RADAR BANYUWANGI – Perjalanan Persewangi dalam mengarungi kompetisi di masa lalu sangat klasik.
Tim berjuluk Laskar Blambangan selalu kesulitan dalam menggalang dukungan dana.
Julukan sebagai tim roller coaster pun melekat pada diri Persewangi Banyuwangi. Naik turun kasta seolah sudah menjadi pemandangan lumrah.
Tengok saja bagaimana heroiknya Laskar Blambangan dalam final Divisi II musim 2007/2008. Meski kalah di final, Persewangi memastikan diri melenggang ke Divisi I.
Baca Juga: 10 Fakta Unik Persewangi Banyuwangi Usai Jadi Kampiun Liga 4 Jatim
Apesnya musim 2008/2009, pemerintah melarang penggunaan APBD untuk sepak bola. Persewangi pun dibuat seperti kehilangan tenaga.
Pemain pun banyak kabur ke luar Banyuwangi. Praktis Persewangi hanya diperkuat skuad junior.
Meski menyandang status juara nasional, skuad junior tidak bisa berkata banyak di pentas Divisi I. Akhirnya Persewangi kembali degradasi ke Divisi II.
Nasib tidak kalah apes datang di musim perdananya usai promosi ke Divisi Utama.
Baca Juga: Pemain Persewangi Disambut Bak Pahlawan, Dikirap dari Kalibaru Menuju Base Camp AIL Naik Jeep Terbuka
PSSI yang dilanda dualisme, membuat Persewangi tampil di Divisi Utama versi LPIS.
Sebagai kasta profesional, Laskar Blambangan pun menggunakan tenaga pemain asing saat itu.
Ada tiga pemain asing yang digunakan seperti Jin Jun, Victor da Silva, hingga Moukwele Ebanga.
Prestasi yang diharapkan pun masih jauh dari kata memuaskan. Persewangi malah dipusingkan oleh masalah dapurnya.
Page 2
Page 3
RADAR BANYUWANGI – Perjalanan Persewangi dalam mengarungi kompetisi di masa lalu sangat klasik.
Tim berjuluk Laskar Blambangan selalu kesulitan dalam menggalang dukungan dana.
Julukan sebagai tim roller coaster pun melekat pada diri Persewangi Banyuwangi. Naik turun kasta seolah sudah menjadi pemandangan lumrah.
Tengok saja bagaimana heroiknya Laskar Blambangan dalam final Divisi II musim 2007/2008. Meski kalah di final, Persewangi memastikan diri melenggang ke Divisi I.
Baca Juga: 10 Fakta Unik Persewangi Banyuwangi Usai Jadi Kampiun Liga 4 Jatim
Apesnya musim 2008/2009, pemerintah melarang penggunaan APBD untuk sepak bola. Persewangi pun dibuat seperti kehilangan tenaga.
Pemain pun banyak kabur ke luar Banyuwangi. Praktis Persewangi hanya diperkuat skuad junior.
Meski menyandang status juara nasional, skuad junior tidak bisa berkata banyak di pentas Divisi I. Akhirnya Persewangi kembali degradasi ke Divisi II.
Nasib tidak kalah apes datang di musim perdananya usai promosi ke Divisi Utama.
Baca Juga: Pemain Persewangi Disambut Bak Pahlawan, Dikirap dari Kalibaru Menuju Base Camp AIL Naik Jeep Terbuka
PSSI yang dilanda dualisme, membuat Persewangi tampil di Divisi Utama versi LPIS.
Sebagai kasta profesional, Laskar Blambangan pun menggunakan tenaga pemain asing saat itu.
Ada tiga pemain asing yang digunakan seperti Jin Jun, Victor da Silva, hingga Moukwele Ebanga.
Prestasi yang diharapkan pun masih jauh dari kata memuaskan. Persewangi malah dipusingkan oleh masalah dapurnya.