Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Andai Jalur Lintas Selatan Banyuwangi–Jember Sudah Tersambung, Macet Horor Bisa Dihindari!

andai-jalur-lintas-selatan-banyuwangi–jember-sudah-tersambung,-macet-horor-bisa-dihindari!
Andai Jalur Lintas Selatan Banyuwangi–Jember Sudah Tersambung, Macet Horor Bisa Dihindari!

radarbanyuwangi.jawapos.com – Bayangkan jika Jalur Lintas Selatan (JLS) Banyuwangi–Jember sudah benar-benar terhubung.

Di tengah kondisi darurat transportasi seperti sekarang—saat jalur Gumitir ditutup total akibat longsor, Pantura lumpuh karena perbaikan jembatan, dan jalur alternatif via Ijen-Bondowoso pun tersendat—JLS bisa menjadi penyelamat utama mobilitas antarwilayah di Jawa Timur bagian timur.

Sayangnya, harapan itu masih sebatas angan. Sudah 23 tahun sejak proyek JLS dicanangkan pada 2002, progres di wilayah Banyuwangi nyaris tak bergeming. Seakan berjalan di tempat.

Baca Juga: Heboh Macan Putih Wujud Manusia Ngamuk di Proyek Tol Probowangi, Gubernur Khofifah Disebut-sebut

Hasil pantauan tim Jawa Pos Radar Banyuwangi, pembangunan JLS di Banyuwangi baru menyentuh dua titik.

Pertama, di wilayah selatan Glenmore yang masuk ke kawasan perkebunan Kalirejo hingga Kendenglembu.

Meski jalannya sudah beraspal, ujungnya masih buntu. Padahal tinggal belasan kilometer lagi sudah bisa menembus Kabupaten Jember.

Kedua, jalur pendek penghubung Desa Labanasem (Kecamatan Kabat) dan Desa Pengatigan (Kecamatan Rogojampi).

Fungsi ruas ini pun hanya sebagai jalur alternatif pemecah kepadatan lalu lintas lokal.

Baca Juga: BENCANA LALU LINTAS! Semua Jalur ke Banyuwangi Lumpuh, Tour de Banyuwangi Ijen Jadi Pemicu Terakhir

Ketimpangan ini begitu kontras ketika wilayah lain seperti Pacitan, Tulungagung, hingga Malang sudah mulai menikmati JLS.

Bahkan beberapa ruas di selatan Jatim kini menjadi primadona wisata dengan pemandangan pantai yang memesona.

JLS tak sekadar jalur logistik, tapi juga magnet pariwisata dan ekonomi baru.

Pemerintah pusat sebenarnya sudah menggagas perluasan konektivitas JLS dari jalur Pantura (Ketapang) hingga Pansela (Glenmore) dengan melebarkan jalan nasional menjadi 11 meter.


Page 2


Page 3

Namun hingga Juli 2025, tak ada kejelasan kelanjutan proyek. Pelebaran jalan baru tampak dari Banyuwangi ke Rogojampi.

Itu pun masih menyisakan “bottle neck” di Jembatan Tambong, Kecamatan Kabat.

Padahal, jika 19 km sisa pembangunan JLS di Banyuwangi bisa segera dituntaskan, jalur selatan akan menjadi solusi strategis saat jalur utama Jawa Timur bagian timur kolaps.

Baca Juga: Erek-Erek Ijen Jadi Neraka Jalanan! Macet Total! Jalur Alternatif Bondowoso–Banyuwangi Lumpuh Kamis Siang

Kemacetan panjang di Ijen yang kini jadi jalur darurat, bisa terurai. Distribusi logistik dari dan ke Pelabuhan Ketapang tetap bisa berlangsung.

Tak hanya dari sisi mobilitas. JLS juga dinilai mampu membuka isolasi wilayah selatan Banyuwangi yang selama ini dikenal sebagai kantong-kantong pertanian, perkebunan, hingga perikanan laut.

Jalur ini diyakini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara signifikan.

Kementerian PUPR sendiri sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan pembangunan JLS.

Bahkan, desainnya pun sudah direvisi agar menyambung dari Pantura ke Pansela, termasuk melewati wilayah strategis seperti Ketapang, Rogojampi, Glenmore hingga perbatasan Jember. Namun, di lapangan, janji itu belum sepenuhnya terealisasi.

Di sisi lain, perhatian juga tertuju pada aspek konservasi. JLS dirancang agar tak mengganggu kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).

Baca Juga: Efek Gumitir Tutup: Ketapang Macet Horor, Jalur Kawah Ijen Mulai Ramai! Banyuwangi Dibom Lalulintas Padat

Penelitian akademik yang dilakukan Taufan Abadi dan Irawati dari Universitas Muhammadiyah Jember menunjukkan bahwa pengukuran teknis dengan alat GPS dan theodolite telah dilakukan untuk memastikan trase JLS tidak melintasi zona konservasi ketat.

Kondisi saat ini memperlihatkan betapa pentingnya penyelesaian JLS. Apalagi, jalur Gumitir yang menjadi satu-satunya penghubung utama Jember–Banyuwangi kini ditutup total. Sementara Pantura juga tidak bisa diandalkan sepenuhnya.

Seandainya 19 kilometer terakhir itu sudah terbangun…

Kita tak perlu lagi bergantung pada satu-satunya jalur pegunungan rawan longsor.