Raih 529 Suara, Menang Telak Atas Siswaji
KALIPURO – Pucuk pimpinan organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Banyuwangi berganti, kemarimTeguh Sumarno yang juga menjabat rektor Uniba itu terpilih sebagai Ketua PGRI Banyuwangi untuk periode 2015-2020 mendatang.
Detik-detik terpilihnya teguh berlangsung menegangkan. Dalam Konferensi yang berlangsung di hall Hotel Ketapang Indah, itu Teguh menang telak atas rivalnya, Siswaji. Dalam hitungan akhir, Teguh mendulang 529 suara, sedangkan Siswaji yang juga memegang posisi sebagai Sekretaris PGRI hanya mampu memperoleh dukungan 250 suara.
Satu kandidat Iagi, yaitu Nurohim hanya dapat tiga suara. Ada sekitar 783 guru dari berbagai ranting diseluruh Banyuwangi yang hadir pada Konfercab sekaligus pemilihan pengurus baru PGRI Banyuwangi terskemarin (5/4).
Setelah dibuka oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, selanjutnya proses pemilihan pun dimulai. Pemilihan tersebut menentukan F1 (Ketua 1), F2 (Ketua 2), dan F3 (Sekretaris). Ada Sekitar 50 nama yang awalnya dicalonkan untuk menentukan tiga pengurus inti.
Sebelum pemilihan dimulai, nama Teguh Sumamo sempat dipermasalahkan persyaratannya oleh Ketua PGRI demisioner, Husin Matamin. Teguh dianggap tidak memenuhi syarat sesuai AD/ART PGRI karena dianggap belum pernah menjadi pengurus di PGRI.
Suasana didalam ruangv konferensi pun sempat gaduh karena Teguh justru memperoleh dukungan yang cukup kuat. Sampai kemudian salah seorang sekretaris PGRI ranting Songgon menunjukkan bukti bahwa Teguh pernah menjabat sebagai pengurus.
Dalam surat tersebut Teguh disebutkan pernah menjadi pengurus berdasarkan pemilihan oleh beberapa kepala sekolah. Karena bukti yang dianggap cukup kuat serta dukungan kepada Teguh semakin solid, akhirnya proses pemilihan pun dilanjutkan.
Tiga nama dengan rekomendasi paling banyak dari pengurus cabang dan ranting kemudian terpilih untuk dipertimbangkan melalui perhitungan suara. Mereka adalah Teguh Sumarno, Siswaji, dan Nurohim.
Diantara ketiga calon tersebut yang bersaing kuat adalah Teguh dan Siswaji (sekretaris demisioner PGRI). Prosesi penghitungan suara pun berlangsung cukup ramai. Setiap kali teguh memperoleh suara, beberapa orang guru langsung berteriak.
Penghitungan pun berlangsung lancar hingga akhirnya diperoleh suara tertinggi oleh Teguh. Kemudiiain disusul oleh Siswaji dan terakhir Noruhim. Melihat ramainya guru yang mendukung Teguh, seusai penghitungan suara ketua PGRI terpilih itu pun langsung dibawa menuju ruangan tempat lain agar tidak terjadi keributan di dalam ruangan.
Pelantikan dari ketua baru beserta pengurus itu pun berlangsung malam itu juga disaksikan beberapa pengurus dari PGRI Provinsi Jawa Timur. Ketua PGRI Banyuwangi demisioner, Husin Matamin mengatakan, apa yang diperrnasarlahkan itu sesuai dengan pasal 27 terkait syarat ketua PGRI.
Jika ingin menyidik lebih lanjut, syarat yang dimiliki salah satu calon itu pun sebenarnya masih perlu ditinjau ulang karena belum jelas kapan waktu pemilihan sebagai pengurus, siapa pemilihnya dan bukti lainnya.
Namun melihat kondisi yang ada, akhirnya dirinya pun mengesahkan pemilihan tersebut dengan syarat yang disampaikan pengurus cabang PGRI Songgon. “Jika mau disidik sebenarnya status dari calon tersebut masih perlu dijelaskan.
Tapi ya sudah kita menggunakan surat dari pengurus cabang untuk keabsahannya. Tapi nantinya teman-teman yang harus bertanggung jawab untuk ke depannya,” tegas Husin Matamin yang saat ini juga duduk sebagai Ketua II PGRI Provinsi jatim tersebut.
Ketua PGRI terpilih Teguh Sumarno belum bisa komentar banyak dengan program ke depan. Langkah awal pihaknya akan tetap merangkul pengurus lama. Menurut dia, perubahan baik di tubuh PGRI saat ini adalah berkat kerja keras dari pengurus sebelumnya.
Selain itu, Teguh juga berencana untuk membuat guru lebih berdaya, baik secara peningkatan kemampuan diri dan tanggung jawabnya terhadap siswa. “sesegera mungkin kita akan melakukan diskusi dengan Forpimda terkait agenda pendidikan PGRI untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Banyuuangi,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap, pengurus PGRI dapat melakukan restorasi pemikiran dalam hal pendidikan. Seperti contoh dalam hal kepekaan bidang ilmu pengetahuan, diharapkan para guru bisa memanfaatkan jaringan internet yang dibangun pemerintah untuk memberikan pengembangan materi pendidikan.
Apalagi saat ini, lanjut Anas perkembangan netizen dikalangan siswa cukup tinggi dan guru harus dapat mengimbanginya. Sedangkan untuk infrastruktur, Anas mengajak para guru untuk melihat konsep green school dengan memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai penunjang pembelajaran. “Saya harap pengurus baru dapat mengambil peran dalam peningkatan kualitas guru,” pesan Anas. (radar)