Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

KSP Jokowi Kunjungi Keluarga PMI di Wonosobo

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SRONO, Jawa Pos Radar Genteng – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Yohanes Joko berkunjung ke Banyuwangi, Rabu (7/6). Kunjungannya itu untuk menemui keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Wonosobo, Kecamatan Srono yang mengalami penyiksaan di Myanmar.

Sebelum menemui keluarga korban, utusan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi Koordinator Migran Care Banyuwangi Edi Sujiman, datang ke kantor Desa Wonosobo untuk minta keterangan dari pemerintah desa terkait korban. “KSP ingin tahu seperti apa alurnya, kejadian mulai awal berangkat sampai di sana (Myanmar) itu bagaimana,” ujar Koordinator Migran Care Banyuwangi Edi Sujiman, Kamis (8/6).

Usai dari kantor desa, Yohanes dengan didampingi Kades Wonosobo Imam Muslim dan Koordinator Migran Care Banyuwangi Edi Sujiman mengunjungi rumah keluarga korban. “Informasi yang kami terima, para PMI sudah ada di penampungan (shelter) Thailand. Mereka sudah aman, berhasil dievakuasi oleh pemerintah pusat dari Myanmar ke Thailand,” ungkapnya.

Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangko, jelas dia, sudah bergerak. Pihak KSP meminta untuk menghormati proses hukum yang ada di sana. “Kami meminta semua pihak untuk menghormati proses di Thailand itu,” terang Edi menirukan pernyataan Yohanes Joko.

Sekretaris Desa (Sekdes) Wonosobo, Rudi Siliworo Putro mengaku bersyukur atas perhatian pemerintah pusat yang sudah diberikan kepada warganya itu. “Kami ucapkan terima kasih kepada Pak Presiden Jokowi, dan seluruh pihak yang turut membantu warga kami. Semoga menjadi amal kebaikan bersama,” pungkasnya.

Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, kasus kekerasan fisik yang menimpa pekerja migran Indonesia (PMI) asal Banyuwangi semakin bertambah. Dua pekerja migran asal Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, mengalami kekerasan di perbatasan Myanmar dan Thailand.

Keduanya yakni M Nur Ilyas (Ilyas) dan Ahmad Sugiantoro (A’an). Pria yang masih berusia 20 tahun itu mengaku ditipu oleh agensi dan mendapatkan perlakuan tidak manusiawi di perbatasan Myanmar dan Thailand. “Benar, keduanya warga kami,” cetus Sekdes Rudi, Rabu (24/5).(gas/abi)

source