Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya: 29 Selamat, 6 Meninggal, 30 Hilang

update-pencarian-korban-kmp-tunu-pratama-jaya:-29-selamat,-6-meninggal,-30-hilang
Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya: 29 Selamat, 6 Meninggal, 30 Hilang

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali terus dilakukan.

Mengawali hari kedua pencarian pada Jumat (4/7/2025), belum ada penambahan data korban, baik selamat maupun ditemukan meninggal dunia.

Dari informasi yang tertera di pusat layanan informasi di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, jumlah korban selamat sebanyak 29 orang, empat di antaranya merupakan kru kapal.

Baca juga: Berjuang Nafkahi 2 Anak, Kru Kantin KMP Tunu Pratama Jaya Jadi Korban Meninggal

Untuk korban meninggal dunia sebanyak enam orang, yaitu Anang Suryono (59), Eko Sastriyo (51), Elok Rumantini (34), Cahyani (51), Fitri April L, dan anak Fitri, Afnan Aqiel (3). Jenazah para korban yang ditemukan telah diserahkan ke keluarga.

Mengacu pada data manifest, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut 65 orang dengan rincian 53 penumpang dan 12 kru kapal. Dengan demikian, masih ada 30 orang yang hilang dan dalam pencarian.

“Atas nama pemerintah kami turut berbela sungkawa,” kata Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, Kamis (3/7/2025).

Baca juga: Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Dilanjutkan, Tim SAR Sisir Sisi Selatan dan Timur Gilimanuk

Dudy mengatakan, pencarian dan pertolongan terhadap korban KMP Tunu Pratama Jaya akan memberdayakan seluruh stakeholder dan pencarian akan dimasukkan di berbagai sisi, baik darat, laut ataupun udara.

Operasi SAR melalui udara akan menggunakan helikopter milik Polri serta drone. Di laut akan ada banyak dukungan pencarian, mulai dari kapal sejenis KMP Tunu Pratama Jaya karena operator menurunkan 2 hingga 3 kapal untuk pencarian.

Terdapat pula KN SAR Permadi yang berangkat dari Surabaya, KN Arjuna yang berangkat dari Benoa, KRI milik TNI AL yaitu KRI Teluk Ende dan KRI Tongkol, dan masih banyak yang lainnya.

“KRI dikerahkan karena fleksibiliti lebih cepat,” terang Dudy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.