BANYUWANGI, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi mengungkapkan belum ada satupun satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di Banyuwangi yang mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
SLHS adalah sertifikat yang dikeluarkan dinas kesehatan sebagai bukti bahwa SPPG telah memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan, sehingga makan bergizi gratis (MBG) yang diproduksi aman untuk dikonsumsi.
Pemberian sertifikat bertujuan mencegah keracunan makanan dan menjamin kualitas makanan bagi penerima manfaat program.
Baca juga: 1 Lagi SPPG di Banyuwangi Ditutup BGN Imbas Keracunan 3 Sekolah di Kalipuro
“Dari 38 SPPG yang telah beroperasi, 12 SPPG sudah menjalani proses sertifikasi SLHS dan siap diterbitkan sertifikatnya,” kata Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, Rabu (29/10/2025).
Sisanya, SPPG yang beroperasi masih dalam tahap persiapan atau perbaikan sarana prasarana.
Pemkab Banyuwangi melakukan percepatan dan menargetkan hingga akhir Oktober 2025, seluruh SPPG di Banyuwangi telah rampung tersertifikasi.
Komponen untuk mendapat SLHS
Untuk mendapat SLHS, ada tiga komponen yang harus dijalani SPPG.
Pertama, para penjamah pangan harus mengikuti pelatihan keamanan pangan dan lulus uji kompetensi.
Kedua, SPPG telah dinyatakan layak saat inspeksi sanitasi dan kesehatan lingkungan.
Baca juga: Kadinkes: Menu MBG di Kalipuro Banyuwangi Ditemukan Bakteri E Coli di Nasi hingga Lauk
Hal yang dicek dalam inspeksi antara lain kualitas air bersih, pengelolaan sampah dan limbah, sirkulasi udara, dan kebersihan peralatan masak.
Ketiga, uji sampel dan pemeriksaan kesehatan.
Pengujian dilakukan pada sampel akanan, alat dan penjamah makanan untuk memastikan tidak adanya kontaminasi dalam proses memasak menu MBG.
“Pemkab Banyuwangi terus memantau dan memfasilitasi pengurusan SLHS,” ucap Amir.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) menutup dua SPPG di Banyuwangi yaitu SPPG Kepiting yang menyebabkan 112 siswa MAN 1 Banyuwangi mengalami keracunan.
Baca juga: Siswa Korban Keracunan MBG di Kalipuro Banyuwangi Bertambah Jadi 133 Orang
Berikutnya adalah SPPG Kelir yang menyebabkan siswa di tiga sekolah yaitu MA Nurul Khoiroh, SMA NU Gombengsari dan SMPN 3 Kalipuro mengalami keracunan.
Dua SPPG tersebut ditutup sementara waktu dan dapat kembali beroperasi setelah melakukan perbaikan dan memenuhi syarat untuk mengantongi SLHS.
“Seluruh sarpras, sanitasi, limbah, sampah, sirkulasi udara, hingga kelembaban yang ada di SPPG harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar Amir.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang







