
BANYUWANGI – Pentas musik angklung caruk yang sudah langka, ditampilkan di Taman Blambangan Banyuwangi Sabtu malam kemarin (9/6). Kesenian ini menampilkan dua grup musik angklung dalam satu panggung. Kedua grup tersebut adu piawai dan adu kompak dalam memainkan alat musik tradisional Banyuwangi. Berbagai lapisan elemen masyarakat membeludak untuk menyaksikan kesenian khas Banyuwangi itu.
Monitoring by journalists from Jawa Pos Radar Banyuwangi, sekeliling lapangan Taman Blambangan nyaris penuh dengan parkir kendaraan pengunjung. Konsep pergelaran angklung caruk yang ditampilkan malam itu, menggunakan fragmen khitanan. Pertunjukan fragmen tersebut diawali dengan lagu berjudul Sembur Uthik- uthic. Setelah itu ditampilkan pertunjukan fragmen khitanan ‘Sembur Uthik-uthik’ dilanjutkan dengan penampilan angklung caruk.
Head of Culture and Tourism Office (Disbudpar) Banyuwangi, Suprayogi menjelaskan, kesenian angklung caruk merupakan kesenian khas Banyuwangi. Walau sama-sama angklung, namun tidak dimiliki daerah lain. “Angklung Banyuwangi itu khas, dan tidak bisa ditiru daerah lain,” he said. Karena memiliki kekhasan tersendiri, kesenian angklung caruk itu akan terus dikem- bangkan. “Kekhasan angklung caruk banyak diminati daerah lain,” kata pejabat yang tinggal di Jl Bajang Ratu itu. (radar)