The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Dana Kemiskinan Rp 500 T Banyak Terserap Rapat, PSI: Tak Boleh Salah Sasaran

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Jakarta

Minister of State Apparatus Empowerment and Bureaucratic Reform (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas mengungkapkan anggaran untuk pengentasan kemiskinan di kementerian dan lembaga hampir Rp 500 trillion. However, dana tersebut banyak diserap untuk studi banding dan rapat.

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Furqan AMC sangat menyayangkan hal tersebut. Menurutnya sangat disayangkan jika anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan rapat di hotel, bimbingan teknis, atau studi banding, biaya konsultan dan sebagainya.

Anggaran jaminan sosial tahun 2023 yang hampir Rp 500 triliun tersebut harus kita kawal bersama. Harus dipastikan sampai untuk orang miskin. Tidak boleh salah sasaran, apalagi ditilep birokrat dengan berbagai modus,” ujar Furqan dalam keterangannya, Monday (30/1/2023).

Because of that, dia mengajak semua pihak untuk mengawal anggaran tersebut dengan mendorong reformasi birokrasi secepatnya. “Reformasi birokrasi merupakan bagian dari pilar ketiga dari 4 Pilar Solidaritas Sosial yang dicanangkan PSI, yaitu kontrol tata kelola,” he said.

Previously, Abdullah Azwar Anas menyoroti anggaran untuk pengentasan kemiskinan di kementerian dan lembaga hampir mencapai Rp 500 trillion. But, anggaran itu terserap ke studi banding dan rapat.

“Almost Rp 500 trillion of our budget for poverty budget spread across ministries and agencies (KL), but not in line with the target Mr. President because, K/L are busy with their own affairs,” said Anas, in the Socialization of PermenPANRB No.1/2023, at Grand Sahid Raya, Central Jakarta, seperti dilansir detikFinance, Friday (27/1).

Anas menyayangkan anggaran disebut itu untuk program kemiskinan tapi terserap untuk rapat hingga studi banding. Dia menyebut studi banding itu dampaknya kurang.

“The program is poverty, but many are absorbed into poverty comparative studies. Many meetings about poverty. This I repeat again, imitating the President, and many poverty study programs and documentation so that the impact is less,” continued the former Banyuwangi Regent.

Read more on the next page.

source