2012 hingga 2016.

Baca juga: 21 Penumpang Selamat KMP Tunu Pratama Jaya Dievakuasi ke Pelabuhan Ketapang

 

Page 2

Pada 17 Mei 2018, KMP Labitra Adinda terbakar di perairan Selat Bali saat hendak bersandar di Pelabuhan LCM Ketapang. Kebakaran berasal dari mesin kapal bagian belakang. Saat kejadian, kapal mengangkut 18 penumpang, 12 kru, 5 truk, 5 tronton, dan dua sepeda motor.

Karena posisi kapal masih berada 200 meter dari bibir pantai, evakuasi dilakukan dengan KMP Karya Maritim II dan perahu karet milik Basarnas.

Ombak tinggi mencapai 3 meter membuat evakuasi cukup dramatis, para kru harus melompat satu per satu ke perahu karet.

Baca juga: Tak Hanya Helikopter, Polda Jatim Juga Kerahkan Drone Bawah Laut Cari Korban KMP Tunu Pratama Jaya

4. Kapal Ikan Victori Utama Terbakar (2020)

Kapal ikan Victori Utama terbakar hebat saat bersandar di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, pada 26 Februari 2020 siang. Kapal kayu tersebut dilalap api diduga karena korsleting mesin bagian kanan.

“Api berasal dari mesin dan langsung membakar jaring,” kata Yulius Putra, pengurus kapal.

Kebakaran ini menghanguskan 85 persen badan kapal, dan menimbulkan kerugian hingga Rp 2 miliar. Beruntung, dua anak buah kapal berhasil menyelamatkan diri dengan melompat ke laut.

Baca juga: Selamat KMP Tunu Pratama Jaya, Suyip: Air Masuk, Kapal Terbalik, Saya Berenang Sekuatnya

5. KMP Yunicee Tenggelam (2021)

Pada 29 Juni 2021, KMP Yunicee tenggelam di perairan dekat Pelabuhan Gilimanuk, Bali, usai terseret arus dan dihantam gelombang setinggi 3 hingga 5 meter. Kapal saat itu sedang menunggu giliran bersandar.

Kekuatan mesin tak mampu mengimbangi arus kuat. Dalam waktu lima menit, kapal miring ke kiri dan tenggelam. Tujuh penumpang ditemukan meninggal dunia, dan belasan lainnya dilaporkan hilang.

6. KRI Nanggala 402 Tenggelam di Perairan Bali (2021)

KRI Nanggala 402, kapal selam milik TNI AL, tenggelam di Perairan Bali pada 21 April 2021. Kapal dinyatakan hilang kontak (submiss) dan kemudian dipastikan tenggelam (subsunk) tiga hari kemudian, pada 24 April 2021.

Seluruh 53 kru KRI Nanggala dinyatakan gugur. Kapal ditemukan berada di kedalaman 850 meter, mengalami keretakan besar. Laksamana Yudo Margono, KSAL saat itu, menyebut sejumlah bukti otentik ditemukan, mulai dari alas salat, spons penahan panas, hingga komponen tabung torpedo.

Baca juga: Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya Bertambah, Terbaru Bocah 3 Tahun

Arus Selat Bali yang Kuat

Dikutip dari Kompas.id, kuatnya arus di Selat Bali diakui oleh Arnoldus Yansen (61), pensiunan pegawai PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (PT ASDP) yang pernah 18 tahun bertugas di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk sejak tahun 1987 hingga 2005.

“Saya pernah tugas di Selat Rote, Selat Madura, Selat Sunda, Raja Ampat, Maluku Tenggara dan Kupang. Harus diakui, arus yang paling kencang itu ada di Selat Bali,” ucapnya ketika berbincang dengan Kompas, Rabu (30/6/2021).

Yansen mengatakan, ada sembilan palung besar dan dalam di Selat Bali. Keberadaan palung itu turut membuat arus berubah dengan sangat cepat dan kuat. Kadang arus di atas palung itu seolah menjadi pusaran yang bisa menarik benda di sekitarnya.

Baca juga: Berkat Sekoci dan Life Jacket, Korban KMP Tunu Pratama Jaya Selamat

Sebagai antisipasi, sejumlah lampu suar ditempatkan di dekat palung-palung itu.

“Kalau kamu menyeberang, melihat ada lampu-lampu merah mengapung di tengah (Selat Bali), itu dekat dengan palung. Kamu lihat saja arusnya sekuat apa,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai General Manager PT ASDP cabang Kupang dan cabang Maluku Tenggara itu.


Page 3

Ia mengisahkan, kapal dengan kecepatan melaju 10 knot bisa terhenti bahkan dipaksa mundur karena terseret arus.

Kecepatan 10 knot di laut, setara dengan 18 kilometer per jam. Bila kecepatan 10 knot tidak bisa melaju atau bahkan mundur, berarti kekuatan arus di Selat Bali bisa lebih dari 10 knot.

Kuatnya arus Selat Bali mengharuskan setiap kapal memiliki perwira jaga yang handal, serta memahami pasang surut dan kecepatan air.

Awak kapal yang paham karakteristik Selat Bali, lanjut Yansen, pasti mengetahui jalur mana yang aman untuk dilalui.

Baca juga: 15 Jam Menanti Kabar KMP Tunu Pratama Jaya, Tangis dan Harap Menyelimuti Pelabuhan Ketapang

“Tidak bisa kapal gerak lurus dari Ketapang ke Gilimanuk atau sebaliknya. Kalau arus ke selatan, kapal harus ke utara dulu. Dengan bantuan arus, ia akan masuk ke dermaga. Kalau kapal itu potong kompas, dia bisa kebuang (terseret) sampai Muncar, di Banyuwangi selatan,” tutur Yansen.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Imam Rosidin | Editor : Dheri Agriesta, Rachmawati, Farid Assifa, Reni Susanti), Kompas.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.