RADARBANYUWANGI.ID – Dedikasi Agus Hermanto, guru honorer asal Dusun Pringgondani, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, menuai apresiasi Bupati Ipuk Fiestiandani.
Sudah 16 tahun Agus mengabdi di sekolah terpencil, tepatnya SMPN 3 Wongsorejo.
Sejak 2009 Agus telah melintasi jalanan berbatu dan menanjak, menempuh medan sulit untuk satu tujuan, yakni memastikan tidak ada anak desa yang putus sekolah hanya karena kendala biaya atau letak geografis.
Pengabdian Agus selama 16 tahun itu menyedot perhatian khusus dari Pemkab Banyuwangi.
Bersama rombongan, Bupati Ipuk datang dan berbincang langsung dengan sang guru honorer, Senin (5/5).
Baca Juga: Perjuangan Agus Hermanto, Guru Honorer di Sekolah Terpencil Pringgondani Wongsorejo, Tiap Tahun Gerilya Cari Murid Baru dari Rumah ke Rumah
Kedatangan Ipuk disambut hangat oleh Agus bersama keluarga di kediamannya yang cukup sederhana. Tak lupa, suguhan berupa hasil bumi menghiasi meja.
Bukan tangan kosong, dalam kunjungan kali ini Bupati Ipuk juga menyerahkan bantuan komputer jinjing (laptop) untuk Agus.
”Dia (Agus) adalah potret ketulusan. Masih muda, namun memiliki keikhlasan luar biasa. Di saat banyak orang berpikir soal kepastian dan kenyamanan kerja, beliau memilih tetap bertahan di tempat yang jauh dari sorotan,” ujar Ipuk.
Menurut Ipuk, perjuangan Agus bukan hanya soal mengajar, tapi soal menyalakan harapan. Guru muda tersebut adalah teladan yang patut diapresiasi atas dedikasinya dalam mengabdi.
Baca Juga: Kabar Gembira untuk Tenaga Honorer: Pengangkatan Menjadi PPPK Maksimal 10 September 2025
”Saya ingin agar perjuangan seperti ini tidak berjalan sendiri. Pemkab akan terus hadir mendukung, karena pendidikan di pelosok adalah tanggung jawab bersama,” imbuhnya.
Dari cerita Agus, Ipuk dapat lebih mengoptimalkan berbagai program pemkab untuk anak-anak putus sekolah. Salah satunya dengan Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).
Program ini berfokus menjaring anak putus sekolah dan membantunya kembali ke bangku sekolah melalui berbagai skema.
Page 2

Selasa, 6 Mei 2025 | 02:45 WIB
Page 3
Pemkab Banyuwangi juga memberikan program khusus bagi pelajar kurang mampu seperti pemberian uang saku, uang transportasi, tabungan pelajar, hingga pemberian bantuan peralatan sekolah.
Ada juga program Siswa Asuh Sebaya (SAS) yang merupakan gerakan solidaritas antarsiswa di Banyuwangi.
Baca Juga: Dinas Pendidikan Larang Semua Sekolah di Banyuwangi Rekrut Guru Honorer
Gerakan tersebut kini semakin meluas jangkauannya. Tidak hanya membantu siswa di dalam sekolah, namun meluas antarsekolah.
Pemkab juga rutin memberikan beasiswa bagi siswa kurang mampu melalui program Banyuwangi Cerdas serta berbagai program kolaboratif untuk mengatasi anak putus sekolah lainnya.
Sementara itu, kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-RaBa) Agus bercerita bahwa dia tidak mengajar layaknya guru pada umumnya.
Dia menjadi motivator, penggerak, sekaligus penjaga mimpi bagi anak-anak di daerah pelosok. Bukan rupiah atau sekadar tepuk tangan sebagai tujuannya.
Melainkan kesuksesan anak desa serta tumbuhnya minat belajar sejak dini yang jadi harapannya.
Baca Juga: BAP Dinyatakan P21, Guru Honorer Peretas Data BKN Dititipkan ke Lapas Banyuwangi
”Pagi masuk kelas saya tidak langsung mengajar, ada sesi dialog dahulu. Bertanya apa kabarnya, bagaimana semangatnya, dan menanyakan apakah ada kendala. Setelah itu baru pelajaran,” kata Agus.
Agus juga senantiasa mendoktrin anak-anak pedesaan agar tidak minder dengan kilauan kota. Justru dari desa, imbuhnya, harapan tidak pernah sirna.
”Murid di desa tidak perlu minder. Justru batu permata berasal dari desa yang kemudian jadi incaran warga kota,” tuturnya.
Lebih dari sekadar mengajar, Agus melakukan jemput bola. Ratusan kali dia mendatangi rumah-rumah warga, membujuk orang tua agar mengizinkan anaknya bersekolah.
Baca Juga: Kabar Baik atau Buruk bagi Honorer? Ini Perbedaan Format Seleksi PPPK 2024 dan PPPK 2025
Tak jarang, saat ada siswa yang tidak masuk saat ujian, dia menjemputnya sendiri, membangunkan, menunggu hingga selesai mandi, lalu memboncengkan dengan motor ke sekolah.