Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Cegah Penyebaran Demam Berdarah di Lingkungan Sekolah, Siswa di Banyuwangi Diolesi Krim Antinyamuk

cegah-penyebaran-demam-berdarah-di-lingkungan-sekolah,-siswa-di-banyuwangi-diolesi-krim-antinyamuk
Cegah Penyebaran Demam Berdarah di Lingkungan Sekolah, Siswa di Banyuwangi Diolesi Krim Antinyamuk

Radarbanyuwangi.id – Peningkatan kasus infeksi virus dengue menjadi perhatian serius di lingkungan sekolah.

Sejak bulan Januari 2024 hingga Rabu lalu (24/4) tercatat ada 1.109 temuan kasus infeksi virus dengue. Dari angka tersebut, kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 194.

Saat ini sejumlah rumah sakit di Banyuwangi banyak menerima pasien DBD dari kalangan anak-anak. Tingginya pasien DBD menjadi perhatian serius kalangan pendidikan.

Untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti, sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) melakukan langkah antisipatif.

Seperti yang dilakukan SDN Kepatihan Kamis (25/4). Begitu masuk kelas, siswa diberi lotion antinyamuk agar tak menjadi sasaran DBD.

dbdBaca Juga: Sebaran Kasus DBD di Banyuwangi, Kecamatan Muncar Paling Tinggi: Camat Gercep Lakukan Ini

Sebelum diberi lotion, siswa lebih dulu diberi materi tentang gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), terutama yang ada di lingkungan sekolah.

Selanjutnya, siswa diminta membalurkan lotion antinyamuk ke tangan dan kaki sebelum pembelajaran dimulai.

Tak lupa, guru kelas juga menyemprotkan spray antinyamuk di beberapa sudut kelas yang selama ini dianggap menjadi sarang nyamuk.

”Siswa kami minta membersihkan loker dan mencari beberapa tempat penampungan air di dekat sekolah. Langkah ini untuk mengantisipasi demam berdarah,” ujar guru kelas VI SDN Kepatihan Dwi Karuniawati.

Baca Juga: DBD Mengganas, Rumah Sakit di Banyuwangi Penuh Pasien DBD: Mayoritas Anak-Anak

Merebaknya kasus demam berdarah juga menjadi kekhawatiran bagi para guru. Karena itu, semua langkah pencegahan dilakukan oleh pihak sekolah, termasuk aktivitas rutin Jumat bersih dan PSN di lingkungan sekolah.

Siswa juga diimbau menggunakan lotion antinyamuk sebelum berangkat ke sekolah. Begitu sampai ke sekolah, anak-anak sudah terproteksi dari gigitan nyamuk.

Guru juga melakukan pencegahan dengan menyemprot spray antinyamuk. ”Guru-guru di setiap kelas juga kami minta untuk mengingatkan siswa agar menjaga kebersihan,” kata Dwi.

Plt Kepala SDN Kepatihan Suliantari menambahkan, sudah ada imbauan dari puskesmas kepada sekolah untuk melakukan PSN dan pencegahan agar siswa tidak terkena DBD.


Page 2

Sekolah tinggal menerapkan agar lingkungan tetap bersih dari sarang nyamuk. ”Petugas kebersihan di sekolah juga kami minta melakukan pembersihan secara rutin. Apalagi, sekarang sering turun hujan jadi banyak genangan air,” imbuhnya.

Kepala Korwilkersatdik Banyuwangi Janoto mengimbau kepada kepala sekolah untuk memperhatikan PSN di masing-masing sekolah.

Melihat tingginya angka DBD, sekolah juga berpotensi ikut menjadi tempat penyebaran virus dengue.

”Kami ingatkan seluruh kepala sekolah untuk melakukan pembersihan sarang nyamuk di sekolah. Saat ini belum ada laporan siswa SD yang terkena DBD, namun kami terus ingatkan kepala sekolah untuk melakukan pencegahan,” tegas Janoto.

Baca Juga: DBD Mengganas, Sepanjang Januari hingga April Tembus 1.025 Kasus: Sudah Renggut Empat Nyawa

Seperti diketahui, kasus infeksi virus dengue mengalami lonjakan dalam beberapa pekan ini. Kecamatan Srono menempati ranking pertama kasus penyebaran DBD dengan jumlah 21 penderita.

Disusul Kecamatan Muncar dengan 20 penderita dan  1 orang meninggal. Selanjutnya, di Rogojampi tercatat ada 9 penderita, Tegaldlimo 12 penderita, Blimbingsari 11, Bangorejo 15 dan 1 orang meninggal, Sempu 17, Gambiran 6 dan 1 orang meninggal, serta Banyuwangi 4 penderita. (fre/aif/c1)


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Peningkatan kasus infeksi virus dengue menjadi perhatian serius di lingkungan sekolah.

Sejak bulan Januari 2024 hingga Rabu lalu (24/4) tercatat ada 1.109 temuan kasus infeksi virus dengue. Dari angka tersebut, kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 194.

Saat ini sejumlah rumah sakit di Banyuwangi banyak menerima pasien DBD dari kalangan anak-anak. Tingginya pasien DBD menjadi perhatian serius kalangan pendidikan.

Untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti, sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) melakukan langkah antisipatif.

Seperti yang dilakukan SDN Kepatihan Kamis (25/4). Begitu masuk kelas, siswa diberi lotion antinyamuk agar tak menjadi sasaran DBD.

dbdBaca Juga: Sebaran Kasus DBD di Banyuwangi, Kecamatan Muncar Paling Tinggi: Camat Gercep Lakukan Ini

Sebelum diberi lotion, siswa lebih dulu diberi materi tentang gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), terutama yang ada di lingkungan sekolah.

Selanjutnya, siswa diminta membalurkan lotion antinyamuk ke tangan dan kaki sebelum pembelajaran dimulai.

Tak lupa, guru kelas juga menyemprotkan spray antinyamuk di beberapa sudut kelas yang selama ini dianggap menjadi sarang nyamuk.

”Siswa kami minta membersihkan loker dan mencari beberapa tempat penampungan air di dekat sekolah. Langkah ini untuk mengantisipasi demam berdarah,” ujar guru kelas VI SDN Kepatihan Dwi Karuniawati.

Baca Juga: DBD Mengganas, Rumah Sakit di Banyuwangi Penuh Pasien DBD: Mayoritas Anak-Anak

Merebaknya kasus demam berdarah juga menjadi kekhawatiran bagi para guru. Karena itu, semua langkah pencegahan dilakukan oleh pihak sekolah, termasuk aktivitas rutin Jumat bersih dan PSN di lingkungan sekolah.

Siswa juga diimbau menggunakan lotion antinyamuk sebelum berangkat ke sekolah. Begitu sampai ke sekolah, anak-anak sudah terproteksi dari gigitan nyamuk.

Guru juga melakukan pencegahan dengan menyemprot spray antinyamuk. ”Guru-guru di setiap kelas juga kami minta untuk mengingatkan siswa agar menjaga kebersihan,” kata Dwi.

Plt Kepala SDN Kepatihan Suliantari menambahkan, sudah ada imbauan dari puskesmas kepada sekolah untuk melakukan PSN dan pencegahan agar siswa tidak terkena DBD.