Detik.com
Banyuwangi –
Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) Balak di Desa Balak, Kecamatan Songgon, siap mewujudkan Banyuwangi Hijau melalui pengolahan sampah sirkular dan terintegrasi.
TPA Balak diresmikan hari ini, Minggu (17/9/2023) oleh Kemenko Marves, Duta Besar Norwegia, Kemendagri, Menpan RB dan Bupati Banyuwangi. TPS berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektar dengan kapasitas pengolahan mencapai 84 ton sampah per Hari.
Untuk sementara ada 6 kecamatan yang akan mendistribusikan sampahnya ke TPS ini dengan rata-rata jumlah penduduk sasaran sekitar 250.000 jiwa atau setara 55.491 rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut sebagai TPS inovatif satu-satunya di daerah semi perkotaan di Indonesia. TPS 3R Balak dilengkapi teknologi pengolahan sampah modern seperti conveyor belt, baler, komposter, motor angkut sampah dan alat pilah olah sampah organik dan non-organik.
“Kobocoran sampah ke lingkungan dapat dicegah melalui kerja sama seluruh pemangku kepentingan. Melalui inisiatif Program Banyuwangi Hijau, kami bekerja bersama untuk melakukan perbaikan nyata bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat Banyuwangi,” kata Ipuk Fiestiandani, Bupati Banyuwangi, saat meresmikan TPS Balak, Minggu (17/9/2023).
Plt Kadis Lingkungan Hidup Banyuwangi Dwi Handayani yang menjadi Plt Pengoperasioan TPS 3R Balak menambahkan, keberadaan TPS dibangun sejak tahun 2017 dengan Pemerintah Norwegia, Borealis, PT Systemiq dan Kemenkomarves. Ia berharap peran serta masyarakat dalam spaya pengendalian sampahagar volumenya dapat ditekan.
![]() |
“Kami mengharap kesadaran dari masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik dari rumah, mengurangi volume sampah, tdk membuang sampah sembarangan dan mohon dukungan dari pemerintah desa untuk edukasi ke warganya. Dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama antara Pemkab, Pemdes, masyarakat, Akademisi, NGO, PKK, ormas keagamaan dan pihak swasta untuk menciptakan Banyuwangi yang lebih bersih, sehat, tertata dan lestari,” jelasnya.
Sementara Markus Horcher, Director Sustainability & Public Affairs, Borealis mengungkapkan kerjasama pengolahan sampah dengan pemerintah Banyuwangi tindaken strategis untuk mengendalikan sampah di daratan untuk mencegahnya ke laut dan mencemari perairan secara lokal bahkan global. Aksi ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam penanganan sampah.
“Sejak awal inisiatif pengelolaan sampah di Muncar pada tahun 2018 melalui Project STOP, kami bersama pemerintah Banyuwangi melebarkan jangkauan program pengelolaan sampah sirkuler ke kabupaten melalui Program Banyuwangi Hijau. Lebih dari itu, kami berharap agar inisiatif ini dapat menjadi inspirasi dan cetak biru bagi program lain untuk mempercepat perwujudan ekonomi sirkuler dan menghindari pencemaran sampah ke lingkungan,” kata Markus Horcher.
Dubes Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Giverin yang hadir meresmikan TPS 3R Balak mengaku antusias dan mengaku bangga dengan kerjasama yang telah menunjukkan hasil baik tersebut,
“TPS Balak yang baru diresmikan ini diharapkan memberi manfaat tak hanya dalam hal penanganan dan pengelolaan sampah, namun juga memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Banyuwangi, terutama di 33 desa disekitar TPS Balak ini. Sekali lagi, saya sangat bangga dengan kerja nyata kami dan mitra-mitra pembangunan kami, dalam membantu pemerintah daerah Banyuwangi menciptakan Banyuwangi yang hijau dan bersih,” jelas Rut Kruger.
Sementara Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Nani Hendiarti memberikan apresiasi atas pencapaian pemerintah Banyuwangi dalam pengolahan sampah.
“Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Program Banyuwangi Hijau dapat menjadi pembelajaran yg dapat direplikasi oleh daerah lain. Pembangunan persampahan tidak akan berkelanjutan apabila tidak ada peran dari pemerintah, pendanaan, dan peran serta masyarakat. Menyentuh perilaku masyarakat agar mau berubah adalah hal yag paling esensial. Kami akan terus mengupayakan terobosan lain seperti Banyuwangi Hijau agar dapat tercipta indonesia yg bersih,” terang Nani.
Program Banyuwangi Hijau telah melibatkan 800 pendorong perubahan dari kelompok masyarakat, pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, kelompok akademisi, dan organisasi masyarakat yang diselenggarakan pada 2022-2024 dengan menerapkan integrasi komponen program yang diarahkan untuk mendukung pencapaian target JAKSTRANAS Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga tahun 2025, yakni peningkatan penanganan sampah hingga 70% dan pengurangan timbulan sampah hingga 30%.
Simak Video “MenPAN-RB Pangkas Prosedur Evaluasi Reformasi Birokrasi Tematik“
[Gambas:Video 20detik]
(erm/fat)