The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Pilgrims Pray for Relatives from Behind the Walls

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

CLURING, Jawa Pos Radar Tile – Bagi sebagian besar umat Islam, setiap mendekati Ramadan menyambangi dan mengirim doa di makam orang tua, brother, dan leluhurnya. Generally, doa itu dilakukan di dekat kuburannya. But, ini beda di pemakaman umum Dusun Trembelang, Cluring Village/District.

Sejumlah warga tidak bisa menemukan makam keluarganya karena telah ditindih oleh yang lainnya. Besides that, juga ada yang sudah lupa makamnya. Tanpa menghilangkan tradisi ziarah, mereka menyiasati dengan meletakkan bunga dan doa di dekat tembok makam.

Dengan khusyuk, mereka menyampaikan doa-doa dari balik tembok makam. That said, kondisi seperti itu telah dijalankan sejak bertahun-tahun lamanya. “Saya tidak menemukan makam leluhur,” terang Fandi van Basten, 24, Trembilang Hamlet residents, Cluring Village.

Fandi mengaku ada empat makam leluhurnya yang sudah tidak ditemukan lagi lantaran tempatnya dipakai untuk makam baru. “Makamnya sudah tidak ada, jadi kirim doanya disini (dekat tembok makam),” ujarnya pada Rabu (22/3).

Fandi mengaku bersama sang ibu rutin melakukan ziarah ke makam keluarga yang sudah meninggal. Beberapa tahun terakhir, melakukan doa dari balik tembok. According to him, yang terpenting itu niatnya. “Sudah turun-temurun, lagian saya ini sudah generasi kesekian. Jadi maklum kalau makam leluhur diganti oleh yang lain," he said.

Di TPU Dusun Trembelang, Desa Cluring itu, terlihat puluhan bunga tabur banyak terlihat di balik tembok makam. Bunga itu menjadi tanda jika ziarah makam dari balik tembok masih dilakukan peziarah. Mereka berdoa dari balik tembok setinggi 2 that meter. “Yang terpenting bisa meneruskan tradisi jelang Ramadan. Meski makam leluhur sudah tidak ada,” kata Khoirul Anwar, 39, local people.(gas/abi)

source