Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Empat Kepala Daerah Serbu Banyuwangi

Foto: banyuwangikab
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: banyuwangikab

BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi kembali menerima tamu empat kepala daerah lintas pulau. Bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mereka saling berbagi pengalaman mengembangkan daerahnya.

Dilansir dari banyuwangikab, ke empat bupati tersebut adalah Bupati Tapanuli Selatan Sumatera Selatan, Syahrul M Pasaribu; Bupati Manggarai NTT, Deno Kamelus; Bupati Enrekang Sulawesi Selatan, Muslimin Bando; dan Bupati Konawe Kepulauan Sulawesi Tenggara, Amrullah.

Saat menemui mereka, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku sangat gembira dan ini dianggap sebagai kesempatan pihaknya untuk saling tukar ilmu dan program pembangunan untuk pengembangan daerah.

Selama di Banyuwangi, Bupati Anas mengajak mereka berkeliling menyaksikan sejumlah atraksi seni budaya rangkaian Banyuwangi Festival. Mulai dari Festival Lembah Ijen, Fish Market Festival, hingga tradisi Kebo-keboan Alasmalang.

“Kami sengaja menunjukkan baik peran swasta maupun desa yang sama-sama bergerak memajukan daerah lewat atraksi wisata,” ujar Bupati Anas, Senin (16/9/2019).

“Bahwa dalam membangun daerah, pemerintah perlu hadir sebagai pendorong untuk kemudian berkolaborasi bareng dengan masyarakat maupun pihak swasta untuk mengembangkan daerah,” imbuhnya.

Bupati Anas lalu mencontohkan Festival Lembah Ijen yang digarap oleh founder Jiwa Jawa Resort juga tradisi Kebo-keboan yang langsung ditangani oleh warga Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.

Apa yang dilakukan Banyuwangi untuk menarik wisatawan dengan berbagai atraksi seni budaya mendapat apresiasi dari Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu.

Dia mengaku terkesan dengan pertunjukan Meras Gandrung dalam Festival Lembah Ijen yang digelar akhir pekan, 14 September lalu.

“Pertunjukan Meras Gandrung ini bisa jadi sumber inspirasi bagi kami, bagaimana melestarikan budaya lokal dan mengembangkan ekonomi rakyat,” kata Bupati Syahrul.

“Lewat atraksi semacam ini, orang semakin kenal dengan kebudayaan lokal setempat,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, empat kepala daerah tersebut juga bersama-sama melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan Bupati Anas terkait kerjasama pengembangan potensi daerah.

Adapun program inovasi yang akan diadopsi antara lain mal pelayanan publik, e-kinerja, e-village budgeting, e-monitoring system, e-audit, e-planning, perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), pengembangan pariwisata, hingga Sistem Informasi Perencanaan, Penganggaran serta Pengelolaan Keuangan Daerah Terpadu (Simral).

Bupati Syahrul mengaku ingin mengetahui cara Banyuwangi mendapatkan nilai SAKIP A.

“Jauh-jauh ke Banyuwangi, kami ingin belajar banyak tentang tata kelola pemerintahan, utamanya SAKIP. Padahal, laporan keuangan kami sudah dapat opini WTP lima kali, tapi hasil SAKIP-nya belum memuaskan. Jadi kami ini berangkat dari rasa penasaan, bagaimana Banyuwangi dapat opini WTP tujuh kali dan SAKIP-nya juga A,” ujar Syahrul.

Sementara itu, Bupati Enrekang, Muslimin Bando mengatakan kunjungannya ke Banyuwagi karena tertarik dengan konsep Mal Pelayanan Publik yang telah didirikan Banyuwangi sejak 2017 lalu.

“Kami ingin membuat hal serupa di Enrekang, karena mall semacam ini terbukti sangat memudahkan warga dalam mengakses pelayanan publik,” ungkap Muslimin.

Selain mall pelayanan publik, Muslimin juga ingin belajar pengembangan pariwisata daerah.

“Perkembangan wisata Banyuwangi yang ditunjang dari beragam atraksi seni dan tradisi rakyatnya, menjadi media promosi yang ampuh untuk mendatangkan wisatawan ke Banyuwangi dan ini patut dicontoh,” pungkasnya.