ROGOJAMPI – Sempat diprediksi tuntas akhir tahun 2015, proyek pembangunan terminal baru Bandara Kelas III Blimbingsari masih berlangsung hingga saat ini. Progres pembangunan yang terkesan lamban tersebut rencananya akan tuntas akhir tahun ini.
Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapangan, aktivitas pembangunan bandara masih terus berlangsung. Secara fisik, bangunan dengan nilai pembangunan lebih dari Rp 100 miliar itu tampak sudah selesai.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (PU CKTR) Banyuwangi, Mujiono, mengatakan pembangunan terminal bandara sebenarnya dikonsep dalam tiga tahap selama tiga tahun, yaitu 2014, 2015, dan 2016.
Mujiono menjelaskan, secara keseluruhan proyek pembangunan terminal bandara baru memang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten dan provinsi. Hanya beberapa komponen, terutama yang terkait teknologi bandara, menjadi tanggung jawab satuan kerja di bawah Kementerian Perhubungan.
Metal detector, FIDS (flight information display system), x-ray, CCTV, dan peralatan penunjang lain, menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan. Muji menambahkan, proyek pembangunan bandara sedang dalam tahap finishing di beberapa bagian, seperti musala, area komersial, dan beberapa komponen di lantai dua, seperti kantor penerbangan dan lounge.
“Ada juga pembangunan access road yang mendukung kinerja lalu lintas kendaraan di sekitar bandara. Area parkir juga dalam proses pembangunan,’’ jelasnya. Tahun 2016 ini demi menuntaskan proyek terminal bandara pemerintah menyediakan anggaran Rp 34,5 miliar.
Itu belum termasuk kebutuhan pembangunan landscape yang diperkirakan menghabiskan dana Rp 1 miliar. “Anggaran total sekitar Rp 100 miliar. Tahun 2014 Rp 25 miliar, kemudian tahun 2015 Rp 40 miliar dan tahun ini Rp 34,5 miliar,” ungkapnya.
Pihaknya menargetkan seluruh bangunan akan tuntas dikerjakan pada Desember tahun ini. Dengan perhitungan pada pertengahan tahun 2017 nanti bandara berkapasitas 500 orang itu sudah bisa dioperasikan.
“Secara fisik sudah selesai semua, tinggal finishing. Landscape memang belum tuntas, tapi kita bisa bangun sambil jalan karena ini di luar bangunan terminal, yang penting bisa dioperasikan dulu,’’ ujar Muji. Sementara itu, kebutuhan atas terminal bandara baru tampaknya semakin mendesak saat penumpang pesawat terus bertambah.
Apalagi beberapa waktu terakhir grafik penumpang pesawat dapat dikatakan terus naik. Berdasar data Bandara Blimbingsari, dalam kurun waktu lima tahun terakhir terjadi perkembangan jumlah penumpang yang cukup pesat. Tahun 2011 hanya mencakup 7.000 penumpang, kemudian meningkat lebih dari 300 persen menjadi 24.000 ribu penumpang pada tahun 2012.
Lalu, bertambah menjadi 44.000 penumpang di tahun 2013. Pada tahun 2014 ada 87.000 penumpang, dan tahun 2015 ada 100.000 penumpang. Sejak akhir tahun 2015 angka pengguna moda transportasi udara setiap hari stabil di tingkat 80 persen dari 70 seat yang disediakan maskapai.
Kepala Bandara Blimbingsari, Yogi Suradiningrat, menambahkan dengan semakin banyaknya penumpang tentu dibutuhkan tempat yang semakin luas. Apalagi, Pemkab Banyuwangi memiliki keinginan mendatangkan pesawat Boeing ke Blimbing sari.
Itu tentu akan semakin banyak membawa penumpang daripada pesawat jenis ATR. Sembari menunggu diselesaikannya proyek terminal bandara baru, yang bisa diupayakan adalah menambah kanopi di depan terminal bandara lama yang difungsikan sebagai ruang tunggu tambahan.
“Tahun depan proyek pelebaran runway dari Kementerian Perhubungan kembali dilanjutkan. Kita berharap terminal bandara yang baru segera selesai agar bisa saling mendukung,” ujarnya. (radar)