Detik.com
Jakarta –
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meluncurkan gerakan Gotong Royong Percepatan Penurunan Stunting di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi. Gerakan ini dalam rangka mewujudkan SDM yang unggul sebagai gerakan Pancasila.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi menekankan perlu upaya bersama antara pemerintah pusat, daerah, serta masyarakat untuk menekan angka stunting.
“BPIP bekerja sama dengan BKKBN dan beberapa kementerian/lembaga dan kita, BPIP bersama para pemangku kepentingan berkomitmen untuk menjalankan arahan Bapak Presiden guna mencapai target penurunan angka stunting di angka 14% pada tahun 2024, yang sebelumnya menyentuh angka 37% di tahun 2014, dan 21,6% di tahun 2022,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/8/2023).
Karena itu, pihaknya siap menerjunkan 227 pejabat dan jajaran pegawai BPIP untuk menjadi Bapak, Ibu, dan kakak asuh anak stunting. Nantinya mereka akan melakukan pendampingan dan pemenuhan kebutuhan anak stunting selama enam bulan.
“Alhamdulillah, tak kurang dari 227 orang, baik dari unsur pimpinan maupun pegawai BPIP, telah berkomitmen untuk menjadi bapak asuh anak stunting. Kita berharap, niat dan ikhtiar yang kami mulai ini, dapat menjadi gerakan bersama pemerintah pusat dan daerah sehingga kita dapat berkontribusi secara nyata, demi mewujudkan Pancasila dalam tindakan yang mampu menjamin anak-anak kita tumbuh optimal, menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan juga unggul,” katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menkopolhukam RI) Mahfud MD mengapresiasi Gerakan Bapak, Ibu, dan Kakak asuh stunting yang dilakukan BPIP. Menurutnya upaya ini harus diteladani.
“Perannya sangat tepat untuk mengubah pola hidup dan pola makan yang seimbang. Gerakan ini wujud nyata. Semangat gotong royong yang dimiliki Bangsa kita,” tuturnya.
Dia pun mengajak instansi dan komponen masyarakat lainnya untuk melakukan gerakan serupa demi penuntasan stunting di negeri ini.
“Jika yang lain ikut gerakan ini, setiap anak stunting dapat mendapatkan bapak asuh dalam penanganan dan pendampingan. Mari kita bangun kembali semangat gotong royong agar kita semakin kuat dan semakin kuat,” tuturnya.
Anggota Dewan Pengarah BPIP periode 2018-2019 itu mendukung RI menjadi negara yang sehat. Karenanya pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara emas yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur pada tahun 2045.
“Ciri-cirinya, pertama, angka kemiskinan rendah dalam hitungan yang ilmiah-rasional. Indonesia itu tahun 2045 akan menjadi negara keempat atau kelima setelah Amerika Serikat dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Kita sekarang kedua puluh. Tahun 2035 diperkirakan akan menjadi negara keenam atau ketujuh di dunia,” ujarnya.
Di sisi lain, Menteri PAN RB, Abdullah Azwar Anas menyebut sejatinya program pemerintah atau birokrasi harus memberikan dampak langsung ke masyarakat. Karena itu menurutnya pengentasan stunting merupakan program RB tematik yang strategis dan menyasar terhadap penyelesaian permasalahan Indonesia saat ini.
“Sebagaimana arahan Bapak Presiden, Birokrasi harus berdampak. Maka kami lakukan pengukuran. Ada 4 cluster, kemiskinan, investasi, penanganan inflasi, belanja produk dalam negeri melalui e-katalog. Dengan data yang terintegrasi, penanganan stunting akan lebih mudah dan efektif,” ujarnya.
Dia pun mengapresiasi kegiatan gotong royong percepatan penurunan stunting yang dimobilisasi oleh BPIP.
“Mudah-mudahan kehadiran BPIP menjadi bukti konkret penanganan pemerintah terhadap stunting. Tidak hanya di hulu, tapi juga langsung menyasar kepada masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengatakan Kabupaten Banyuwangi memiliki banyak tantangan, di antaranya, luas wilayah, anggaran, dan sebagainya. Akan tetapi di sisi lain, terdapat kekuatan yang dimiliki oleh Banyuwangi, yakni semangat gotong royong masyarakat.
“Inilah Pancasila dalam tindakan. Oleh karena itu saya sangat terima kasih kepada BPIP yang telah menyelenggarakan kegiatan di Banyuwangi. Ini menjadi semangat bagi kami”, ungkap Ipuk.
Ipuk mengungkapkan pihaknya telah menyelenggarakan program Banyuwangi Tanggap Stunting dengan data yang lengkap.
“Kami juga sudah mengintervensi kasus-kasus stunting dan underweight sesuai dengan kebutuhan anak-anak tersebut. Ini bentuk kerja gotong royong masyarakat Banyuwangi,” tuturnya.
Diketahui hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), capaian kasus stunting di Kabupaten Banyuwangi berhasil ditekan, dari yang awalnya 20,1 persen pada tahun 2021 menjadi 18,1 persen pada tahun 2022.
“Mudah-mudahan dukungan BPIP yang mengangkat bapak asuh anak stunting di Kab. Banyuwangi bisa lebih berdampak lagi bagi penurunan stunting,” katanya.
Sebagai informasi, pada kesempatan tersebut dilakukan demonstrasi cara memasak makanan sehat dan bergizi dengan resep dari Buku Resep Mustikarasa, masakan Indonesia warisan Sukarno. Demonstrasi memasak ini merupakan kampanye kepada masyarakat Indonesia agar memasak olahan sehat dan bergizi untuk memenuhi nutrisi anak Indonesia sebagai generasi pemimpin masa depan.
Simak juga ‘Jokowi Senang Pengusaha Bahas Atasi Stunting: Biasanya Bicara Cuan’:
(anl/ega)