Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Warning Lima Kecamatan

TANGGAP BENCANA: Dandim Letkol (Kav) Muslimin melakukan paparan di Pemkab Banyuwangi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
TANGGAP BENCANA: Dandim Letkol (Kav) Muslimin melakukan paparan di Pemkab Banyuwangi kemarin.

Kawasan Terdampak Kawasan Terdampak
Letusan Raung Letusan Raung
Kecamatan Kalibaru
Kecamatan Songgon
Kecamatan Glenmore
Kecamatan Sempu
Kecamatan Genteng

Berpotensi Kena Dampak Letusan Gunung Raung

BANYUWANGI – Naiknya status Gunung Raung dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) langsung direspons dengan rapat koordinasi (rakor) penanggulangan bencana di aula Pemkab Banyuwangi kemarin (24/10). Seluruh komponen terlibat dalam rapat antisipasi meletusnya gunung setinggi 3.332 meter dari permukaan laut (dpl) tersebut.

Dalam rakor itu terungkap, lima kecamatan di Kabupaten Banyuwangi masuk kawasan rawan terdampak letusan Raung. Lima kecamatan tersebut adalah Kalibaru, Songgon, Glenmore, Sempu, dan Genteng. Dari lima kecamatan tersebut, wilayah Kalibaru dan Song gon berpotensi mengalami dampak terparah jika sewaktuwaktu gunung di perbatasan Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember tersebut meletus.

Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0825 Banyuwangi, Letkol (Kav) Muslimin Fahsyah mengatakan, sejauh ini pihaknya telah melakukan pemetaan lokasi terdampak sekaligus jalur evakuasi secara global. “Se telah rakor kita akan lang sung melakukan pemetaan lebih rinci. Kita juga sudah menyiagakan seluruh anggota yang mencapai 400 orang lebih,” ujarnya.

Sementara itu, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Banyuwangi, Slamet Kariyono menjelaskan, jumlah warga yang berpotensi terdampak erupsi Gunung Raung mencapai 65.271 orang. Pihaknya segera mendirikan posko siaga di dua kecamatan terdekat, yakni Kecamatan Kalibaru dan Songgon. Posko itu rencananya didirikan di makoramil atau mapolsek. “Saat ini (kemarin, Red), kami sedang membahas skenario dan protap (prosedur tetap) pengendalian bencana Gunung Raung,” papar pria yang juga menjabat sekkab tersebut.

Slamet mengatakan, pemkab menyiagakan dana penanggulangan bencana yang bersumber dari dana tidak terduga dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 15 miliar sampai Rp 20 miliar. Namun, pengalokasian dana tersebut harus disesuaikan kebutuhan nyata di lapangan. “Kami juga menyiapkan 3 ribu masker yang akan dibagikan kepada warga,” tuturnya.

Sementara itu, warga lereng Gunung Raung mulai was-was atas status gunung berapi tersebut. Beberapa warga juga dikejutkan dengan berdirinya beberapa tenda di lapangan Desa Sragi, Kecamatan Song gon, kemarin. Warga men duga tenda tersebut untuk pengungsi. ‘’Saya langsung datang ke lapangan untuk mengecek malam hari,’’ kata Mat, warga Dusun Krajan, Desa Sumberarum, kemarin.

Namun, setelah dicek kembali, ternyata tenda tersebut bukan untuk pengungsi. Deretan tenda di lapangan tersebut ternyata tenda perkemahan siswa. ‘’Saya suruh anak kami melihat tenda lagi. Ternyata tenda itu milik anak sekolah yang mau kemah,’’ jelas bapak dua anak itu. Malam hari itu juga beberapa warga membicarakan status gunung terbesar se-Pulau Jawa itu. Dalam perbincangan itu, warga khawatir jika harus mengungsi.

Kalau ada isu disuruh mengungsi, nanti takut rumah yang ditinggal malah dicuri,’’ jelasnya. Tetapi, kata Mat, informasi dari pejabat desa membuat warga plong. Setidaknya, ngungsi tersebut bisa dicegah. ‘’Untung saja dapat kepastian gak akan mengungsi,’’ pungkasnya. Sementara itu, sampai kemarin status gunung masih tetap siaga.

Meski demikian, asap yang keluar dari puncak gunung tidak setebal sehari sebelumnya. ‘’Masih siaga, cuma asapnya tipis,’’ ungkap Kepala Pos Pengamatan Gunung Raung, Balok Suryadi. Sementara itu, ketua Forum Pe duli Bencana Indonesia (FPBI) Banyuwangi, Zainal Aris mengatakan, pihaknya mendesak pemkab segera melaksanakan pemberdayaan penanggulangan bencana untuk masyarakat rawan bencana. (radar)