Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

CBT Bisa Mencegah Siswa Mencontek

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

cbtUji Coba 10 Sekolah Berjalan Sukses

BANYUWANGI – Program computer base test (CBT) atau sistem penilaian pendidikan siswa berbasis online diuji coba di beberapa sekolah kemarin (6/8). Program CBT dapat mencegah siswa mencontek saat pelaksanaan ujian. Program yang sedang dikembangkan Dinas Pendidikan itu ditargetkan bisa menciptakan efi siensi di lingkungan sekolah terkait penilaian, mengurangi biaya kertas untuk ujian, dan mengurangi jumlah pengawas ujian agar siswa tidak mencontek.

Dalam uji coba kemarin, ada sekitar sepuluh sekolah yang melakukan uji coba program tersebut. Sepuluh sekolah itu, antara lain SMPN 1 Giri, SMPN 2 Banyuwangi, SMPN 1 Genteng, SMPN 1 Sempu, SMAN 1 Giri, SMAN 1 Glagah, SMAN 1 Banyuwangi, SMAN 1 Rogojampi, dan SMAN 1 Glenmore. Dalam uji coba itu, sekolah melibatkan pengawas Dinas Pendidikan untuk memantau pelaksanaan uji coba.  

Di SMAN 1 Giri uji coba sudah dilaksanakan pada hari pertama masuk sekolah Senin (4/8) lalu. Menurut salah satu operator CBT SMAN 1 Giri, Ricky Vikry, uji coba CBT di sekolahnya berlangsung sukses. Menurut Ricky, dengan kualitas sinyal internet yang tidak terlalu kencang, program tersebut tetap dapat dilaksanakan sekitar 31 siswa secara bersamaan. Dalam uji coba itu, terungkap beberapa kekurangan yang harus segera dibenahi, salah satunya terkait variasi soal.

Saat ini program CBT yang dikembangkan tim Kedunginfo baru menggunakan soal pilihan ganda. Ke depan, tim Kedunginfo berencanamengembangkan model soal lain, seperti soal yang membutuhkan jawaban benar-salah dan teka-teki silang. Nanti hasil tes online siswa bisa langsung dikirim kepada orang tua dengan fasilitas SMS sekolah. Kata Ricky, program SMS itu akan mempermudah sekolah dan orang tua dalam memantau perkembangan siswa.  

Sementara itu, di SMPN 1 Giri uji coba CBT baru dimulai kemarin. Satu kelas siswa mencoba mengerjakan soal matematika melalui menu test online di program CBT. Kepala SMPN 1 Giri Subiyanto mengungkapkan, soal uji coba itu dibuat guru kurikulum sekolah. Sebagian besar siswa menggunakan laptop pribadi dan smartphone yang mereka miliki. Tetapi, ada beberapa siswa yang tidak memiliki laptop dan smartphone, sehingga menggunakan komputer di laboratorium sekolah.

Program CBT tidak hanya bisa dikerjakan di sekolah, tapi bisa di mana saja. Sehingga, siswa diperbolehkan menggunakan perangkat apa pun yang dapat membuat mereka nyaman. Dalam proses uji coba kemarin beberapa siswa masih terlihat menyesuaikan diri dengan program baru itu. Mereka masih mempelajari langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tes online tersebut. 

Selain dapat mengakomodasi kepentingan siswa dalam mengerjakan tugas, CBT juga dapat mempermudah guru dalam melakukan pengawasan. Subiyanto menambahkan, tes online akan memperkecil peluang siswa saling mencontek. Soal-soal yang disajikan bervariasi. Ditambah lagi, ada hitungan waktu yang terus berjalan saat soal dikerjakan. “Jika siswa minta jawaban kepada temannya, mereka akan kehabisan waktu,” jelasnya.

Suprapto, Pengawas Dinas Pendidikan mengatakan, hasil uji coba di beberapa sekolah akan menjadi evaluasi Dinas Pendidikan. Dia mengatakan, program CBT bisa dinyatakan sukses dengan beberapa kriteria yang ditetapkan, seperti sarana dan prasarana, jaringan, dan kesiapan siswa. “Program ini sebenarnya aplikasi pelajaran TIK. Dengan CBT, kita bisa melihat manajemen informasi sekolah. Itu bisa menciptakan efisiensi dalam penilaian pembelajaran,” jelas Suprapto. (radar)