Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tangkapan Ikan Nelayan Banyuwangi Merosot, Penyebabnya karena Ini

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Detik.com



Banyuwangi

Tangkapan ikan nelayan di Banyuwangi, terus merosot sejak tahun 2019. Kondisi tersebut disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, jumlah nelayan berkapasitas besar berkurang, perilaku nelayan dan faktor cuaca.

“Faktor iklim yang paling berpengaruh hingga menyebabkan ikan sulit didapat dan nelayan pun lebih susah melaut,” kata Kabid Dinas Perikanan Banyuwangi, Anang Budi Wasono, Sabtu (20/5/2023).

Cuaca sendiri, jelas Budi, dipengaruhi La Nina. Saat terjadi La Nina, suhu permukaan laut akan meningkat. Tingkat penguapan air laut tinggi dan memicu terjadinya hujan. Dan saat suhu permukaan laut masih hangat atau panas disertai hujan, habitat ikan berada di lapisan yang lebih dalam dari kondisi normal.

La Nina juga akan membuat tingginya gelombang di laut atau cuaca ekstrem, sehingga membuat nelayan kesulitan melaut. Dampaknya, pasokan ikan akan berkurang drastis.

“Selain iklim, penyebab berkurangnya tangkapan ikan juga disebabkan jumlah nelayan pemodal besar atau pemilik kapal ‘Slerek’ jumlahnya terus turun,” ungkap Anang.

Saat ini, tambah dia, mayoritas nelayan melaut menggunakan kapal gardan. Kapal jenis ini tidak membutuhkan modal besar. Ukuran kapal lebih kecil dan hanya berisi 5-10 orang saja. Sementara kapal ‘Slerek’ minimal membutuhkan 40 orang. Tak berhenti di situ, anjloknya jumlah tangkapan ikan juga imbas perubahan perilaku nelayan dalam melaut.

“Nelayan melaut hanya dalam sehari saja, sehingga tidak bisa mengeksplore laut lebih jauh lagi. Mayoritas mereka mencari ikan dengan jarak sekitar 4-12 mil dari pesisir,” jelas Anang.

“Menurunnya jumlah tangkapan ikan juga terjadi lantaran nelayan berganti jenis tangkapan, yang sebelumnya menangkap ikan, berganti menangkap baby lobster,” imbuhnya.

Sebelumnya, Dinas Perikanan Banyuwangi menerima informasi bahwa nelayan di wilayah Kecamatan Pesanggaran, kesulitan menangkap ikan. Sejumlah oknum menuding penyebabnya fenomena banjir lumpur dan pencemaran air laut limbah perusahaan pertambangan PT Bumi Suksesindo (PT BSI).

Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Alief R Kartiono langsung mengirim tim untuk melakukan investigasi lapangan.

“Memang ada sebagian orang yang menyebut bahwa penyebab air keruh karena adanya aktivitas tambang. Tapi penelitian teman-teman penyuluh, keruhnya air laut bersumber dari aliran sungai,” katanya.

Terkait tudingan menurunnya hasil tangkapan ikan nelayan karena ada limbah yang mencemari air laut ditepis Dinas Perikanan. Sebagai bukti bahwa isu pencemaran air laut tidak benar, yakni jumlah tangkapan baby lobster terjadi peningkatan. Padahal jika air laut tercemar limbah, seharusnya bukan hanya ikan yang mati, tapi seluruh biota laut lainnya.

Simak Video “New South Wales Dilanda Banjir Akibat Dipicu Hujan Lebat
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)

source