The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Banyuwangi Punya Lab Polusi Sampah Plastik Pertama di Indonesia

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

ID TEXT – Dalam rangka penanganan dan pengelolaan sampah di Banyuwangi, upaya tersebut terus mendapatkan dukungan luas. Recently, Coordinating Ministry for Maritime Affairs and Investment (Kemenkomarves) telah melakukan kolaborasi dengan Partnership for Plastics in Indonesian Society (PISCES) untuk meluncurkan pusat pencegahan polusi plastik (Living Lab) yang pertama di Banyuwangi, East Java.

Living Lab ini diinisiasi oleh Menko Marves, Luhut B. Pandjaitan, bekerja sama dengan para peneliti yang tergabung dalam program PISCES yang dipimpin oleh Profesor Susan Jobling dari Brunel University London.

Peresmian fasilitas PISCES Banyuwangi Living Lab dilakukan di Desa Pancoran, Rogojampi Kecamatan District, dan dihadiri oleh beberapa pihak, termasuk Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah dari Kemenko Marves, yaitu Rofi Alhanif, serta Tim PISCES dan Plt Kepala Dinas Lingkungan Kabupaten Banyuwangi, Dwi Handayani.

Read Also: Wow, 11 Kali Beruntun Pemkab Banyuwangi Selalu Raih Opini WTP

Asdep Rofi Alhanif menjelaskan Living Lab ini merupakan ruang yang terbuka bagi para peneliti, government, private, masyarakat dan para inovator untuk berkolaborasi dalam menggodok berbagai inisiatif dan inovasi terkait sampah plastik.

Yakni bagaimana mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, pengelolaan plastik dalam siklus penuh plastik, serta bagaimana menyusun sistem pengelolaan limbah untuk merancang rantai solusi kemitraan antara pemerintah, business, dan industri.

“Ini merupakan inovasi yang relatif baru di Indonesia, kita berharap ini sustain atau berkelanjutan. Kami mengundang akademisi, pelaku industri, community, serta masyarakat hadir kemari untuk belajar bersama, dan menyusun konsep aksi nyata guna mencari solusi terkait sampah plastik khususnya,” ujar Rofi.

Program ini merupakan kemitraan kolaboratif dan inklusif yang mempertemukan peneliti akademis dengan bisnis, industry, government, LSM, dan masyarakat sipil untuk memahami serta mengelola risiko polusi plastik.

Direktur kemitraan PISCES, Prof. Susan Jobling mendeskripsikan PISCES Living Lab Banyuwangi sebagai pusat inovasi berbasis lokasi di mana solusi inovatif diujicobakan dan dipantau secara nyata, sehingga ada keselarasan antara teori dari peneliti dan praktik lapangan.

“Apabila ini berjalan dengan baik, akan mendorong perubahan dalam mengatasi polusi plastik di sumbernya, melindungi ekosistem laut dan air tawar, meningkatkan perikanan dan pariwisata serta memperkuat ekonomi lokal, serta akan mengubah tata kelola hidup bersih dan sehat,he explained.

Meanwhile, Regent Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambut positif hadirnya Living Lab from Banyuwangi. According to him, program ini akan membantu mengakselerasi upaya penanganan sampah di Banyuwangi.

“Terima kasih kepada pemerintah pusat yang terus memberikan dukungan untuk pengelolaan persampahan di Banyuwangi. Hadirnya Living Lab beserta tim peneliti makin mengoptimalkan langkah-langkah penanganan sampah plastik yang sudah kita lakukan selama ini," said Ipuk.

source