Detik.com
Konsep Karen’s Diner yang galak saat melayani pembeli dipakai oleh seorang tukang bakso keliling di Jembrana, Bali. Adalah Agus Bangkan yang tak segan memaki-maki pembelinya.
Karen’s Diner merupakan restoran asal Australia yang terkenal dengan pelayan judes dan galak. Namun hal inilah yang justru jadi daya tarik bagi pembeli.
Konsep serupa diusung oleh Agus Wijaya alias Agus Bangkan, penjual Bakso Bangkan yang menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling di Jembrana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus yang asli Banyuwangi, Jawa Timur, itu menggunakan bahasa Bali kasar kepada setiap pelanggan. Siapapun yang baru pertama kali membeli bakso tentu bakal terkejut. Namun, kalau sudah paham jika itu adalah trik menarik pelanggan, setiap celotehan Agus justru mengundang tawa.
Salah seorang pelanggan setia Bakso Bangkan, Andika Pradnyana (21), menyebut pelayanan Agus sangat unik dan berbeda dengan pedagang lain yang menawarkan dagangan dengan sopan.
 Pedagang bakso yang viral kala ditemui di Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Minggu (15/10/2023). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali |
“Logatnya itu Jawa, tetapi perkataannya itu seperti bahasa persaudaraan di Buleleng yang memang agak keras, namun kami senang mendengarnya,” ungkap Andika ditemui detikBali, Minggu (15/10/2023).
Andika juga menjelaskan banyak anak muda yang menjadikan Bakso Bangkan untuk konten di media sosial. Para kreator konten itu pun membandingkan Bakso Bangkan dengan Karen’s Diner yang memang identik dengan pelayanan ‘judes.’
“Banyak yang membuat konten dengan Bakso Bangkan ini. Kalau rasa baksonya itu tidak jauh berbeda dengan bakso-bakso lainnya, namun yang menarik dengan cara berjualannya ini,” ujar Andika.
Sementara itu, pemilik Bakso Bangkan, Agus, mengaku setiap pelaku usaha wajib memiliki strategi pemasaran untuk menarik pembeli. Cara yang dilakukan pun berbeda-beda, tapi tetap dengan tujuan agar dagangan laku.
“Semua memiliki cara berjualan yang berbeda-beda, namun tujuan itu sama, agar cepat laku,” kata Agus.
 Agus mengaku marah-marah ke pembeli sebagai upaya promosi dagangannya.. Foto: I Putu Adi Budiastrawan |
Dia mengaku sudah sekitar dua dekade lebih berjualan bakso. Sejak merantau ke Pulau Dewata pada 2001. Namun, baru menggunakan konsep marah-marah sejak 2019.
“Saya datang dari Banyuwangi ke Bali ingin hidup yang lebih baik. Pada waktu itu, kehidupan mulai pada titik keberhasilan berjualan bakso, hingga saya bisa membeli lahan untuk tinggal di Desa Budeng, Kecamatan Jembrana,” papar Agus.
Namun, beberapa tahun kemudian ekonomi menurun. Terlebih saat Pandemi COVID-19 menghantam. Saat itu, untuk membeli kebutuhan pokok pun kesulitan hingga emosi membuncah. Dari situ muncullah niat untuk menjual bakso dengan jargon ‘bangkan cing’.
“Pertengahan tahun 2019 muncul ide untuk menjual Bakso Bangkan dengan tujuan meluapkan emosi dengan keadaan yang sangat tidak adil ini. Tidak menyangka masyarakat suka dengan cara berjualan saya,” jelas beber Agus.
Setelah viral, Bakso Bangkan semakin dikenal di masyarakat. Agus pun melebarkan sayap dengan berjualan di Tabanan, Badung, Gianyar hingga Klungkung.
 Dalam sehari Agus mengaku bisa dapat Rp 600 ribu dari berjualan bakso. Foto: I Putu Adi Budiastrawan |
“Syukur dengan cara berjualan saya ini banyak yang penasaran. Hingga saat ini rata-rata penjualan bakso ayam buatan saya ini sekitar Rp 600 ribu,” imbuh Agus.
Agus berharap masyarakat dapat menerima trik pemasaran yang dia terapkan.
“Semua itu hanya candaan, jadi saya ini sebenarnya adalah orang baik kata tetangga saya. Saya harap pelanggan saya tidak tersinggung,” tandas Agus.
Artikel ini sudah tayang di detikbali, dengan judul Viral Bakso Keliling Ala Karen’s Diner di Bali, Maki-maki Pembeli
Simak Video “ Pedagang Bakso di Jembrana Viral karena Pelayanan Buruk Ternyata ‘Bercyandya’“
[Gambas:Video 20detik]
(adr/adr)
