Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sidang Kanjuruhan, Terdakwa: Kapolres Minta Tunda Pembatasan Tiket Penonton

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Solo

Eks Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris terdakwa Tragedi Kanjuruhan, mengungkapkan Polres Malang sempat bersurat meminta pembatasan tiket laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Namun tiba-tiba Kapolres Pemalang AKBP Ferli Hidayat menelepon meminta pembatalan pembatasan tiket.

Dikutip dari detikJatim, Sabtu (28/1/2023), hal itu diungkapkan Haris dalam sidang perkara Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri Surabaya, Jumat (27/1) malam.

Haris awalnya menyampaikan soal kuota tiket penonton Arema FC vs Persebaya.



“Jadi di Arema sistemnya gotong royong. Di grup itu ada LO. Biasanya langsung ada usulan siapa atau masalah di-share di grup. Pada waktu itu Pak Dimas nge-share untuk cetak tiket sebesar itu (43 ribu lembar). Saya juga tidak punya kewenangan jumlah dan harga tiket karena ditentukan manajemen dan masukan-masukan koordinator,” jelas Haris kepada jaksa penuntut umum (JPU) dalam persidangan.

Lebih lanjut, Haris menyebut tak mengikuti secara teknis pencetakan tiket. Sebab ia harus koordinasi banyak hal di luar ticketing. Ia hanya ingin memastikan bahwa tiket sudah dicetak dan didistribusikan.

“Teknis ticketing saya nggak begitu mengikuti. Karena banyak yang saya koordinasikan tapi (tetap) memastikan sudah tercetak dan distribusi tiket jangan sampai ada keributan,” jelasnya.

“Tiket itu ada yang dijual di online. Ada yang dijual melalui ticket box. Ada 14 mitra kerja. Kita memantau berapa itu tiket-tiket terjual kisaran 42 ribu (lembar),” imbuh Haris.

Jaksa lantas menanyakan kebenaran apakah Polres Malang pernah berkirim surat ke Panpel Arema FC pada 28 September 2022 yang isinya membatasi jumlah tiket. Haris membenarkannya. Saat itu Polres meminta agar tiket dicetak 38 ribu saja untuk mengantisipasi kerawanan.

“Betul, seingat saya Kapolres (AKBP Ferli Hidayat) kirim surat Rabu (28/9/2022) kepada panpel agar tiket dicetak 38 ribu sekian dengan alasan kerawanan,” terang Haris.

Surat dari Polres Malang itu kemudian dibagikan di grup WhatsApp Aremania. Karena ada rekomendasi pengurangan maka tiket harus dipotong 12,5 persen agar sesuai dengan jumlah 38 ribu lembar.

Namun apa yang disampaikan Haris itu ternyata mendapat kecaman dari para Aremania. Grup WhastApp tersebut pun langsung ramai, Haris pun langsung menjadi sasaran makian dan ancaman, ia kemudian mengaku khawatir jika rumahnya akan dibakar.

“Surat itu saya share di grup Arema terus dibahas di ticketing. Kita sepakat untuk mengurangi pesanan tiket sebesar 12,5% tiap pesanan. Jogja misalnya 100 dipotong 12,5%, Banyuwangi, Jatim, Ponorogo dan korwil kami potong 12,5%. Saya sampaikan di grup Aremania ini ada masukan dari Kapolres ada pembatasan tiket mohon maaf tiket nawak-nawak (kawan-kawan) akan saya potong 12,5%,” tutur Haris.

“Di situ (grup) ada Kasat Intel. Di situ terjadi banyak umpatan. ‘Kok ndadak tanggal 29. Karena saya dari luar kota, tetangga saya sudah setor duit ke saya. Ini laga big match kok tiket gak ada’. Apa rumah saya nggak diobong (dibakar). Saya dikejar-kejar di grup ramai,” imbuh Haris.

Kegaduhan ini rupanya diketahui oleh Polres Malang. Haris kemudian ditelepon Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan membatalkan rekomendasi pembatasan tiket 38 ribu lembar. Menurutnya, pembatasan diberlakukan untuk laga selanjutnya saja.

“Kamis Kapolres telepon saya, ‘Pak Haris tolong untuk pembatasan tiket yang 38 ribu (lembar) jangan dilaksanakan sekarang, itu pertandingan yang akan datang saja. Karena maksud saya pembatasan tiket itu agar pertandingan lebih longgar’,” ucap Haris menirukan perkataan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat.

Tak lama, lanjut Haris, ia juga ditelepon juga oleh Kasat Intel Polres Malang Iptu Bambang Sulistiyono agar meredam amarah Aremania. Sebab jika tidak dikhawatirkan akan ada gesekan saat laga berlangsung.

“Jarak beberapa jam Kasat Intel telepon, ‘Tolong Aremania diredam jangan sampai ada goyangan’. Mungkin kalau nggak kondusif, nanti pertandingan nggak kondusif, sehingga saya sampaikan pada Aremania,” ujar Haris.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

source