Tunggu Lisensi untuk Mengajar di Sekolah Penerbangan
Ardhian Apriliantoi, 35, mencatat sejarah. Dia berhasil menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Banyuwangi pertama dan satu-satunya yang sukses menjadi pilot. Yang lebih membanggakan, studi menjadi calon pilot tersebut dia jalani dengan beasiswa penuh dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.
SIGIT HARIYADI, Banyuwangi
SEORANG laki-laki muda tampak berdiri tegap di depan ruang rapat paripurna DPRD Banyuwangi Selasa lalu (10/10). Mengenakan setelan khas Banyuwangi warna hitam-hitam, sekilas tidak ada yang istimewa dari sosok pria tersebut. Dari pakaian yang dikenakan nyaris dipastikan dia adalah aparatur sipil negara (ASN) dilingkungan Pemkab Banyuwangi.
Maklum, setiap Selasa seluruh pegawai negeri sipil (PNS) pemkab mengenakan pakaian khas Oseng layaknya pakaian yang digunakan pria tersebut. Apalagi, sejurus kemudian, dia berjalan mendekati satu PNS lain yang baru saja keluar dari ruang rapat paripurna kantor dewan Bumi Blambangan itu. Keduanya lantas berbincang seperti tengah mempersiapkan sesuatu.
Belakangan diketahui, pria itu bernama Ardhian Aprilianto dan bertugas di Bagian Humas dan Protokol Pemkab Banyuwangi. Ardhian bersama rekannya tersebut tengah memastikan kesiapan penyelenggaraan rapat paripurna sesaat sebelum Bupati Abdullah Azwar Anas tiba di kantor wakil rakyat. Benar saja, sejurus kemudian, Bupati Anas tiba.
Nah, saat berpapasan dengan Ardhian, Anas menyapa. “Apa kabar? Sukses ya,” kata Anas sembari memberi tahu wakil Ketua DPRD Banyuwangi Joni Subagio yang kala itu berjalan disampingnya.
Kepada Joni, Anas mengatakan bahwa Ardhian adalah PNS Pemkab yang telah lulus sekolah pilot. Penasaran, Wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi pun berusaha mencari tahu kebenaran informasi yang disampaikan Anas kepada Joni tersebut.
Ternyata Anas tidak sedang bercanda. Sejumlah PNS yang saya tanya, membenarkan bahwa Ardhian telah lulus sekolah pilot, yakni Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (BPS) Banyuwangi.
Kepada wartawan, Ardhian bersedia membeber kisah perjalanannya hingga berhasil lulus sekolah pilot. Awalnya, Ardhian mendapat informasi tentang beasiswa sekolah pilot bagi PNS dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.
Setelah memenuhi beberapa syarat yang diperlukan, Ardhian lantas mendaftar. Namun, sebagai PNS, sebelum mendaftar Ardhian meminta izin kepada pimpinannya terlebih dahulu.
Nasib baik berpihak Ardhian. Bungsu dua bersaudara putra pasangan Sophian dan Sriwiyati itu dinyalakan lolos seleksi administrasi dan berhak melenggang ke tahap tes selanjutnya. Beberapa tes pun berhasil dia lalui dengan baik, seperti tes tulis tentang pengetahuan umum, psikotes, tes kesehatan, dan tes samapta, hingga tes bakat terbang.
Dikatakan, dari ratusan pendaftar, kalangan PNS yang berhasil lulus sebagai calon penerbang sebanyak delapan orang. Selain Ardhian, kalangan PNS yang juga berhak mengenyam pendidikan di BPS Banyuwangi itu berasal dari berbagai penjuru tanah air.
Ada yang berasal dari ibu kota Jakarta, ada pula yang berasal dari Kota Tual, Maluku; Makassar, Sulawesi Selatam hingga Jayapura, Papua. “Saya lantas masuk sebagai siswa BP3 Banyuwangi pada Desember 2014,” ujar pria yang beralamat di jalan Bajangratu Nomor 12, Kelurahan Penganjuran, Kecamatan Banyuwangi.
“Ardhian menambahkan, semua biaya pendidikan sekolah pilot yang dia jalani dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tepatnya melalui anggaran pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub RI. “Alhamdulillah semua biaya pendidikan dibiayai APBN,” kata pria kelahiran Malang 4 April 1982 tersebut.
Ardhian lulus dan menjadi wisudawan nondiploma angkatan VIIl Alpha BPS Banyuwangi tahun 2017. Selama menempuh pendidikan penerbang di sekolah penerbangan yang berlokasi di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi itu, Ardhian telah berhasil mencatatkan total jam terbang mencapai 185,20 jam.
Masih menurut Ardhian, setelah lulus, dia dan rekan-rekannya sesama PNS kembali ke satuan kerja (satker) masing-masing. “Saya kembali bertugas di Bagian Humas dan Protokol dan diperbantukan di Dinas Perhubungan Banyuwangi sembari menunggu sekolah lanjutan untuk mendapat lisensi lnstruktur dan inspektur.
Lisensi instruktur diperlukan untuk dapat mengajar disekolah penerbangan. Sedangkan inspektur untuk mengecek kelengkapan pesawat,” ujarnya. Lantas apa rencana Ardhian kedepan? Dikatakan, dirinya ingin ikut membangun Banyuwwangi sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki di bidang penerbangan. “Saya ingin mendedikasikan ilmu supaya bermanfaat,” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan, meski telah lulus sekolah pilot, status Ardhian hingga saat ini adalah PNS di lingkungan Pemkab Banyuwangi. Saat ditanya apakah ada peluang dirinya menjadi pilot untuk maskapai penerbangan nasional maupun maskapai swasta? Ardhian menjawab diplomatis.
“Sebagai ASN, untuk jadi pilot di maskapai, yang pertama harus atas izin pimpinan. Selain itu, untuk menjadi pilot, harus dibutuhkan oleh maskapai atau pun pihak-pihak yang membutuhkan sesuai kualifikasi yang saya miliki,” pungkasnya. (radar)