Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Misteri Sumber Penawar Watu Ulo di Kelurahan Bakungan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tetap Bening ketika Air Sungai Keruh karena Hujan

ELEMEN yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan manusia adalah air. Semua memerlukan air untuk membantu metabolisme yang ada di dalam tubuh. Hampir tiga seperempat dari tubuh kita adalah kandungan air. Jadi,  kita bisa membayangkan betapa susahnya jika tidak ada air di dunia.

Air juga penting bagi lingkungan dan kelestarian alam beserta isinya. Apabila keberadaan air tidak  seimbang dengan keberadaan alam maka tidak akan tercipta keselarasan yang indah. Misalnya air tidak bisa memenuhi kebutuhan hutan, maka manfaat hutan tidak  akan bisa dirasakan oleh makhluk  hidup.

Selain itu, air juga digunakan untuk industri, pertanian, pemadam kebakaran, rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Air bisa menjadi perantara penyakit-penyakit yang menyerang manusia. Oleh karena itu, untuk merasakan manfaat air bagi kehidupan khususnya bagi  kesehatan tubuh akan lebih bijak  jika kita merawat keberadaan sumber air yang ada.

Nah, begitu besarnya peran air di dunia ini. Maka tidak salah jika pada zaman dulu banyak orang yang mempercayai bahwa sumber air merupakan sebuah  tempat yang sakral. Sumber Penawar di Dusun Watu Ulo  merupakan salah satu sumber yang masih dianggap sakral hingga saat ini karena dipercaya bisa menyembuhkan segala jenis penyakit.

”Banyak orang luar Watu Ulo yang sengaja datang  ke sumber untuk mengambil air. Mereka percaya bawah air ini bisa menyembuhkan penyakit,” kata Herman, 50, juru kunci Sumber Penawar. Tidak hanya bisa untuk menyembuhkan penyakit.

Sumber ini juga menjadi salah satu tempat yang harus dikunjungi oleh rombongan Seblang Bakungan saat akan melakukan ritual adat  Seblang Bakungan selain Sumber Gapangan dan Makam Buyut Cungking. Seperti sudah menjadi  barang wajib, kunjungan rombongan seblang ke Sumber Penawar ini juga bisa dikatakan awal  mulanya ritual adat Seblang itu  sendiri dimulai.

”Banyak juga yang mempercayai kalau sumber  ini bisa digunakan untuk nyarang  hujan,” tambah Bodos, panggilan akrab dari Herman. Selain digunakan sebagai ritual  dalam pertunjukan adat Seblang Bakungan, oleh warga Dusun Watu Ulo juga sangat amat sakralkan.

Setiap tanggal 4–7 Maulud, warga juga menggelar sebuah ritual di sekitar sumber. Tujuannya  agar daerah Watu Ulo dan warga sendiri bisa selamat dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. ”Tanggalnya harus 4-7 Maulud.  Dulu pernah melakukan ritual  melebihi tanggal yang ditentukan,  warga sini banyak yang sakit.  Selain berdoa, saat ritual kita ke  sumber harus membawa kembang telon dan jajan pasar tujuh warna,”  ungkapnya.

Sumber Penawar ini menurut Bodos juga memiliki sejarah penting bagi warga Dusun Watu  Ulo. Awal mula sebelum menjadi sebuah perkampungan, daerah Watu Ulo ini hanyalah sebuah hutan yang lebat. Di sana juga  banyak hewan buas seperti  harimau. Nah, saat pembabat   alas Watu Ulo yakni Buyut Saiman yang diketahui berasal dari Kerajaan Mataram mulai menjalankan tugasnya untuk membabat hutan di sana menemui sebuah  harimau yang cukup besar.

Saat itu sempat terjadi pertempuran sengit antara Buyut Saiman  dengan satu harimau di hutan. Sampai akhirnya, Buyut Saiman  yang memiliki nama asli Bagus Aryo Kusumo ini berhasil menikam harimau dengan sebuah  senjata. Harimau yang sudah terluka dan hampir mati karena  tikaman senjata Buyut Saiman ini tiba-tiba saja menceburkan diri ke dalam Sumber Penawar.

Nah ajaibnya, setelah harimau  yang sudah terkapar itu menceburkan diri ke air sumber, tubuh harimau itu menjadi sehat kembali. Setelah tubuhnya sehat, harimau ini pun akhirnya pergi dan hutan Watu Ulo saat itu pun mulai dihuni oleh warga dan sampai saat ini menjadi sebuah perkampungan kecil di Kelurahan Bakungan.

Sejak tahu bahwa sumber ini bisa menyembuhkan luka  dari harimau yang terkena senjata  dari Buyut Saiman, sejak saat  itulah warga mempercayai bahwa sumber ini memiliki nilai sakral  yang cukup tinggi. ”Nama Sumber  penawar diambil karena ternyata  air sumber ini bisa menjadi obat  penawar dari luka sang harimau,”  jelas bapak dua anak ini.

Setelah mendengarkan cerita dari Bodos yang merupakan juru  kunci turunan dari juru kunci  pertama sumber penawar pun  mengajak Jawa Pos Radar Banyuwangi untuk datang ke sumber penawar. Sumber ini terletak di seberang sebuah sungai.

Meski saat itu air sungai sedang keruh karena musim hujan, namun  sumber air penawar ini tidak terlihat keruh, tetap terlihat bersih. Air yang keluar dari sumber  itu pun diberi dua pipa oleh warga sekitar. Pipa itu sengaja ditaruh agar aliran dari air sumber bisa  memudahkan warga yang ingin  mengambil dari air sumber itu. Dua pipa air sumber penawar  ini pun dipercaya memiliki khasiat  yang berbeda.

”Sumber yang  keluar dari pipa sebelah kiri dipercaya lebih besar khasiatnya, rasa airnya juga berbeda, yang  kiri lebih segar,” terang Bodos. Meski sudah banyak yang mempercayai bahwa air sumber penawar memiliki khasiat, namun  Bodos sang juru kunci tetap meminta kepada masyarakat  agar tidak sepenuhnya percaya  begitu saja bahwa sembuhnya penyakit manusia berasal dari air itu. Bodos lebih sepakat kalau sembuhnya penyakit setelah mengonsumsi air sumber penawar datang dari Allah SWT.

”Kita  tetap harus percaya bahwa segala jenis penyakit itu Allah SWT yang menyembuhkan. Air sumber penawar ini hanya perantara  saja,” pungkasnya.(radar)