Banyuwangi, Jurnalnews.com – Setelah 3 dasawarsa tak berkegiatan, momentum halal bihalal dijadikan magnet kangen tatap muka para aktivis Lingkaran Studi Ar -Rahman (LSR) untuk bertemu mengenang 30-33 tahun lalu berdiskusi dari musholla 1 ke surau lainnya atau anjangsana ke rumah anggota. Termasuk mondok atau kemah atau adakan event.
Pertemuan bersila itu berlangsung gayeng di Musholla Yayasan Tarbiyatul Islam As-syafiiyah Jalan Ikan Tombro Karangrejo Banyuwangi, Ahad 20 April 2025 dengan tuan rumah kakak beradik Isromiyah dan Nur Indah binti H. Ali Sudarji.
LSR didirikan antara lain untuk mengaji dan mengkaji. maka tiap pertemuan ada yang jadi narasumber bawa makalah untuk bahan diskusi. Juga didasari fenomena fanatik ke Ormas NU dan Muhammadiyah namun kurang greget ghirah ke Islam.
“Biarlah orangtua kita fanatik ke Ormas dan bendera atau seragam, namun anaknya mau berpikir dan hapus sekat fanatik Ormas. KH Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan gurunya sama dan bijak, maka ruh pendiri 2 Ormas terbesar itu yang dibangun itu dengan semangat Islam Rahmatan lil alamiin, ” tutur konseptor LSR Aguk Wahyu Nuryadi. LSR ini juga mewarnai Remas Masjid Agung Baiturrahman kala itu merangkul kader IPNU/IPPNU, PMII, IRM/IMM Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah, Guru Al Khairiyah,Pemuda Al Irsyad, Tabligh, dan aktivis dakwah maupun OSIS sie kerohanian Islam. LSR juga jadi embrio terbentuknya Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) yang membina TPA-TPQ yang adakan rutin Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI).
Diskusi yang dipandu Ketua Panitia, Dani Oktavian, diawali Ketua pertama Yulianto, S. Pd. yang cerita proses terbentuknya LSR yang terinspirasi pemikiran pembina KH. Thoha Muntaha Manan pengasuh Ponpes Minhajut Thulab Krikilan Glenmore.
“Beliau punya pemikiran di luar nalar tapi logis yang banyak jadi panutan, ” ungkap guru SMPN 2 Gambiran yang bawa istri yang jodohnya ketemu di kegiatan LSR.
Sedang Salim Thahir, S.Pd yang kini pengurus FKUB dari unsur PC Al Irsyad cerita dinamika kala hadapi aparat seperti Kantor Sospol kala event karena dianggap OTB. Dan kegiatan vakum karena era reformasi yang banyak lembaga termasuk partai.
Kepala SMK Gajah Mada yang juga Ketua PERGUNU yang jadi Ketua LSR usai wisuda IAIN Sunan Ampel usai pimpin tahlil dan doa buat sejawat yang telah mendahului hadap ke haribaan Illahi Robbi, H. Widjanarko, untuk lebih memperluas keanggotan menjadikan KH Ma’shum Syafi’i Penasehat Yayasan Masjid Agung Baiturrahman dan Ust Drs. Munawar Qomari Takmir Masjid KH Ahmad Dahlan dan Musholla Mujahidin TMP yang sempat jadi posko LSR menjadi Pembina dampingi KH Thoha Muntoha Mannan.
Sementara itu aktivis pecinta alam Didik Indrayanto dan Guru SMA Darussholah Singojuruh diperkuat Amaliyah anggota Iksass sepakat LSR untuk hidup lagi karena jaman memanggil kita seperti kala masih bujangan dan isi masa lansia dengan aktivitas yang bermanfaat.
“Maka bulan depan di tempat HM Shodiqin guru SMKN Kalipuro kita rembug tunjuk koordinator dan bendahara yang kelola donasi untuk konsumsi dan berbagi, ” tutur relawan Palestina dari Yayasan Nurul Hayat Nur Indah. (Aguk/YC/JN)