Radarbanyuwangi.id – Nenek moyangku seorang pelaut. Begitu salah satu penggalan lagu yang kerap dinyanyikan oleh anak-anak. Tidak berlebuhan melihat fakta bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu maritim terbesar.
Maka tidak berlebihan bila sarana tranportasi laut menjadi andalan untuk mobilitas. Hal ini semakin diperkuat dengan banyaknya perahu atau kapal-kapal tradisional yang ada.
Beberapa kapal tradisional di Indonesia memiliki ciri khas yang menggambarkan fungsi dan dari mana kapal tradisional tersebut lahir.
Berikut ini beberapa kapal tradisional asli Indonesia:
1. Pinisi
Baca Juga: Eduard Ivakdalam, Legenda Persipura Jayapura yang Arsiteki Manokwari United di Putaran Nasional Liga 4 di Banyuwangi
Kapal tradisional yang berasal dari Bulukumba, Sulawesi Selatan ini Kapal digunakan pelaut Suku Konjo, Suku Bugis, dan Suku Mandar.
Kapal pinisi diperkirakan sudah berlayar mengarungi lautan sejak tahun 1500-an.
Kapal pinisi sangat mudah dikenali. Ciri khas berupa tujuh layar yang berkibar, serta dua tiang utama pada bagian di depan dan belakang kapal.
Baca Juga: Menelisik Perjalanan Adi Sucipto, Pengamen Banyuwangi yang Dikabarkan Punya 2 Rumah dan Mobil, Ternyata…
Kapal pinisi terbuat dari kayu pilihan yang sangat kuat dan kokoh. Umumnya ada empat jenis kayu yang biasanya digunakan untuk membuat kapal pinisi, yaitu kayu besi, kayu bitti, kayu kandole, dan kayu jati.
Kapal ini digunakan untuk perdagangan. Dan saat ini kapal pinisi kerap digunakan sebagai daya tarik wisata.
2. Sandeq
Ini merupakan perahu khas Suku Mandar dari Sulawesi Barat. Dalam bahasa Mandar disebut sebagai Makkarakkayi. Bentuknya langsing dan mungil. Spesifikasinya memiliki lebar satu meter serta panjang sekitar 7 meter.
Page 2
Meski kecil, sandeq punya tiang layar yang tinggi mencapai 20 meter, dengan bentangan layar hingga 5 meter.
Sandeq memiliki kemampuan mengarungi lautan. Bahkan sandeq dapat berlayar melawan arah angin. Bentuk sandeq
3. Jalur
Kapal ini populer di Riau . Perahu ini terbilang unik, karena menggunakan kayu gelondongan alias kayu utuh tanpa sambungan. Perahu jalur sudah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang masyarakat Kuansing sejak ratusan tahun silam.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Grup N Putaran Nasional Babak 64 Besar Liga 4: Game Perdana Persewangi vs Manokawari United
Kapal ini digunakan sebagai alat transportasi masyarakat yang tinggal sepanjang aliran Sungai Kuantan.
4. Bidar
Bidar merupakan perahu tradisional khas Indonesia yang berasal dari Palembang, Sumatra Selatan. Dalam bahasa Palembang, bidar berarti biduk lancar. Perahu bidar memiliki panjang sekitar 24-30 meter, lebar 75-100 cm, dan tinggi 60-100 cm.
Baca Juga: Hotel-Hotel di Banyuwangi Kian Terpuruk, Ballroom Tampak Sunyi, Kosong dan Gelap
Perahu bidar bisa menampung hingga 45-58 orang. Menurut kepercayaan masyarakat Palembang, perahu bidar hanya bisa dinaiki pria saja.
5. Pencalang
Kapal tradisional Indonesia yang kerap digunakan masyarakat Riau dan Semenanjung Melayu. Kapal ini awalnya ntuk berlayar dan mematai musuh. Hal ini sesuai dengan arti dari kata pencalang atau pantchiallang dalam bahasa melayu, yakni mengintai atau mengintip.
Perahu pencalang sudah digunakan pada masa Kerajaan Majapahit. Kala itu digunakan untuk berdagang dan peperangan. Lapal pencalang menjadi simbol dan kendaraan resmi Kesultanan Siak Sri Indrapura. Kapal pencalang menjadi maskot Provinsi Riau. (*)
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Nenek moyangku seorang pelaut. Begitu salah satu penggalan lagu yang kerap dinyanyikan oleh anak-anak. Tidak berlebuhan melihat fakta bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu maritim terbesar.
Maka tidak berlebihan bila sarana tranportasi laut menjadi andalan untuk mobilitas. Hal ini semakin diperkuat dengan banyaknya perahu atau kapal-kapal tradisional yang ada.
Beberapa kapal tradisional di Indonesia memiliki ciri khas yang menggambarkan fungsi dan dari mana kapal tradisional tersebut lahir.
Berikut ini beberapa kapal tradisional asli Indonesia:
1. Pinisi
Baca Juga: Eduard Ivakdalam, Legenda Persipura Jayapura yang Arsiteki Manokwari United di Putaran Nasional Liga 4 di Banyuwangi
Kapal tradisional yang berasal dari Bulukumba, Sulawesi Selatan ini Kapal digunakan pelaut Suku Konjo, Suku Bugis, dan Suku Mandar.
Kapal pinisi diperkirakan sudah berlayar mengarungi lautan sejak tahun 1500-an.
Kapal pinisi sangat mudah dikenali. Ciri khas berupa tujuh layar yang berkibar, serta dua tiang utama pada bagian di depan dan belakang kapal.
Baca Juga: Menelisik Perjalanan Adi Sucipto, Pengamen Banyuwangi yang Dikabarkan Punya 2 Rumah dan Mobil, Ternyata…
Kapal pinisi terbuat dari kayu pilihan yang sangat kuat dan kokoh. Umumnya ada empat jenis kayu yang biasanya digunakan untuk membuat kapal pinisi, yaitu kayu besi, kayu bitti, kayu kandole, dan kayu jati.
Kapal ini digunakan untuk perdagangan. Dan saat ini kapal pinisi kerap digunakan sebagai daya tarik wisata.
2. Sandeq
Ini merupakan perahu khas Suku Mandar dari Sulawesi Barat. Dalam bahasa Mandar disebut sebagai Makkarakkayi. Bentuknya langsing dan mungil. Spesifikasinya memiliki lebar satu meter serta panjang sekitar 7 meter.